Internasional
Tingkat Hunian Hotel di Mekkah Naik Selama Bulan Ramadhan, dari 10 Sampai 38 Persen
Tingkat hunian hotel di Kota Suci Mekkah di awal bulan suci Ramadhan bervariasi antara 10-20 persen.
SERAMBINEWS.COM, MEKKAH - Tingkat hunian hotel di Kota Suci Mekkah di awal bulan suci Ramadhan bervariasi antara 10-20 persen.
Tetapi di paruh kedua Ramadhan naik 30-38 persen.
Hal itu disampaikan oleh Rayan bin Osama Filali, ketua Komite Hotel, afiliasi dari Kamar Dagang dan Industri Makkah mengatakan kepada Arab News, Kamis (6/5/2021).
Filali menjelaskan bahwa untuk pertama kalinya, terlihat kenaikan harga yang relatif ringan selama hari-hari terakhir Ramadhan.
Sebuah kejadian yang belum pernah terjadi sebelumnya, karena harga-harga sering naik 300 persen selama 10 hari terakhir Ramadhan, dibandingkan dengan hari-hari lain di bulan Ramadhan. bulan.
“Besarnya dan dampak pandemi menyebabkan pembatalan penawaran yang dipromosikan oleh hotel dalam 10 hari terakhir Ramadhan,” kata Filali.
Baca juga: Jordania Buka Kembali Pos Perbatasan dengan Arab Saudi dan Suriah, Seusai Delapan Bulan Ditutup
Fakta hanya sebagian kecil hotel yang dapat beroperasi menunjukkan tingkat kerusakan di sektor tersebut akibat virus Corona.
Sehingga, mengganggu seluruh sistem, menyebabkan kerugian yang kemungkinan besar akan membayangi tahun yang akan datang.
Ketua Komite Hotel mengatakan pandemi secara langsung mengganggu sebagian besar dinamisme sektor perhotelan.
Padahal, salah satu sektor pasar yang paling produktif, merangsang, dan menciptakan lapangan kerja.
Dia juga mengatakan bahwa hanya 26 hotel di wilayah tengah Mekkah yang beroperasi pada musim Ramadhan ini dengan harga rata-rata turun hingga 55 persen.
Maekkah menjadi urat nadi utama hotel-hotel di Arab Saudi, yang mencakup lebih dari 64 persen sektor tersebut, yang menurut Filali, membutuhkan setidaknya empat tahun lagi untuk pulih dari krisis saat ini.
Dia juga mencatat implikasi ekonomi pada 1.200 hotel sangat ekstrim dan sebagian besar hotel menangguhkan aktivitas mereka sepenuhnya, menutup fasilitas mereka dan mengirim ribuan pekerja pulang.
“Para pekerja ini masih menunggu hotel buka setelah pandemi berakhir atau selesainya kampanye inokulasi dari seluruh masyarakat,” tambahnya.
Menurut Filali, sektor perhotelan menghasilkan keuntungan finansial yang besar bagi semua negara di dunia dan ibu kota suci terutama bergantung pada kelanggengan industri yang menciptakan ribuan pekerjaan.