Bingung Tak Ada Biaya Hidupi Tiga Anaknya, Janda Muda Nekat Jual Sabu dengan Layanan Plus-plus

Para bandar sabu-sabu selain memanfaatkan jaringan perempuan, mereka juga menggunakan pancingan agar si pengedar bisa memberikan layanan plus-plus.

Editor: Amirullah
Foto Humas Polres Langsa
ILUSTRASI SABU-SABU - Empat paket BB sabu yang disita dari tersangka SA, nelayan Gampong Serambi Indah. 

"Kami mengamankan barang 0,5 gram atau senilai Rp 700 ribu, dari si perempuan itu. Barang itu disembunyikan di tas kecil, yang dicangklongnya. Sepertinya, ia mau transaksi namun keburu kami endus," kata AKBP Leonard M Sinambela, Kapolres Blitar.

Menurutnya, penangkapan janda muda ini berawal dari petugas mengembangkan kasus sebelumnya.

Yakni, sebelumnya petugas mengamankan seseorang dan mengaku mendapatkan barang dari NL. Akhirnya, petugas mencari siapa NL itu.

Setelah diketahui identitasnya, akhirnya petugas mencarinya. Namun ia jarang di rumah karena lebih sering berada di Tulungagung.

Baca juga: Kisruh Partai Demokrat, Kubu Moeldoko Minta SBY Bikin Partai Baru, Kamhar: Selalu Buat Sensasi

Sebab, ia bekerja di sebuah warung kopi sehingga jarang pulang.

Entah kenapa, ia sampai terjerus dengan menyambi berjualan sabu-sabu, itu yang masih dikembangkan petugas

"Kami masih mengembangkan siapa jaringan atau pemasoknya. Sebab, ia tak mungkin main sendiri, namun jadi jaringan pengedar," ungkapnya.

Namun, menurut pengakuannya, ia mengaku nekat jadi penjual SS karena kepepet, sebagai single parent, dengan menghidupi tiga anaknya. Makanya, ia sampai terjerumus seperti itu.

Bahkan, ia juga tak menampik tudingan kalau dirinya bisa dipakai saat menjual sabu-sabu, Yang pentingnya, si pria hidung belang itu mau beli sabu-sabu, ia siap memberikan bonus.

Yang penting, harga yang dimintanya itu disepakati oleh si pria hidung belang itu.

"Ya, buat tambahan karena saya itu ngopeni (membesarkan) tiga anak.

Dari mana, biayanya, wong saya ini single parent dan hanya bekerja sebagai pelayan di warung kopi (di Tulungagung)," akunya sambil matanya sembab.

Dari penjualan sabu-sabu itu, ia sebenarnya sadar kalau keuntungannya tak seberapa dibandingkan dengan risikonya.

Betapa tidak, misalnya, ia berhasil memasarkan sabu-sabu seberat 0,5 gram. Itu hanya mendapatkan keuntungan Rp 200 ribu.

Sebab, harga kulakan Rp 500 ribu dan akan dijual kembali dengan harga Rp 700 ribu.

"Saya menyesal kalau sudah begini karena saya akhirnya jadi berpisah dengan anak-anak saya," pungkasnya.

(Surya.co.id/Imam Taufiq)

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Cerita Janda Muda Blitar Jual Sabu 'Bonus' Layanan Plus di Warung Tulungagung, Bingung Hidupi 3 Anak

Baca juga: Mantan Pemain Timnas Sepakbola Diduga Lakukan Penipuan, Korban Dijanjikan Pekerjaan

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved