Internasional

Tentara Ethiopia Hancurkan Pemberontak Tigray dari Sudan

Tentara Ethiopia mengatakan sekelompok besar junta militer yang diduga bekas anggoka pemberontak Tigray telah dihancurkan.

Editor: M Nur Pakar
AFP/EDUARDO SOTERAS
Seorang anggota milisi Amhara Ethiopia berjaga-jaga di Kota Musebamb, 44 km baratlaut Gondar, Tigray, Ehiopia, Sabtu (7/11/2020). 

Dia menggambarkan penghancuran pasukan, yang rinciannya tidak dapat dikonfirmasi secara independen oleh AFP, sebagai kemenangan besar, untuk tentara dan negara.

AFP pada Minggu (16/5/2021) telah menghubungi pemerintah Sudan, yang belum bisa dihubungi untuk dimintai komentar.

Khartoum sebelumnya membantah tuduhan membantu pasukan di Tigray.

"Kami sangat prihatin tentang peningkatan polarisasi politik dan etnis di seluruh negeri," kata Departemen Luar Negeri, Jumat.

Ethiopia kembali menunda pemilihan nasionalnya setelah beberapa partai oposisi mengatakan mereka tidak akan ambil bagian dan sebagai konflik wilayah Tigray.

Berarti tidak ada pemungutan suara yang diadakan di sana, yang semakin memperumit upaya perdana menteri untuk memusatkan kekuasaan.

Kepala dewan pemilihan nasional, Birtukan Mideksa, dalam pertemuan dengan perwakilan partai politik mengatakan pemungutan suara 5 Juni 2020 di negara terpadat kedua di Afrika akan ditunda.

Dengan alasan kebutuhan untuk menyelesaikan pencetakan surat suara, melatih staf dan mengumpulkan informasi pemilih.

Badan pemilihan mengatakan sekitar 36,2 juta orang telah mendaftar untuk memilih. Diharapkan hingga 50 juta orang akan melakukannya.

Ethiopia tahun lalu menunda pemungutan suara, tes pemilihan besar pertama untuk Abiy, dengan alasan pandemi Covid-19.

Baca juga: Menlu Mesir Tegaskan Tindakan Ethiopia Membatasi Hak Air Akan Jadi Bermusuhan

Ketegangan yang meningkat dengan para pemimpin wilayah Tigray, yang menyatakan mandat perdana menteri telah berakhir.

Kemudian menantang mengadakan pemungutan suara regional mereka sendiri yang oleh Ethiopia disebut ilegal.

Perdana menteri, yang memperkenalkan reformasi politik besar-besaran setelah menjabat pada 2018 dan memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun berikutnya, telah berulang kali berjanji.

Pemilihan ini akan berlangsung bebas dan adil.

Abiy akan mempertahankan posisinya jika Partai Kemakmuran memenangkan mayoritas kursi di majelis nasional.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved