Pemuda 22 Tahun Meninggal Usai Divaksin Astra Zeneca, Fauqi: Aduh Kepala Sakit Banget Mah
Vickih menambahkan sakit yang diderita adiknya bukan sekadar pusing biasa tapi sakit kepala yang sudah sangat luar biasa.
Hanya saja ketika berada di sana, oleh petugas dari rumah sakit korban diarahkan untuk dirujuk ke rumah sakit lebih besar karena baru saja ikut vaksinasi Covid-19.
Namun, belum sempat dirujuk ke rumah sakit lain, korban yang merupakan kelahiran Jakarta, 16 Desember 1998 itu sudah dinyatakan meninggal dunia oleh dokter yang memeriksanya.
"Mereka nanya ini karena apa? Pas tahu habis vaksin lalu dianjurkan untuk berobat ke rumah sakit besar. Tapi selang lima menit ada dokter yang periksa yang menyatakan adik saya sudah meninggal jam 12.30," katanya.
Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) Prof. Hindra Irawan Satari angkat bicara terkait pemuda 22 tahun asal Buaran, Duren Sawit Jakarta Timur meninggal dunia satu hari usai divaksinasi Covid-19.
Hingga saat ini penyebab meninggalnya almarhum masih belum cukup bukti untuk dikaitkan dengan vaksinasi.
Ia mengatakan pihaknya belum mendapatkan cukup bukti untuk mengaitkan kejadian itu dengan vaksinasi. Meski demikian, pihaknya masih melakukan investigasi lebih lanjut.
Baca juga: Vaksin Covid-19 Johnson & Johnson Dengan Dosis Tunggal Segera Diluncurkan
Baca juga: Arab Saudi Wajibkan Seluruh Pekerja Disuntik Vaksin Covid-19
Baca juga: 32 Anggota Persit Kodim 0114/Aceh Jaya Divaksin Sinovac, Dinkes Aceh Jaya Sudah Vaksin 3.496 Orang
"Komnas bersama Komda DKI sudah melakukan audit bersama pada Jumat yang lalu, dan internal Komnas kemarin sore menyimpulkan bahwa belum cukup bukti untuk mengaitkan KIPI ini dengan imunisasi, Oleh karena itu masih perlu dilakukan investigasi lebih lanjut," katanya.
Prof. Hindra juga menjelaskan juga sudah melakukan audit pada vaksinator pria Jakarta Timur yang menerima vaksin Astra Zeneca tersebut. Ia menyebutkan, pelaksanaan dan tempat vaksinasi sudah sesuai standar yang ada.
Proses investigasi juga akan berlangsung ke pemeriksaan jenazah menurut dokter jaga, saat yang bersangkutan dinyatakan meninggal dunia di perjalanan.
"Apakah ada riwayat dengan penyebab kematian almarhum, atau kita hubungi juga dokter jaganya pada waktu dia dilakukan pemeriksaan jenazah, apakah ada tanda-tanda di jenazah seperti penyebab kematian misalnya sakit jantung, nah itu yang kita rekomendasikan," jelasnya.
Alih-alih panik menanggapi kasus tersebut, Prof. Hindra menegaskan masyarakat untuk selalu melaporkan gejala yang timbul pasca vaksinasi, ke nomor yang tertera di kartu vaksinasi. Hal ini demi meminimalisir kejadian tidak diinginkan pasca disuntik vaksin Corona, agar yang bersangkutan bisa segera mendapat tanggapan untuk pemeriksaan hingga perawatan.
Saat ditanyakan apakah ada gejala pembekuan darah seperti lazim yang ditemukan pasien yang mendapatkan vaksin Astra Zeneca, Prof. Hindra ogah menduga-duga.
Baca juga: Ruang RICU RSUZA Penuh, Pemerintah Aceh Ingatkan Masyarakat Agar Terus Patuhi Protkes
Baca juga: BBPOM Aceh Razia Produk Kedaluarsa dan Rusak di Toko dan Mal di Kota Banda Aceh
"Pembekuan darah kan bisa terjadi di otak, bisa terjadi di paru, bisa terjadi di perut, bisa terjadi di kaki, dia ada gejala tuh kakinya pegal jadi dipijat kan. Tapi kan kalau gejala di kaki barangkali tidak menyebabkan kematian," ujar Prof Hindra.
Diketahui, Trio Fauqi tidak mengalami gejala di perut maupun paru. Riwayat kejang sempat disebut muncul, tetapi hal tersebut masih simpang-siur karena pihak keluarga tak mencantumkan riwayat kejang di proses investigasi.
Sementara itu pihak PT Pegadaian(Persero) masih menunggu hasil investigasi dari penyelenggara
program vaksinasi menyusul meninggalnya salah seorang pria bernama Trio Fauqi Virdaus usai mendapatkan vaksin Astra Zeneca.