Internasional
Perang Hamas-Israel Sudah Berakhir, Warga Jalur Gaza Tatapi Kehancuran Perang 11 Hari
Perang antara Hamas dan Israel memang sudah berakhir, seusai gencatan senjata yang ditengahi Mesir.
"Pada kenyataannya, itu hanyalah keadaan ketidakadilan yang berkepanjangan bagi orang-orang Palestina," sebutnya.
Sementara itu, status Jerusalem Timur masih belum terselesaikan.
Selain pemukiman Israel di Tepi Barat yang direbutnya bersama dengan Jalur Gaza pada tahun 1967 terus berlanjut.
Abdulkhaleq Abdulla, mantan ketua Dewan Arab untuk Ilmu Sosial, mengatakan pemukim Israel telah memicu kekerasan terbaru, yang dimulai di lingkungan Sheikh Jarrah di Jerusalem Timur.
"Pemerintah Israel bisa saja mengendalikannya, tetapi tampaknya mendorongnya," katanya.
"Ini konsisten dengan pola agresi yang telah kami lihat selama tujuh tahun bentrokan terakhir," ungkapnya/
Pakar lain menyoroti fakta bahwa protes dan ketidakpuasan Palestina menyebar ke lingkungan Arab di dalam Israel.
Pertempuran pecah di kota-kota Israel dan Arab termasuk Jaffa, Ramleh dan Lod.
Di mana bendera Palestina dan Hamas dikibarkan dan sinagog serta rumah sakit diserang.
Kota-kota itu dan lainnya, seperti Haifa, Nazareth, dan Acre, memiliki populasi Arab yang cukup besar.
Keturunan dari mereka yang tinggal di dalam apa yang disebut Garis Hijau.
Ketika negara Israel dibentuk pada tahun 1948.
Banyak yang memiliki kewarganegaraan Israel dan hak untuk memilih dalam pemilihan Israel.
"Krisis ini telah membawa konflik kembali ke akarnya, yang merampas para pengungsi pada tahun 1948," kata Nadim Shehadi, seorang rekan di Chatham House.
Baca juga: Warga Jalur Gaza Makin Terjepit, Serangan Udara Lebih Dahsyat Dibandingkan Serangan Virus Corona
"Protes dalam skala ini di dalam Israel belum pernah terlihat (sebelumnya), bahkan selama intifada kedua," jelasnya.
Pemberontakan itu mencengkeram sebagian besar Jalur Gaza dan Tepi Barat dari 2000 hingga 2005.