Berita Banda Aceh
Distanbun Aceh Kembangkan Cabai Merah, Bawang Merah, Tanaman Obat, dan Bunga, Ini Lokasi & Luasnya
Ir Chairil merincikan merincikan tanaman itu, yakni cabai merah 100 hektare di Bener Meriah, Bireuen, Gayo Lues, dan Aceh Besar.
Penulis: Herianto | Editor: Mursal Ismail
Ir Chairil merincikan merincikan tanaman itu, yakni cabai merah 100 hektare di Bener Meriah, Bireuen, Gayo Lues, dan Aceh Besar.
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Dinas Pertanian dan Perkebunan atau Distanbun Aceh tahun ini melalui APBN 2021 mengembangkan empat jenis tanaman di Aceh.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan atau Kadistanbun Aceh, Ir Cut Huzaimah MP melalui Kabid Hortikulturanya, Ir Chairil MP, menyampaikan hal ini kepada Serambinews.com di Banda Aceh, Minggu (18/4/2021).
Ir Chairil merincikan merincikan tanaman itu, yakni cabai merah 100 hektare di Bener Meriah, Bireuen, Gayo Lues, dan Aceh Besar.
Pasalnya, iklim di keempat daerah itu cocok untuk pengembangan tanaman cabai merah.
"Di masing-masing kabupaten itu seluas 25 hektare,” kata Ir Chairil.
Masih di empat kabupaten itu, kata Ir Chairil juga dikembangkan 60 hektare bawang merah atau masing-masing kabupaten 15 hektare.
Baca juga: Ular Kobra Sepanjang 1,5 Meter Menyelinap ke Rumah Mantan Keuchik Jantang
Baca juga: Pemerintah Daerah Diminta Tingkatkan Kolaborasi untuk Pemulihan Ekonomi Nasional
Baca juga: Cina Rencana Campurkan Vaksin Covid-19 Dalam Negeri Supaya Lebih Manjur
Sedangkan 10 hektare tanaman obat (biofarma), kata Ir Chairil dikembangkan di Aceh Besar.
Adapun 1.000 hektare bunga atau tanaman hias dikembangkan di Aceh Tengah.
Keempat program ini, lanjut Chairil, tahapan pelaksanaannya masih proses persiapan lelang pengadaan bibitnya.
Setelah bibitnya tersedia, dilakukan persiapan lahan dan calon petani yang akan mengembangkannya.
Petani yang menjadi peserta pengembangan tanaman cabai merah dan bawabang merah, diberikan bantuan bibit, pupuk, dan pembasmi hama.
Dari empat jenis komoditi itu, yang segera segera dilelang bibitnya adalah tanaman cabai merah dan bawang merah.
Pengadaan bibit cabai merah dan bawang merah, bisa dilakukan dari pembibitan cabai merah dan bawang merah lokal yang ada di daerah dimaksud.
Kecuali jika volume bibit lokal yang dibutuhkan tidak cukup, baru diambil dari luar Aceh.
Tujuan dari pembelian bibit lokal itu, kata Chairil, untuk memotivasi petani cabai merah dan bawang merah lokal agar terus mengembangkan tanaman ini.
Di Pidie dan Aceh Jaya tak Jadi
Sementara itu, Kabid Penyuluh Distanbun Aceh, Ir Mukhlis, menjelaskan tanaman cabai merah dalam waktu 90 hari sudah bisa panen.
"Jadi kalau penanamannya baru dilakukan pada bulan Mei, panennya pada bulan Agustus 2021," sebut Muklis.
Mukhlis menyebutkan pengembangan cabai merah dan bawang merah semestinya juga cocok dilakukan di Pidie dan Aceh Jaya, namun karena minat petani di kedua kabupaten ini kurang, maka tak dilakukan.
Bawang merah, kata Mukhlis, usia tanamnya bisa lebih singkat, yaitu 65 – 75 hari dan jika ditanam pada awal bulan Mei, maka panennya akhir Juli.
Harga saat ini Rp 40 ribu per kilogram
Diwawancarai Serambinews.com secara terpisah, Adi, pedagang cabai merah di Pasar Induk Lambaro, Aceh Besar, mengatakan cabai yang mereka jual saat ini ada dari daerah Aceh, namun ada juga dari Sumut.
"Harga cabai merah asal Sumut di Pasar Induk Lambaro ini dilepas Rp 40.000 per kilogram dan bawang merah juga Rp 40.000 per kilogram," sebut Adi.
Sedangkan harga bawang impor dari Cina, sangat murah, yakni Rp 20.000 per kilogram, bawang putih Rp 25.000/Kg.
Adapun tomat, sebut Adi, harganya minggu ini sedang turun, yakni hanya Rp 7.000/Kg.
Sedangkan sebelumnya Rp 10.000 – Rp 12.000/Kg. Sedangkan buncis naik Rp 14.000/Kg dari sebelumnya Rp 10.000/Kg, wortel turun menjadi Rp 9.000, sebelumnya Rp 10.000/Kg.
Kentang tetap Rp 10.000/Kg, karena antara pasokan dengan daya belinya masih berimbang, sehingga harga jualnya bertahan sudah dua pekan ini.
Cabai rawit dan cabai hijau, harganya sedang turun Rp 25.000/Kg dari sebelumnya mencapai Rp 35.000/kg.
“Harga cabai rawit turun karena pada bulan puasa ini, daya belinya sedang turun. Sementara pasokannya dari daerah banyak,” tutur Adi. (*)