Gerhana Bulan Total 2021

Kemenag Aceh Jaya Siapkan Teleskop untuk Menyaksikan Gerhana Bulan Total 26 Mei 2021

Kemenag Aceh Jaya akan menyiapkan dua unit teleskop untuk melihat fenomena gerhana bulan total yang diprediksi terjadi pada 26 Mei 2021.

Penulis: Riski Bintang | Editor: Safriadi Syahbuddin
NASA/MILOSLAV DRUCKMULLER DAN SERAMBINEWS.COM/M ANSHAR
Kolase foto gerhana matahari total yang terjadi 2 Juli 2019 dan foto gerhana bulan total yang terlihat di Kota Banda Aceh 31 Januari 2019. Gerhana bulan total akan kembali terjadi pada 26 Mei 2021. 

Laporan Riski Bintang | Aceh Jaya

SERAMBINEWS.COM, CALANG - Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Aceh Jaya akan menyiapkan dua unit teleskop untuk melihat fenomena gerhana bulan total yang diprediksi terjadi pada 26 Mei 2021.

Dua unit teleskop tersebut akan ditempatkan di Masjid Syam atau masjid Agung Jabal Rahmah, Calang, Kecamatan Krueng Sabee, Aceh Jaya.

Kepala Kankemenag Aceh Jaya Samsul Bahri kepada Serambinews.com, mengatakan jika di Aceh Jaya sendiri akan ada beberapa lokasi disiapkan untuk menyaksikan kejadian langka tersebut.

"Dalam rangka mengamati gerhana bulan total, Kemenag Aceh Jaya menyiapkan beberapa titik pemantauan dan teleskop," ungkapnya.

"Pemantauan dibeberapa titik, hanya saja kita fokus pemantauan di Masjid Yam," tambahnya

Ia menerangkan, teleskop yang disediakan sendiri dikomersilkan bagi masyarakat yang ingin menyaksikan fenomena ini dengan mata secara langsung.

Baca juga: 26 Mei 2021 Gerhana Bulan Total, Apa yang Harus Dilakukan? Buya Yahya: Shalat Khusuf Jangan Sembunyi

Dengan tersedianya teleskop, ia berharap agar adanya partisipasi masyarakat dalam menggunakan teleskop untuk menyaksikan gerhana bulan total.

"Gerhana bulan total diperkirakan terjadi pada tanggal 26 mei 2021, kami harapkan masyarakat di sekitar kota Calang dapat berpartisipasi melihat melalui teleskop terjadinya fenomena alam ini," tutupnya.

Seperti diberitakan Serambinews.com, fenomena astronomi langka Gerhana Bulan Total akan terjadi pada 26 Mei 2021 atau bertepatan dengan Hari Raya Waisak.

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) menyebutkan fenomena GBT kali ini sangat spesial karena terjadi setiap 195 tahun sekali. 

Tak hanya itu, kespesialan Gerhana Bulan kali ini juga beriringan dengan terjadinya Perige, yakni ketika Bulan berada di jarak terdekatnya dengan Bumi.

Puncak gerhana terjadi pada pukul 18.18.43 WIB / 19.18.43 WITA / 20.18.43 WIT dengan jarak 357.464 kilometer dari Bumi.

Baca juga: Gerhana Bulan Total Pertama Pada Tahun 2021 Berlangsung Tiga Jam Enam Menit 22 Detik

Sementara itu puncak Perige terjadi pada pukul 08.57.46 WIB / 09.57.46 WITA / 10.57.46 WIT dengan jarak 357.316 kilometer dari Bumi.

Dalam keterangannya, Lapan menyebut Gerhana Bulan Total kali ini juga disebut sebagai Bulan Merah Super (Super Blood Moon).

Hal itu mengingat lebar sudut Bulan yang lebih besar 13,77 persen dibandingkan dengan ketika berada di titik terjauhnya (apoge) dan kecerlangannya 15,6 persen lebih terang dibandingkan dengan rata-rata atau 29,1 persen lebih terang dibandingkan dengan ketika apoge.

Selain itu, durasi fase total gerhana kali ini cukup singkat, yakni 14 menit 30 detik.

Secara global, GBT kali ini dapat disaksikan di Asia Timur, Asia Tenggara, Australia, Selandia Baru, Oseania, dan sebagian besar benua Amerika kecuali Kanada bagian Timur, Kepulauan Virgin sampai dengan TrinidadTobago, Brazil bagian timur, Guyana, Suriname dan Guyana Prancis.

GBT kali ini dapat disaksikan di seluruh Indonesia dari arah Timur-Tenggara (hingga Tenggara untuk Indonesia bagian Timur) tanpa menggunakan alat bantu optik apapun.

GBT kali ini terletak di dekat konstelasi Scorpius.

Berikut jadwal GBT untuk wilayah di Indonesia:

- Awal Penumbra (15.46.12 WIB/ 16.46.12 WITA/ 17.46.12 WITA) dapat terlihat di Papua, Kepulauan Aru

- Awal Sebagian (16.44.37 WIB/ 17.44.37 WITA/ 18.44.37 WIT) dapat terlihat di Papua, Papua Barat, Maluku (kecuali Kep. Aru), Maluku Utara, Sulawesi Utara, sebagian Gorontalo, sebagian Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, NTT

- Awal Total (18.09.29 WIB/ 19.09.29 WITA/ 20.09.29 WIT) dapat terlihat di seluruh Indonesia, kecuali Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, sebagian Riau

- Puncak gerhana (18.18.43 WIB/ 19.18 43 WITA/ 20.18.43 WIT) dapat terlihat di seluruh Indonesia, kecuali: Aceh, Pulau Nias, sebagian Sumatera Utara

- Akhir Total (18.27.57 WIB/ 19.27.57 WITA/ 20.27.57 WITA) dapat terlihat di seluruh Indonesia

- Akhir Sebagian (19.52.49 WIB/ 20.52.49 WITA/ 21.52.49 WIT) dapat terlihat di seluruh Indonesia

- Akhir Penumbra (20.51.16 WIB/ 21.51.16 WITA/ 22.51.16 WIT) dapat terlihat di seluruh Indonesia.

GBT yang beriringan dengan Hari Raya Waisak dalam seabad terakhir pernah terjadi pada 24 Mei 1910, 14 Mei 1938, 14 Mei 1957, 25 Mei 1975, dan 16 Mei 2003.

Baca juga: Gerhana Bulan Total Pertama Pada Tahun 2021 Berlangsung Tiga Jam Enam Menit 22 Detik

Baca juga: Gerhana Matahari Terlihat di Langit Lhokseumawe

Fenomena ini akan terjadi kembali pada 26 Mei 2040, 7 Mei 2050, 6 Mei 2069, 17 Mei 2087 dan 29 Mei 2106.

Bahkan, 16 Mei 2023 merupakan salah satu diantara dua Bulan Super Merah yang terjadi ketika Hari Raya Waisak di abad ke-21 selain 26 Mei 2021.

Bulan Super Merah yang beriringan dengan Hari Raya Waisak pernah terjadi sebanyak empat kali pada abad ke-18, yakni pada 10 Mei 1808, 21 Mei 1826, 1 Juni 1844 dan 21 Mei 1845.

Fenomena ini berulang setiap 195 tahun sekali akan terjadi kembali pada 10 Mei 2199, 21 Mei 2217 dan 16 Mei 2394.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved