New York Times Muat Iklan Satu Halaman Penuh, Kutuk Model dan Selebriti Pro-Palestina

SERAMBINEWS.COM, DUBAI - Surat kabar AS, The New York Times memuat iklan satu halaman penuh pada Minggu (23/5/2021).

Isi iklan itu untuk mengutuk selebriti pro-Palestina Gigi Hadid dan Bella Hadid dan bintang pop Inggris-Albania, Dua Lipa karena menunjukkan solidaritas dengan rakyat Palestina.

“Bella, Gigi dan Dua, Hamas menyerukan holokus kedua. Hukum mereka sekarang, ”bunyi judul iklan yang berupa surat kepada tiga bintang ternama itu.

Dilansir AP, Minggu (22/5/2021), iklan tersebut diatur, diproduksi dan dibayar oleh Rabbi Shmuley Boteach, kepala Jaringan Nilai Dunia.

Iklan, yang tayang di bagian utama surat kabar, menyebut Lipa dan saudari Hadid sebagai mega-influencer.

Baca juga: Jordania Siap Bantu Perjuangan Rakyat Palestina, OKI Sebut Israel Penjajah Palestina

Telah menuduh Israel melakukan pembersihan etnis terhadap warga Palestina dan menyebar fitnah ke negara Yahudi.

Pelantun "melayang" itu menggunakan media sosialnya untuk meluruskan dan mengecam media tersebut.

Karena menuduh dia anti-Semit dengan sikapnya yang pro-Palestina.

"Saya benar-benar menolak tuduhan palsu dan mengerikan yang diterbitkan dalam iklan The New York Times yang diambil oleh World Values Network," tulis Dua Lipa. .

Dia membagikan teks panjang dengan pengikut Twitter dan Instagram-nya.

"Ini adalah harga yang Anda bayar untuk membela hak asasi manusia Palestina melawan," ujarnya.

"Pemerintah Israel yang tindakannya di Palestina jelas-jelas penganiayaan dan diskriminasi," tambahnya.

Baca juga: Jalur Gaza Hadapi Kehancuran dan Kematian, Ribuan Bangunan Hancur, Ratusan Orang Tewas

Dia mengatakan hal iu sesuai dengan laporan Human Rights Watch dan kelompok hak asasi manusia Israel B'Tselem.

“Saya mengambil sikap ini, karena saya percaya, setiap orang Yahudi, Muslim dan Kristen memiliki hak hidup damai sebagai warga negara yang setara di negara yang mereka pilih,” tulis Lipa.

Bintang pop, yang berpacaran dengan adik Gigi dan Bella, Anwar Hadid, menyatakan World Values Network menggunakan namanya tanpa malu untuk memajukan kampanye buruk dengan kebohongan."