650 Keuchik Telantar di Kualanamu, Saat Akan Berangkat Bimtek ke Lombok
Ratusan keuchik (kepala desa) dan badan permusyawaratan kute (BPK) di Kabupaten Aceh Tenggara (Agara) telantar di Bandara Internasional Kualanamu
* Setiap Desa Setor Rp 30 Juta
KUTACANE - Ratusan keuchik (kepala desa) dan badan permusyawaratan kute (BPK) di Kabupaten Aceh Tenggara (Agara) telantar di Bandara Internasional Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara, Senin (22/3/2021). Para keuchik dan BPK itu rencananya akan berangkat ke Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk mengikuti kegiatan pelatihan bimbingan dan teknis (Bimtek).
Informasi yang diperoleh Serambi dari Ketua Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) Agara, Nawi Sekedang, total jumlah keuchik dan BPK yang akan berangkat ke Lombok mencapai 650 orang. “Mereka harusnya sudah berangkat hari ini (kemarin) ke Lombok. Tetapi tadi kami dapat informasi para peserta belum berangkat,” katanya, Senin (22/3/2021).
Berdasarkan jadwal keberangkatan yang dia peroleh, mengingat banyaknya keuchik dan perangkat desa yang ikut, maka rombongan dibagi dalam lima kali penerbangan. Rombongan pertama berangkat pukul 05.00 WIB pagi sebanyak 140 orang yang dikoordinir Ilham.
Berikutnya rombongan kedua dan ketiga berangkat pukul 07.30 WIB, masing-masing sebanyak 120 orang, yang dikoordinir oleh Suharto dan Adimin. Kemudian rombongan keempat pukul 13.00 WIB sebanyak 140 peserta yang dikoordinir Haerul, dan rombongan kelima pukul 14.00 WIB sebanyak 140 peserta yang dikoordinir Rasidun SKD.
“Karena batal berangkat, para peserta menjadi telantar di Bandara Kualanamu. Saya merasa kecewa para peserta sampai telantar. Ini memalukan," pungkas Nawi Sekedang.
Dia mengungkapkan, kegiatan bimtek ke Lombok itu diikuti sebanyak 325 desa dari 16 kecamatan di Agara, dimana jumlah peserta dari setiap desa sebanyak dua orang. Untuk keperluan bimtek ini, setiap desa menyetorkan anggaran sebesar Rp 30 juta.
Tujuan kegiatan ini adalah untuk belajar mengembangkan objek wisata di masing-masing desa sehingga diharapkan bisa menambah pemasukan bagi desa dalam upaya meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat.
Tak ada pesawat
Salah seorang peserta yang ikut rombongan ke Lombok, saat dihubungi Serambi kemarin mengatakan, mereka batal berangkat karena tidak ada lagi pesawat. “Karena banyak peserta yang hendak berangkat ke Lombok, jadi pesawat tidak muat jika berangkat sekaligus, makanya kami dijadwalkan akan terbang ke Lombok pada hari Selasa, (23/3/2021)," tuturnya.
Hal senada juga disampaikan Ketua Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) Kecamatan Babussalam, Rasidun. Dia mengatakan, saat ini para keuchik dan perangkat desa itu sedang menunggu pemrosesan tiket pesawat agar bisa berangkat ke Lombok.
“Awalnya informasi yang kita dapat tiket sudah dibooking, namun ternyata belum, sehingga ratusan kepala desa dan ketua BPK tidak bisa berangkat ke Lombok,” ucap Wakil Ketua Apdesi Aceh Tenggara ini.
Dirinya mengaku hanya bertugas mengurus peserta sampai di Bandara Kualanamu, sedangkan keberangkatan ditangani oleh tim lain. Namun karena mereka batal berangkat, dirinya terpaksa ikut membantu untuk proses keberangkatan peserta ke Lombok.
Saat ini, sambil menuggu pemrosesan tiket pesawat, para peserta sudah kembali menginap di hotel dan untuk biaya hotel dan makan selama di Medan akan dibicarakan kembali dengan pihak panitia.
“Kami di Apdesi Agara hanya sebagai perantara, bukan sebagai pihak panitia, karena panitia dari Jakarta,” ungkapnya. “Anggaran Rp 30 juta per desa (untuk bimtek) juga ditransfer langsung oleh desa ke pihak ketiga (penyelenggara),” imbuh Rasidun.