Luar Negeri
Sempat Dukung Israel, Afrika Selatan Berubah Dukung Palestina: Diusir Dari Rumah itu Menyakitkan
Para pekerja pelabuhan di Afrika Selatan enggan melakukan pembongkaran muatan kapal Israel yang berlabuh di Pelabuhan Durban, Rabu (19/5/2021) malam.
Penulis: Syamsul Azman | Editor: Zaenal
SERAMBINEWS.COM, JOHANNESBURG - Para pekerja pelabuhan di Afrika Selatan enggan melakukan pembongkaran muatan kapal Israel yang berlabuh di Pelabuhan Durban, Rabu (19/5/2021) malam.
Melansir dari Anadolu Agency, Jumat (21/5/2021) Perhimpunan Pekerja Sekutu dan Transportasi Afrika Selatan (SATAWU) menyebut keputusan demikian dilakukan setelah adanya seruan dari Federasi Umum Serikat Pekerja Palestina (PGFTU) untuk menolak menurunkan barang Israel dari laut dan bandara.
Zim Shanghai dimiliki oleh perusahaan milik Israel, Zim Lines.
SATAWU menyebut langkah tersebut merupakan bagian dari serangkaian tindakan global.
Selain itu, para pekerja pelabuhan di kota Livorno, Italia, juga menolak memuat barang pengiriman senjata ke Pulau Asiatik pada kapal Zim lines.
Baca juga: Palestina Pertama Bantu Indonesia Merdeka, Begini Saran Ulama Aceh Waled Marhaban Bakongan
Serikat buruh L’Unione Sindacale di Base (USB) mengatakan pelabuhan tersebut tidak akan menjadi kaki tangan dalam pembantaian warga Palestina.
Mereka menolak untuk mengangkut barang karena kargo berisi senjata dan bahan peledak yang dapat digunakan untuk membantai warga Palestina.
Pekerja pelabuhan Afrika Selatan bukanlah pendatang baru dalam aksi melawan kapal Zim Lines.
Pada tahun 2009, anggota SATAWU menolak untuk menurunkan kapal sebagai protes atas serangan Israel 2008-2009 di Gaza.
Para pekerja juga akan mengadakan protes selama dua hari di Durban sebagai bentuk solidaritas dengan Palestina.
Baca juga: Kesedihan Gadis Palestina di Aceh: Sebaiknya Saya Berada di Gaza
Dukungan Terbuka
Sebelumnya Pemerintah Afrika Selatan secara terbuka mendukung upaya Israel untuk kebebasan.
Namun, Presiden Cyril Ramaphosa mengatakan pada hari Senin (17/5/2021) bahwa Afrika Selatan mendukung rakyat Palestina dalam upaya menentukan nasib sendiri.
Selain itu, Afrika Selatan juga mendukung perlawanan Palestina terhadap perampasan hak asasi manusia dan mempertahankan martabat diri Palestina.
Ramaphosa mengatakan pengusiran yang dialami di Palestina seperti kejadian yang dialami oleh penduduk Afrika Selatan saat era apartheid (sistem pemisahan ras yang diterapkan oleh pemerintah kulit putih di Afrika Selatan).