Warga Baduy Menangis, Gunung dan Hutan Sakral Dirusak Penambang Emas Liar, Dedi Mulyadi Marah
Warga Baduy di pedalaman Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, menangis setelah mengetahui hutan sakral mereka rusak oleh penambang emas liar.
"Ada sekitar empat bulan sudah menetap disana. Kita juga sudah meminta agar segera ditangkap para gurandilnya yang berada disana," tegasnya.
Baca juga: Setahun Pandemi Landa Indonesia, Tak Ada Warga Suku Baduy yang Positif Covid-19, Apa Rahasianya?
Baca juga: Gadis Suku Baduy Dibunuh dan Diperkosa, Ini 4 Faktanya: Dirudapaksa Meski Tewas Bersimbah Darah
Sumber mata air warga Baduy
Sementara itu, Kepala Desa Cibarani, Kecamatan Lebak, Dulhani menyebutkan luas hutan sakral yang dirusak penambang emas liar itu mencapai dua hektare.
Berdasarkan pengamatannya, di hutan sakral itu ditemukan sejumlah lubang yang diduga tempat penambang liar mencari emas.
Dulhani menduga, pembuatan lubang itu sudah berlangsung lama, kemungkinan berbulan-bulan.
Namun baru diketahui karena lokasinya cukup jauh dari permukiman.
Dulhani mengatakan, lubang-lubang tambas emas ilegal itu berlokasi di Gunung Limun yang masuk wilayah Wewengkon Adat Kasepuhan Cibarani di Kecamatan Cirinten. Lokasi itu masih masuk hutan titipan leluhur Baduy.
Hutan tersebut merupakan sumber mata air yang sangat dijaga oleh masyarakat Suku Baduy.
Di sana terdapat sumber aliran sungai-sungai penting di Kabupaten Lebak dan Banten, yakni Sungai Cibarani, Ciliman, Ciujung dan Sungai Cibaso.
Dedi Mulyadi marah
Di tempat terpisah, Wakil Ketua Komisi IV DPR yang konsen pada isu lingkungan, Dedi Mulyadi marah setelah mengetahui hutan sakral Suku Baduy dirusak hingga membuat warga menangis. Dedi menyebut perusakan itu sungguh memalukan.
"Malu kita sebagai orang beragama melakukan perusakan. Ditangisi orang Baduy," kata Dedi saat dikonfirmasi Kompas.com melalui sambungan telepon, Kamis (22/4/2021).
Dedi mendesak pemerintah pusat melalui pemerintah dan aparat penegak hukum untuk menindak tegas penambangan emas ilegal di hutan sakral Suku Baduy.
Dedi bahkan meminta besok, pemerintah melakukan operasi penangkapan dan menutup areal yang digunakan penambangan ilegal atau gurandil tersebut.
"Besok segera ditindak. Jangan biarkan perusakan alam terus berlanjut," tegas Dedi.