Berita Bisnis

Masuk Masa Panen Raya, Aceh Alami Surplus Gabah Sebanyak 392.503 Ton, Harga Beras Cenderung Turun

Surplus gabah yang dialami pada bulan Mei 2021 itu, ungkap Safrizal, sedikit memberi dampak terhadap turunnya harga gabah dan beras di pasar.

Penulis: Herianto | Editor: Saifullah
SERAMBINEWS.COM/HERIANTO
Stok beras di salah toko di Pasar Aceh, Minggu (14/2/2021). 

Laporan Herianto | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh memperkirakan, produksi padi di Aceh pada Januari hingga Mei 2021, sudah mencapai angka 675.799 ton.

Jumlah produksi tersebut berasal dari areal sasaran tanamnya sekitar 107.337 hektare, dengan perkiraan rata-rata produktivitas gabah 6,2 ton/hektare.

“Jika besaran konsumsi beras untuk rumah tangga dan non-rumah tangga sekitar 283.503 ton dalam lima bulan berjalan ini. Maka Aceh akan mengalami surplus gabah sekitar 392.296 ton,” ungkap Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh, Ir Cut Huzaimah melalui Kabid Produksi, Syafrizal kepada Serambinews.com, Senin (3/5/2021), di Banda Aceh.

Surplus gabah yang dialami pada bulan Mei 2021 itu, ungkap Safrizal, sedikit memberi dampak terhadap turunnya harga gabah dan beras di pasar.

Pasalnya, para pengusaha kilang padi dalam masa pandemi Covid-19 dan juga bulan puasa, belum banyak yang turun ke Aceh untuk membeli padi petani.

Baca juga: Lucinta Luna Mengaku Sedang Hamil Hasil Hubungan dengan Pria Bule, Minta Dikawal Hingga Persalinan

Baca juga: Ikatan Cinta: Al Sadar dari Koma, Elsa Panik Rahasianya Terbongkar, Status Reyna Terungkap

Baca juga: Bupati Bener Meriah Pimpin Rakor Penanganan Covid-19 Pra Lebaran dan Pasca Lebaran Idul Fitri

Penurunan harga gabah dan beras petani, lanjut Safrizal, juga dipengaruhi kondisi Sumut yang juga sedang mengalami panen raya.

“Harga gabah kering panen petani di sana juga sedang turun antara Rp 4.200–Rp 4.000/Kg, sedikit di bawah harga penetapan pemerintah Rp 4.250/Kg,” jelasnya.

Pada musim panen padi tahun lalu, ungkap Safrizal, harga gabah kering panen petani di Aceh masih berkisar antara Rp 4.300–Rp 4.700/Kg.

Harga gabah turun, ulas Safrizal, juga dampak dari suasana pandemi Covid-19 dan bulan puasa.

Daya beli beras masyarakat sedikit menurun di bulan puasa, karena selama bulan puasa tidak ada pesta perkawinan. Di samping, durasi waktu rumah makan dan restauran serta café untuk berjualan juga terbatas.

Baca juga: Tanggapi Kerumunan di Pasar Tanah Abang Jelang Lebaran, Indra Bekti: Tahan Dulu Nafsu Belanjanya

Baca juga: Sisir Lokasi Gadis Dirudapaksa, Polisi Temukan Bercah darah, Celana Dalam hingga Bungkusan Obat Kuat

Baca juga: Antusias, 43 Purnawirawan dan Warakawuri di Bener Meriah ikut Vaksinasi Covid-19

Ia mengungkapkan, masalah turunnya harga gabah dan beras petani ini, telah dibahas dalam Rakor Pangan, Jumat pekan kemarin.

Dalam rakor itu, Bulog sudah menyatakan, terus akan membeli beras petani melalui penggilingan padi yang ada di berbagaia daerah.

Kepala Bulog Aceh, Irsan Nasution mengatakan, pihaknya terus membeli beras petani melalaui penggilingan padi sesuai Permendag Nomor 24 Tahun 2020, dengan harga sekitar Rp 8.300/Kg.

 Sampai kini, Bulog mengklaim, pihaknya sudah melakukan pembelian beras sebanyak 6.850 ton, dari targetnya 12.600 ton.

Mustafa, salah seorang pedagang beras di Pasar Aceh mengatakan, sejak bulan April–Mei 2021 ini, harga beras cenderung menurun.

Baca juga: Hari Ini, 38 Warga Lhokseumawe Masih Terpapar Covid-19, 10 Diantaranya Dirawat

Baca juga: Ikatan Cinta: Al Siuman, Kecerobohan Riki Buat Rafael Kerja Keras, Belang Elsa Ketahuan

Baca juga: VIDEO - Inter Milan Rajai Serie A Italia Musim 2020-2021

Beras Blang Bintang turun Rp 10.000/sak, dari Rp 145.000 menjadi Rp 135.000/sak (15 Kg).

Beras Samahani juga demikian, harganya turun dari Rp 155.000 menjadi Rp 145.000/sak.

Penurunan harga beras lokal ini, menurut Mustafa, pertama masih ada kaitan dengan pandemi Covid-19, di mana dilarang membuat acara dalam jumlah orang banyak, misalnya pesta perkawinan.

Kedua, masih dalam suasana bulan Ramadhan, di mana waktu rumah makan dan restaurant maupun café untuk berjualan terbatas.

Kondisi itu membuat daya beli beras jadi menurun, sementara hasil panen petani meningkat, sehingga mengakibatkan harga gabah dan beras jadi ikut menurun.

Kecuali itu, ungkap Mustafa, di Medan, Sumut juga memasuki masa panen padi serentak, berbarengan dengan masa panen di Aceh.

Baca juga: Kadis Perindagkop Aceh Singkil: Stok Sembako Jelang Lebaran Aman

Baca juga: Mendagri Tekankan Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Harus Sampai ke Tingkat Desa

Baca juga: Dua Kali Positif Covid-19, Atta Halilintar Batasi Keluar Rumah dan Berkumpul

“Produksi padi mereka juga meningkat. Pengusaha kilang padi di Sumut saat ini lebih mengutamakan beli gabah petaninya, jika masih kurang, baru beli padi ke Aceh,” paparnya.

Dermawan, salah seorang pengusaha kilang padi menambahkan, harga gabah dan beras di Aceh dalam bulan April dan Mei ini memang sedang turun, dari Rp 4.700 menjadi Rp 4.200– Rp 4.000/Kg.

Salah satu penyebabnya, pengusaha kilang padi dari Sumut belum banyak turun ke Aceh untuk beli padi petani di Aceh.

“Harga gabah bisa bertahan pada harga Rp 4.000–Rp 4.200/Kg, karena Bulog Aceh masih melakukan pengadaan beras. Di beberapa

daerah seperti di Meulaboh dan Blangpidie. Jika tidak dibeli Bulog, harga gabah petani bisa anjlok lagi,” ujar Dermawan.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved