Luar Negeri

Facebook Ungkap Muslim Uighur yang Tinggal di Luar China Jadi Sasaran Mata-Mata

Facebook mengungkap bahwa Muslim Uygur menjadi sasaran mata-mata China, Muslim Uygur yang berada di luar China.

Penulis: Syamsul Azman | Editor: Safriadi Syahbuddin
AFP/File
Seorang remaja laki-laki memakai topeng dengan air mata darah dalam protes terhadap China atas perlakuan buruk ke Muslim Uighur di Brussels, Belgia pada Mei 2020. 

SERAMBINEWS.COM - Facebook mengungkap bahwa Muslim Uyghur atau Uighur menjadi sasaran mata-mata China.

Muslim Uighur yang berada di luar China tetap dalam pantauan negara tersebut.

Melansir dari Anadolu Agency, Jumat (26/3/2021) Facebook mengatakan penyelidikan terhadap ancaman dunia dan spionase telah menemukan sekelompok peretas China menargetkan Muslim Uighur yang menetap di luar negeri.

"Kami membagikan informasi tindakan yang kami lakukan terhadap sekelompok peretas di China yang dikenal sebagai Earth Empusa atau Mata Jahat.

"Kami menganggu kemampuan mereka menyalahgunakan platform kami, mendistribusikan malware dan meretas akun orang lain di internet," jelas pihak Facebook.

Mereka yang menjadi sasaran mata-mata China yakni aktivis, jurnalis dan warga yang dianggap membangkang.

Penyelidikan Facebook menemukan, sebagian besar Muslim Uyghur berasal dari provinsi Xinjiang China yang tinggal di luar negeri di Turki, Kazakhstan, AS, Suriah, Australia, Kanada, dan negara lain menjadi sasaran.

Baca juga: Iskandar Ali Ajak Masyarakat Berpartisipasi Perangi Narkoba

Wilayah Xinjiang adalah rumah bagi sekitar 10 juta orang Uighur.

Kelompok Muslim Turki telah membentuk sekitar 45% dari populasi Xinjiang.

Sejak lama menduga otoritas China melakukan diskriminasi budaya, agama, dan ekonomi pada mereka.

"Hingga 1 juta orang, atau sekitar 7% dari populasi Muslim di Xinjiang telah ditahan dalam jaringan kamp pendidikan ulang politik," menurut pejabat AS dan pakar PBB.

AS dan UE menjatuhkan sanksi kepada pejabat China atas masalah tersebut, dan China dengan cepat membalas.

Beijing membantah klaim penindasan, menuduh negara Barat menggunakan masalah Uighur sebagai alat untuk melawan pengaruh China yang meningkat.

Baca juga: Sidang Offline HRS, Kuasa Hukum dan Polisi Saling Dorong saat Bus yang Bawa HRS Masuk ke Pengadilan

Operasi dengan sumber daya yang baik dan persisten

"Kelompok ini menggunakan berbagai taktik spionase dunia maya untuk mengidentifikasi targetnya dan menginfeksi perangkat mereka dengan malware untuk memungkinkan pengawasan," kata pernyataan Facebook.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved