KesenianDidong
“Pride Of Gayo”, Upaya Pemerintah Aceh Lestarikan Seni Didong di Masa Stagnasi
Pada masa setelah proklamasi, seni didong dijadikan sebagai sarana bagi pemerintah dalam menjembatani informasi hingga ke desa-desa khususnya dalam me
Sebagai wujud apresiasi pemerintah kepada seniman didong, Disbudpar Aceh menyerahkan plakat serta uang tunai untuk keluarga salah satu maestro didong Alm. Abdul Kadir Toet yang diterima langsung oleh perwakilan anaknya.
Dalam pentas seni itu, pelaku seni dataran tinggi gayo menyuguhkan perpaduan seni pentas pertunjukan music ethnic, tari guel, tari saman dan didong yang menjadi satu pertunjukan “Pride Of Gayo”.
Selain acara kesenian, dalam kegiatan itu juga ada sesi talk show membahas perihal kesenian di Aceh dengan narasumber yang merupakan pegiat seniman.
“Sejarah didong mengalami masa jaya dan masa stagnasi, dari periode ke periode. Abdul kadir To’et atau yang lebih akrab dipanggil To’et merupakan seniman didong yang memadukan unsur tari, vocal dan satra. Beliau adalah penerima anugerah Bintang Jasa Nararya dari Presiden RI pada tahun 2010,” pungkas Nurlaila.
Secara terpisah, Wakil Ketua DPR Aceh, Hendra Budian, SH lewat siaran jarak jauh menerangkan bahwa penyelenggaran pentas seni merupakan aksi nyata dalam upaya melestarikan kesenian didong.
“Kita mengapresiasi kegiatan pentas seni didong yang diselenggarakan dengan melibatkan banyak pihak. Ini upaya nyata dalam melestarikan kesenian didong untuk kembali berjaya,” ujar Hendra.
Dalam rangkaian acara puncak kegiatan itu panitia menyerahkan hadiah kompetisi dengan total hadiah tiga puluh empat juta lima ratus ribu rupiah langsung disampaikan oleh dewan juri.(*)