Tambang Emas Menggamat Ditutup
Lokasi tambang emas tradisional di Gampong Simpang Dua, Kemukiman Menggamat, Kecamatan Kluet Tengah, Aceh Selatan, ditutup
TAPAKTUAN - Lokasi tambang emas tradisional di Gampong Simpang Dua, Kemukiman Menggamat, Kecamatan Kluet Tengah, Aceh Selatan, ditutup. Penutupan tersebut dilakukan setelah salah satu lubang di kawasan tambang itu ambruk dan menimbun delapan pekerja pada Minggu (14/3/2021) dini hari sekitar Pukul 02.00 WIB.
"Setelah kejadian, lokasi tambang emas tradisional itu langsung ditutup. Sementara korban yang selamat, setelah mendapat perawatan di Puskesmas Kluet Tengah, mereka dibawa pulang ke gampong masing-masing," ujar Camat Kluet Tengah, Mukhlis Anwar SPi, saat dikonfirmasi Serambi, Rabu (17/3/2021).
Pada kesempatan itu, Mukhlis menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada dokter dan perawat di Puskesmas Kluet Tengah yang dengan sigap memberi bantuan dan pertolongan kepada pekerja yang tertimbun di lubang galian emas tradisional tersebut. "Alhamdulillah, semua korban pada malam kejadian itu bisa terlayani dengan baik," ungkap Camat seraya menyatakan sebagian besar dari pekerja yang tertimbun itu berasal dari luar Kecamatan Kluet Tengah.
Harus ditertibkan
Terkait peristiwa tersebut, Ketua Komisi II DPRA, Irfannusir Rasman, meminta pemerintah segera menertibkan semua lokasi tambang yang dikelola masyarakat secara tradisional. "Bila perlu dibuat regulasi untuk tambang rakyat, sehingga pemerintah bisa mengawasi tambang- tambang tradisional tersebut secara berkala. Jika pengelolaannya membayakan keselamatan jiwa dan mencemari lingkungan, tentu pemerintah bisa menertibkannya. Jika tidak ada regulasi khusus, pemerintah jadi serba salah. Kalau distop, masyarakat butuh pekerjaan dan jika dibiarkan dikelola secara tidak beraturan, pasti akan membahayakan keselamatan pekerja," jelas Irfannusir kepada Serambi, Rabu (17/3/2021).
Menurutnya, Kemukiman Manggamat, Kecamatan Kluet Tengah, merupakan satu dari beberapa lokasi tambang emas di Aceh Selatan, yang dikelola secara tradisional oleh masyarakat. "Kepada masyarakat pengelola tambang, kita berharap tetap mengutamakan keselamatan. Walaupun selama pandemi ini kita semua mengalami krisis ekonomi, bukan berarti kita abai terhadap keselamatan jiwa," ungkapnya.
Apalagi, tambah Irfannusir, mengelola tambang secara tradisional ini merupakan pekerjaan yang setiap saat bisa mengancam jiwa penambangnya. Sebab, lokasi tambang itu rawan ambruk atau longsor dan penggunaan bahan kimia bisa berakibat buruk terhadap kesehatan penambang itu sendiri.
"Komisi II DPRA bersama SKPA terkait dan unsur Forkopimda Aceh, rencananya akan membuat tim terpadu. Tim itu nantinya akan mengawasi semua tambang--baik yang legal tapi tidak ada kontribusi untuk daerah maupun yang ilegal--yang ada di seluruh Aceh," pungkas Irfannusir yang juga Ketua Partai Amanat Nasional (PAN) Aceh Selatan.
Seperti diberitakan kemarin, tambang emas tradisional di Gampong Simpang Dua, Kemukiman Menggamat, Kecamatan Kluet Tengah, Aceh Selatan, ambruk. Kecelakaan terjadi pada Minggu (14/3/2021) dini hari sekitar pukul 02.00 WIB, namu baru menyebar luas di masyarakat pada Senin (15/3/2021) malam. Eksesnya, lima penambang tertimbun di lubang galian dan tiga orang lainnya yang ssat itu berada di mulu lubang tersebut berhasil menyelamatkan diri.
Dari lima orang yang tertimbun longsor, dua di antaranya meninggal dunia. Mereka adalah Alkindi Nur (47), warga Pulo Kambing, Kecamatan Kluet Utara, dan Muswardi (27) warga Teupin Gajah, Kecamatan Pasie Raja. Adapun tiga korban luka berat yaitu Razali (36), warga Gampong Ie Mirah, dan Al Hafid Danil Ulia Rafi (21), warga Gampong Baro, Kecamatan Pasie Raja, keduanya mengalami luka robek di kepala, serta Satriwan, warga Silolo, kecamatan yang sama mengalami luka di tangan dan tidak sadarkan diri.
Pemkab Aceh Selatan hingga saat ini belum mengambil sikap terhadap kelanjutan operasional lokasi tambang emas tradisional di Gampong Simpang Dua, Kemukiman Menggamat, Kecamatan Kluet Tengah, yang sudah menelan korban jiwa. Apakah nanti penambangan di lokasi itu akan dihentikan total atau ada solusi lain, Pemkab setempat masih menunggu tim dari provinsi.
Tim dari provinsi dikabarkan segera turun ke Aceh Selatan untuk meninjau lokasi tambang yang ambruk pada Minggu (14/3/2021) dini hari sekitar pukul 02.00 WIB hingga menyebabkan dua pekerja meninggal dunia dan tiga lainnya luka berat. "Hingga saat ini, Pemkab belum bersikap. Kita masih menunggu tim dari provinsi," ujar Sekda Aceh Selatan, H Nasjuddin SH MM, ketika dikonfirmasi Serambi, Rabu (17/3/2021) tadi malam.
Tim yang akan turun tersebut, menurut Sekda, terdiri atas pejabat Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Aceh, anggota DPRA, dan perwakilan instansi terkait lainnya. "Tim tersebut nanti akan didampingi oleh unsur Forkopimda. Jadi, keputusan apakah lokasi tambang itu ditutup total atau ada solusi lain, baru kita ketahui setelah tim tersebut turun ke sini dan meninjau lokasi," jelas Sekda singkat. (tz)