Internasional

Pertemuan Iran dan Uni Eropa di Wina Alot, Teheran Tolak Bertemu AS, Bahas Kesepakatan Nuklir 2015

Pemerintah Iran dan kekuatan global melanjutkan pembicaraan di Wina, Austria pada Kamis (15/4/2021) untuk menyelamatkan kesepakatan nuklir 2015.

Editor: M Nur Pakar
AP
Lokasi pertemuan kesepakatan nuklir 2015 Iran di Wina, Austria pada Kamis (15/4/2021). 

"Kami harus melihat bagaimana dalam beberapa hari mendatang kami menangani pelanggaran ini dengan keinginan untuk terus maju dalam pembicaraan," ujarnya.

Pihak kesepakatan yang tersisa, Iran, Inggris, China, Prancis, Jerman dan Rusia setuju membentuk dua kelompok tingkat ahli.

Dengan tugas menggabungkan daftar sanksi yang dapat dicabut Amerika Serikat dengan kewajiban nuklir yang harus dipenuhi Iran.

Seorang delegasi pada pembicaraan tersebut mengatakan peristiwa di Natanz seharusnya tidak mengganggu, dan bahwa babak ini perlu fokus pada apa yang sebenarnya disiapkan oleh Amerika.

“Mereka masih belum mengatakan apa yang mereka maksud,” kata delegasi tersebut.

"Kami membutuhkan orang Amerika untuk mengatakan sanksi apa yang siap mereka cabut," katanya

Teheran telah berulang kali mengatakan semua sanksi harus dibatalkan terlebih dahulu.

Iran memperingatkan bahwa mungkin menghentikan negosiasi jika tindakan tersebut tidak dicabut.

Baca juga: Iran Mengakui Pembangkit Nuklirnya Terkena Ledakan

Washington ingin Iran membalikkan pelanggaran kesepakatan yang dibuatnya sebagai pembalasan atas sanksi keras yang dijatuhkan oleh mantan Presiden AS Donald Trump.

“Kami akan menggarisbawahi Teheran tidak ingin mengadakan negosiasi yang korosif," kata juru runding nuklir Iran Abbas Araqchi kepada TV pemerintah.

"Tujuan kami bukan hanya untuk pembicaraan," tambahnya.

"Dalam kasus mendapatkan hasil yang konstruktif, kami akan melanjutkan negosiasi. Kalau tidak, pembicaraan akan berhenti," katanya.

Israel, yang ditolak Teheran untuk mengakui, menentang kesepakatan itu.

Sebuah kesepakatan yang coba dihidupkan kembali oleh Iran dan Presiden AS Joe Biden setelah Trump mengundurkan diri pada 2018.

Kemudian, menerapkan kembali sanksi.

Israel belum secara resmi mengomentari insiden situs nuklir Natanz Iran.(*)

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved