Breaking News

Internasional

Palestina ancam Batalkan Pemilihan Umum, Israel Tolak Pemungutan Suara di Jerusalem Timur

Palestina akan membatalkan pelaksanaan pemiihan umum untuk pertama kalinya dalam 15 tahun terakhir.

Editor: M Nur Pakar
AFP/File
Demonstran dekat rumah keluarga Palestina, yang diperintahkan pengadilan Israel untuk diusir memprotes keputusan pengadilan di Sheikh Jarrah, Jerusalem Timur pada 18 Januari 2019. 

SERAMBINEWS.COM, JERUSALEM - Palestina akan membatalkan pelaksanaan pemiihan umum untuk pertama kalinya dalam 15 tahun terakhir.

Para pejabat Mesir, Selasa (27/4/2021) mengatakan Otoritas Palestina berencana membatalkan pemilihan umum, karena Israel menolah pemungutan suara di Jerusalem timur.

Keputusan itu secara efektif akan memberikan hak veto kepada Israel atas penyelenggaraan pemilu.

Meskipun Presiden Mahmoud Abbas juga bisa mendapatkan keuntungan dari pembatalan pemungutan suara.

Di mana partai Fatahnya yang retak diperkirakan akan kehilangan kekuasaan dan pengaruh terhadap kelompok militan Islam Hamas.

Baca juga: Ketua Senat Jordania Kutuk Serangan Israel Terhadap Warga Palestina di Jerusalem

Seorang diplomat Mesir dan seorang pejabat intelijen mengatakan telah diberitahu tentang keputusan itu, yang akan diumumkan pada Kamis (29/4/2021) pada pertemuan faksi-faksi Palestina.

Mereka mengatakan Mesir sedang dalam pembicaraan dengan Israel untuk mencapai kompromi untuk memungkinkan pemungutan suara, tetapi upaya tersebut sejauh ini gagal.

Keduanya berbicara pada Senin (26/4/2021) malam untuk membahas pembicaraan tertutup.

Pejabat intelijen itu mengatakan Hamas ingin pemilihan terus berjalan.

Tetapi tidak ada faksi yang ingin melanjutkan tanpa jaminan dari komunitas internasional pemungutan suara akan diadakan di Jerusalem timur.

Pejabat itu mengatakan bahwa faksi-faksi sedang membahas pembentukan pemerintah persatuan, bukan yang akan memasukkan Hamas.

Komisi Pemilihan Palestina mengatakan 6.000 pemilih di Jerusalem Timur perlu menyerahkan surat suara mereka melalui kantor pos Israel sesuai dengan perjanjian sebelumnya.

Sedangkan 150.000 lainnya dapat memberikan suara dengan atau tanpa izin Israel.

Sejumlah kecil pemilih yang membutuhkan izin Israel tampaknya tidak akan berdampak menentukan pada pemungutan suara.

Tetapi partisipasi mereka dipandang penting secara simbolis untuk mempertahankan klaim Palestina atas Jerusalem Timur.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved