Internasional
Humor Jadi Program Warga Arab Saudi Atasi Pembatasan Covid-19
Satu tahun setelah kasus pertama Covid-19 melanda pantai Arab Saudi, warga perlahan-lahan menyesuaikan diri dengan norma baru.
“Itu adalah saat yang menakutkan, mungkin salah satu yang terburuk dalam hidup saya,” katanya.
"Kami mendengar tentang semua kematian ini, semua kemungkinan efek jangka panjang Covid-19, dan setiap anggota rumah tangga yang beranggotakan enam orang terinfeksi," tambahnya.
Al-Nafjan mengatakan mereka bisa melewati cobaan itu dengan saling mendukung.
Salah satu cara mereka berkumpul adalah melalui serangkaian permainan dan tantangan yang terinspirasi dari konten viral di media sosial.
Baca juga: Kasus Virus Corona Arab Saudi Mulai Meningkat, Tercatat 466 Korban Baru Covid-19
"Saya ingat pernah melihat seseorang di TikTok memposting video dirinya makan makanan yang berbau tajam atau menyengat, tidak bisa merasakan atau mencium karena virus Corona," katanya.
“Itu menginspirasi saya untuk mencobanya pada keluarga saya sendiri," tambahnya.
"Kami mengadakan kontes untuk melihat siapa yang bisa menemukan hal terburuk untuk dimakan, dengan poin seberapa menjijikkan kami menemukan ide tersebut," ungkapnya.
Keluarga tersebut dengan penuh semangat menerima tantangan tersebut, dan sekarang, hampir setahun kemudian, mereka dapat menonton video bersama dan menemukan humor dalam situasi tersebut.
“Melihat adikku menggigit bawang mentah tanpa mengernyit, atau adikku mengunyah siung bawang putih mentah, atau ayahku makan sesendok mayones langsung dari toples, hal semacam itu mustahil untuk tidak ditertawakan sekarang,” kata Al-Nafjan.
Naif Alomran, yang bekerja di bagian administrasi rumah sakit, harus mengisolasi dirinya dari keluarganya selama beberapa bulan pertama pandemi.
"Ketika kurang mengetahui” tentang bagaimana virus dapat menyebar," ungkapnya.
“Itu sangat sulit karena saya sangat dekat dengan keluarga, khususnya ibu dan adik perempuan saya,” katanya.
"Tidak bangun dan sarapan bersama mereka, mencium dahi ibuku sebelum aku pergi kerja, itu memberatkanku setiap hari," tambahnya.
Diturunkan ke ruang tamu rumah dan dipaksa masuk dan keluar dari pintu terpisah, Alomran mengatakan dia merasa seperti orang buangan yang dibuang.
Kemudian dia menemukan solusi yang menurutnya membantunya mempertahankan kewarasannya.