Puting Beliung
Masuki Musim Pancaroba, Puting Beliung Ancam Wilayah Pesisir Timur Aceh, Ini Penjelasan BMKG
Pada musim pancaroba biasanya selalu diikuti dengan berbagai potensi bencana hidometeorologi di antaranya hujan lebat, petir dan angin kencang, bahkan
Penulis: Saiful Bahri | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Saiful Bahri I Lhokseumawe
SERAMBINEWS.COM, LHOKSEUMAWE - Angin puting beliung pada Minggu (28/3/2021) sore terjadi di Gampong Geulanggang, Kecamatan Peusangan Selatan, Bireuen menyebabkan sejumlah bangunan rusak.
Sesuai data yang diirilis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Malikussaleh Aceh Utara, ke depan ancaman potensi puting beliung masih akan terjadi di wilayah pesisir timur Aceh.
Kepala Stasiun Meteorologi Malikussaleh Aceh Utara, Siswanto, Senin (29/3/2021), menjelaskan, memasuki Maret 2021, di sebagian besar wilayah Pesisir Timur Aceh berdasarkan data Klimatologi telah memasuki musim peralihan (pancaroba).
Pada musim pancaroba biasanya selalu diikuti dengan berbagai potensi bencana hidometeorologi di antaranya hujan lebat, petir dan angin kencang, bahkan angin puting beliung.
• Caleg di India Janji Bangun Gunung Es agar Penduduk tak Kepanasan
• Nenek Nurma Terseret Arus Krueng Pudeng belum Ditemukan, BPBD Aceh Besar Sisir Sepanjang Sungai
Ditambah lagi hasil pengamatan terkini, adanya fenomena squalline.
Fenomena ini sangat berbahaya karena terdiri atas barisan awan cumulonimbus yang memanjang beberapa puluh kilometer hingga ratusan kilometer.
Sehingga memang dapat mengakibatkan cuaca ekstrem seperti hujan deras, angin kencang, badai guntur, puting beliung, waterspout, dan hujan es.
Di Selat Malaka, fenomena squalline (disebut juga Sumatera Squall) ini aktif dari Maret hingga November setiap tahun.
Berdasarkan data tahun-tahun sebelumnya, di wilayah pesisir timur Aceh, memang terjadi fenomena puting beliung hingga waterspout, yakni saat memasuki Maret hingga Agustus. Terutama Juni dan Juli.
"Intinya, untuk saat ini masih berpotensi terjadi puting beliung untuk wilayah pesisir timur Aceh," paparnya.
Dijelaskan juga, angin puting beliung adalah angin yang berputar dengan kecepatan lebih dari 63 km/jam yang bergerak secara garis lurus dengan lama kejadian antara 5 - 10 menit.
Angin puting beliung sering terjadi siang hari atau sore.
Terjadinya angin puting beliung biasanya ditandai dengan suhu udara panas, terasa pengap, dan terlihat kenampakan awan hitam menggumpal dan tumbuh dalam waktu cepat yaitu jenis wan Cumulonimbus (CB).
Awan Cumulonimbus berkembang secara vertikal, berpotensi memicu pergolakan arus udara naik dan turun dengan kecepatan yang cukup tinggi.
Arus udara yang turun dengan kecepatan tinggi menghembus kepermukaan bumi secara tiba-tiba dan berjalan secara acak yang dikenal sebagai angin puting beliung.
Dipastikan, BMKG akan terus memantau setiap perubahan cuaca dan dinamika atmosfer yang akan terjadi.
"Masyarakat kami himbau untuk selalu melihat update informasi cuaca melalui portal resmi BMKG seperti WEB BMKG, Aplikasi Playstore (info.bmkg), Media Sosial (IG @bmkg_acehutara) atau bisa langsung berkomunikasi dengan Kantor BMKG terdekat," harapnya.(*)