Konflik Israel dan Palestina
Ternyata Ini Pemicu Bentrokan dan Menjadi Penyebab Munculnya Krisis Baru di Yerusalem
Kelompok ekstremis Israel berupaya mengambil alih Sheikh Jarrah, Gerbang Damaskus, dan al-Aqsa, yang berarti mengubah status quo di kota itu.
Mereka menembakkan peluru berlapis karet, gas air mata, dan granat kejut ke arah warga Palestina hingga melukai lebih dari 300 orang.
“Kompleks al-Aqsa dan Gerbang Damaskus merupakan tempat berkumpulnya muda-mudi Palestina. Pasukan pendudukan berupaya menekan kehadiran mereka,” tambah dia.
Baca juga: Ledakan Mercon Tewaskan Muhammad Nadif, Korban Belajar Meracik dari YouTube, 1 Orang Jadi Tersangka
Baca juga: Gadis 15 Tahun Dirudapaksa 4 Pemuda di Pesawahan, Korban Tak Berdaya Melawan
Baca juga: Tukang Sapu Ditikam Tukang Parkir saat Turun dari Motor, Dipicu Dendam Lama
Otoritas Tepi Barat melarang protes
Di wilayah Tepi Barat, Otoritas Palestina (PA) menghentikan sejumlah unjuk rasa yang menyatakan dukungan ke Yerusalem dan Gaza.
Dalam sebuah pernyataan, PA mengutuk kekerasan Israel dan membatalkan perayaan Idulfitri. Namun, sejauh ini tidak ada tindakan serius dari PA untuk mendukung massa yang marah.
“Sikap PA konsisten dengan kebijakan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) sebelumnya. Jadi, kami tidak dapat mengharapkan seruan dari kepemimpinan saat ini,” kata Bilal Shobaki, profesor di Universitas Hebron.
Menurut dia, PA bersikeras bahwa mereka memiliki peran fungsional sebagai penjamin untuk menstabilkan situasi di Tepi Barat dan untuk menjaga hubungan dengan otoritas pendudukan dalam kerangka saluran komunikasi yang disepakati.(AnadoluAgency)