Breaking News

Pemimpin ASEAN Bahas Myanmar

Hari Ini, Pemimpin ASEAN Mulai Bahas Krisis Myanmar

Para pemimpin ASEAN secara resmi memulai pertemuan untuk mencari solusi atas krisis Myanmar, dipimpin Ketua ASEAN 2021 Sultan Hasanal Bolkiah.

Editor: Taufik Hidayat
Dok Sekretariat Presiden
Sultan Hasanal Bolkiah (tengah) dari Brunei Darussalam menghadiri pertemuan para pemimpin ASEAN yang membahas krisis Myanmar. 

SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Para pemimpin ASEAN secara resmi memulai pertemuan untuk mencari solusi atas krisis Myanmar, di kantor Sekretariat ASEAN Jakarta pada Sabtu (24/4/2021).

Ketua ASEAN 2021 Sultan Hasanal Bolkiah dari Brunei Darussalam memimpin langsung pertemuan tersebut.

"ASEAN Leaders Meeting kali ini terdiri dari tiga segmen, yakni pengembangan komunitas ASEAN, hubungan eksternal, serta isu-isu regional dan internasional," kata kantor kepresidenan Indonesia dalam pernyataannya.

Selain Sultan Hasanah Bolkiah dan Presiden Joko Widodo, pertemuan tersebut juga dihadiri Sekjen ASEAN Lim Jock Hoi pemimpin junta militer Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing.

PM Malaysia Muhyiddin Yassin, PM Singapura Lee Hsien Loong, PM Vietnam Pham Minh Chính, PM Kamboja Hun Sen, Menlu Thailand Don Pramudwinai, Menteri Luar Negeri Filipina Teodoro Locsin Jr., dan Menteri Luar Negeri Laos Saleumxay Kommasith.

Pada Jumat, Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi mengatakan pertemuan para pemimpin ASEAN merupakan inisiatif negara tuan rumah dan tindak lanjut pembicaraan Presiden Joko Widodo dengan Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah bulan lalu.

Baca juga: Pemimpin Junta Militer Myanmar Hadiri Pertemuan Pemimpin ASEAN

Baca juga: Dua Remaja Transaksi Judi Chip Diangkut Polisi, Menunggu Dicambuk, Hingga Lebaran dalam Penjara

Baca juga: Live Streaming PSM Makassar vs PS Sleman, Rebut Juara 3 Piala Menpora, Siaran Langsung di Indosiar

Baca juga: Cara Baru Cek Nama Penerima BLT UMKM di BRI dan BNI, Akses Lewat Link Ini

Sementara itu, kelompok masyarakat sipil pengawas tahanan politik di Myanmar menyampaikan warga yang tewas dalam demonstrasi menentang kudeta militer sudah mencapai 745 orang sejak 1 Februari lalu.

Dalam laporannya Jumat tengah malam, Asosiasi Pendamping untuk Tahanan Politik (AAPP) menyampaikan tambahan 6 orang tewas menyusul kekerasan yang terjadi di Myanmar.

AAPP juga melaporkan hingga 23 April, total 3.371 orang telah ditahan.

Dari jumlah itu, 79 orang dijatuhi hukuman dan 1.118 lainnya telah dikeluarkan surat perintah penangkapan.(AnadoluAgency)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved