Berita Kutaraja
PLN Akan Optimalkan Surplus Daya 118,3 MW untuk Bulan Puasa, Siapkan Strategi Hindari Pemadaman
Sementara kapasitas produksi listrik dari 16 mesin pembagkit yang ada di Aceh, mencapai 641,7 MW. Artinya, Aceh masih surplus daya 118,3 MW.
Penulis: Herianto | Editor: Saifullah
Laporan Herianto |Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Untuk menjamin suplai arus listrik 24 jam per hari tanpa pemadaman selama bulan suci Ramadhan 1442 Hijriah, PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Aceh terus melakukan berbagai upaya antisipasi gangguan listrik.
Salah satunya dengan mengoptimalkan surplus daya yang dimiliki Aceh saat ini sebesar 118,3 MW. Untuk diketahui, beban puncak daya listrik di Aceh saat ini, baru mencapai 523,4 MW.
Sementara kapasitas produksi listrik dari 16 mesin pembagkit yang ada di Aceh, mencapai 641,7 MW. Itu berarti, Aceh masih surplus daya listrik sekitar 118,3 MW.
Kelebihan daya listrik inilah yang akan dijadikan ‘senjata’ oleh PLN untuk mengantisipasi beban tambahan selama Ramadhan.
Selain mengoptimalkan surplus daya, PLN juga menyiapkan strategi dan langkah-langkah antisipasi lainnya agar suplai arus listrik terjamin selama bulan puasa.
Baca juga: Google Tampil Beda Hari Ini, 6 Huruf Saling Berjauhan & Pakai Masker, Ingatkan Pencegahan Covid-19
Baca juga: Tentara Israel Hujani Tembakan pada Mobil Warga Palestina, Suami Meninggal, Istri Kritis
Baca juga: VIDEO Cegah Covid-19, 276 Pegawai Kejati Aceh Ikut Vaksinasi
“Misalnya untuk jaringan listrik, telah dilakukan pemeliharaan rutin, begitu juga untuk 16 lokasi pembangkit tenaga listrik lokal yang menjadi andalan PLN di Aceh,” ujarnya.
“Kondisi mesinnya terus dipantau agar pada bulan Ramadhan nanti, bisa beroperasi normal,” terang Manager Komunikasi PLN UIW Aceh, T Bahrul Halid didampingi Asisten Manager Stake Holder, Muktar Juned kepada Serambinews.com, Selasa (6/4/2021).
Asisten Manager Stake Holder PT PLN UIW Aceh, Mukhtar Juned menambahkan, untuk memberikan kenyamaman bagi kaum muslim yang akan menjalankan ibadah puasa di bulan suci Ramadhan, ada beberapa langkah dan tahapan persiapan penanganan gangguan distribusi arus listrik yang sewaktu-waktu bisa saja terjadi.
Persiapan itu, lanjut Mukhtar Juned, antara lain melakukan patroli dan pemantuan serta pengawasan jaringan distribusi kabel listrik pengantar arus listrik ke rumah ibadah dan rumah penduduk, maupun tempat usaha dan perkantoran.
“Bagi masyarakat yang melihat dan mengetahui ada pohon yang menimpa jaringan kabel listrik, kita imbau untuk segera melaporkan ke kantor PLN terdekat,” jelasnya.
Baca juga: Ibu Ajak Putrinya Jadi PSK, Larangan Suami tak Dihiraukan, Ditawarkan ke Pelanggan Melalui WhatsApp
Baca juga: Enam Jenderal Obrak-abrik 9 Hektare Ladang Ganja di Aceh Utara, 70 Ribu Batang Dimusnahkan
Baca juga: Jokowi Pilih Kombes Pol Adi Vivid, Anak Eks Kapolri Dai Bachtiar jadi Ajudannya, Berawal dari Mimpi
Setiap hari, urai dia, tim pemantau jaringan distribusi listrik PLN melakukan patroli ke daerah lokasi rawan gangguan jaringan distribusi listrik.
Jika ada ranting, dahan, dan batang kayu/pohon yang sudah terkena kabel jaringan distribusi arus listrik, setelah minta izin kepada pemilik pohon, petugas langsung memotong dan memangkasnya.
Tahap berikutnya, papar Mukhtar, melakukan pemeriksaan ke lokasi trafo. Jika ada gangguan di lokasi trafo PLN, trafonya langsung diperbaiki atau diganti dengan yang baru.
Tahap selanjutnya, lanjut Mukhtar Juned, sebanyak 16 lokasi mesin pembangkit listrik yang tersebar di berbagai daerah, termasuk PLTU Nagan Raya I dan 2, maupun PLTMG Arun I dan II berkapasitas 162 MW dan PLTMG Arun II berkapasitas 202 di Lhokseumawe, kondisi mesinnya terus dipantau dan diawasi.
“Jika salah satu mesin pembangkitnya mengalami gangguan atau mati, sudah dibuat perencanaan penanganan untuk mengganti mesin pembangkit yang mati dengan mesin pembngakit lainnya,” beber dia.
Baca juga: Ambisi China jadi Juru Damai Palestina dan Israel Semakin Kuat, Palestina Menyambut Baik
Baca juga: Sambut Kunjungan ‘Pesawat’, Kajari Tegaskan Komit Dukung Pembangunan Aceh Timur
Baca juga: Ustaz Solmed Angkat Suara setelah Istrinya April Jasmine Dikritik karena Video Goyang TikTok
Mukhtar Juned menyebutkan, beban puncak daya listrik di Aceh saat ini, baru mencapai 523,4 MW.
Sementara kapasitas produksi listrik dari 16 mesin pembagkit yang ada di Aceh, istriknya mencapai 641,7 MW. Itu berarti, Aceh masih surplus daya listrik sekitar 118,3 MW.
Oleh karena itu, jika pada bulan puasa nanti, terjadi kenaikan penggunaan daya listrik sebesar 35 persen dari kondisi sebelum puasa, surplus daya listrik sebesar 118,3 MW dari pembangkit lokal itu, masih mampu memenuhi kenaikan tersebut.
Lonjakan kenaikan pemakaian daya listrik di bulan suci Ramadhan nanti, ujar Mukhtar Juned, akan terjadi pada pukul 18.00-23.00 WIB dan 03.00-06.00 WIB.
“Untuk jam-jam sibuk dan kenaikan pemakaian listrik itu, petugas pengawas jaringan distribusi, trafo dan mesin pembangkit listrik, mereka wajib siaga di tempatnya,” tegas dia.
Baca juga: Ratusan PNS Pensiun Tahun Ini, Pemkab Ajukan 425 Formasi Baru, Begini Perinciannya
Baca juga: Hukum Swab saat Puasa Ramadhan, Batalkah Puasanya? Buya Yahya: Sama Seperti Orang Minum Obat
Baca juga: Ingat Zuraida Hanum? Bunuh Hakim Jamaluddin Sang Suami, Kasasi Ditolak & Tunggu Hukuman Mati
“Karena jika terjadi gangguan listrik, petugas harus bisa mengatasi secepatnya, sehingga kalau pun ada pemadaman secara tiba-tiba akibat gangguan di mesin pembangkit atau jaringan distribusi dan trafo pada jam buka puasa, Shalat Tarawih, dan makan sahur, waktunya tidak terlalu lama,” tukasnya.(*)