Internasional

Biden Segera Kirim Delegasi Khusus ke Timur Tengah, Bahas Ancaman Program Nuklir Iran

Presiden AS Joe Biden akan segera mengirim delegasi khusus tingkat tinggi untuk mengunjungi Timur Tengah.

Editor: M Nur Pakar
AFP
Presiden AS Joe Biden 

SERAMBINEWS.COM, WASHINTGTON - Presiden AS Joe Biden akan segera mengirim delegasi khusus tingkat tinggi untuk mengunjungi Timur Tengah.

Direncanakan akan menemui pejabat Arab Saudi, UEA, Mesir dan Jordania dalam pekan ini juga.

Mereka akan membahas masalah regional, khususnya ancaman program nuklir Iran dengan pengayaan uranium sudah mencapai 60 persen.

Kantor berita Asharq Al-Awsat, Kamis (29/4/2021) berdasarkan sumber dari Gedung Putih.

Diskusi diharapkan mencakup perkembangan pembicaraan dengan Iran tentang kesepakatan nuklir yang terjadi di Wina.

Baca juga: Kapal Perang AS Lepaskan Tembakan Peringatan ke Kapal Perang Iran di Teluk Arab

Termasuk pembelian UEA generasi berikutnya pesawat F-35, serta upaya yang sedang berlangsung untuk menenangkan ketegangan di Timur Tengah.

Utusan AS untuk Iran Robert Malley mengadakan pembicaraan awal pekan ini dengan para menteri luar negeri Dewan Kerjasama Teluk untuk menyampaikan perkembangan pertemuan di Wina.

Delegasi tersebut akan dipimpin oleh pejabat dari Departemen Luar Negeri AS, Dewan Keamanan Nasional dan Departemen Pertahanan.

Baca juga: Badan Intelijen Jerman Sebut Iran Sedang Berusaha Memproduksi Senjata Pemusnah Massal

Koordinator Kebijakan Timur Tengah Dewan Keamanan Nasional AS, Brett McGurk, Penasihat Departemen Luar Negeri, Derek Chollet.

Kemudian, penjabat Asisten Menteri Luar Negeri untuk Urusan Timur Dekat, Joy Hood.

Dan Wakil Asisten Menteri Pertahanan untuk Urusan Timur Tengah, Dana Stroll, juga akan menjadi bagian dari delegasi.

Baca juga: Putra Mahkota Arab Saudi Cari Solusi Prilaku Negatif Iran, AS Mitra Utama, Walau Biden Mengabaikan

Kunjungan delegasi tersebut dilakukan di tengah meningkatnya kekhawatiran di antara sekutu di kawasan itu.

Dimana Biden ingin mengembalikan Amerika Serikat ke kesepakatan nuklir 2015 dengan Iran.

Setelah ditinggalkan mantan Presiden AS Donald Trump.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved