Kupi Beungoh
Moustapha Akkad, Ertugrul, dan Cut Nyak Dhien: Tentang Wajah Asli Yang Sering Terabaikan (I)
Dua karya Moustapha Akkad yang sangat spektukaler adalah The Message, The Story of Islam (1976), dan Lion of the Desert (1981).
Musik yang ditampilkan Chabarek setidaknya membuat kuping sebagian besar ummat Islam, bahkan yang sekular sekalipun menjadi enak dan mengasyikkan.
Baca juga: Erdogan Sebut Austria Bagian dari Nazi Jerman, Ikut Bantai Yahudi, Kini Beri Dukungan ke Israel
Baca juga: Erdogan Minta Paus Fransiskus Beri Hukuman ke Israel
Memberitahu Islam yang Sebenarnya
Disebutkan atau tidak, setiap film selalu membawa sebuah misi, baik yang terlihat dengan tegas dan jelas dalam beragai adegan yang ditampilkan, ataupun pesan tak langsung yang masuk menyelinap secara perlahan ke dalam jiwa pemirsa.
Baik pesan langsung maupun tak langsung akhirnya film kemudian dapat membuat persepsi berubah, yang kemudian menjalar menjadi penentu dalam cara memandang, bersikap, dan bahkan bertindak.
Film kemudian secara sendiri ataupun bergerombolan menjadi kekuatan penentu narasi yang mendefinisikan baik buruk, jahat, dan terpuji tentang sesuatu.
Seperti pengakuannya kepada banyak kalangan, Moustapha Akkad, yang meninggal pada tahun 2005, ia hanya membawa misi Ayahnya.
Ketika ia membuat film The Message, the Story of Islam, ia hanya membawa misi yang dipesankan oleh ayahnya, seorang pegawai kantor pos di Syiria.
Ketika ia terbang menuju AS pada umur 18 tahun, ayahnya memberinya uang 200 dollar dan satu Alquran.
Di Airport Damaskus ayahnya hanya sempat berkata “inilah yang dapat aku berikan, mungkin kita tak bertemu lagi, dan jangan lupa doaku akan selalu bersamamu.”
The Message bagi Akkad adalah pesan ayahnya, dan sekaligus juga pesan mayoritas umat Islam dunia untuk memberitahu barat dan nonmuslim tentang Islam yang sebenarnya.
Islam dalam The Message bukan seperti Islam yang digambarkan secara sangat salah oleh mereka yang bukan Islam.
Ia mengaku, membuat film the Mesage disamping ia teringat kepada ayahnya, ia juga harus menceritakan kebenaran asli tentang Islam.
Sebagai muslim sejati, adalah kewajibannya untuk menerangkan Islam yang sebenarnya kepada publik dunia melalui karir yang ditempuhnya, dunia perfileman.
Bagi Akkad, cara menerangkan Islam yang paling tepat kepada publik, terutama nonmuslim adalah dengan memberikan gambaran utuh tentang kehidupan pembawa ajaran Allah SWT itu sendiri, nabi Muhammad SAW.
Ia tidak “merupakan” Rasul dalam bentuk aktor, tetapi menonjolkan sifat dan akhlak sang pembawa kebenaran dan keteladanan yang bertabrakan dengan reperesentasi kebohongan, kezaliman, ketidakjujuran, keserekahan, dan kemunafikan.
Pergumulan nilai-nilai universal tentang kemanusiaan, kebebasan, dan perdamaian, yang dibawakan oleh nabi Muhammad SAW ditampilkan dengan sangat terstruktur oleh Akkad.
Paling kurang Akkad telah memberi pilihan kepada mereka yang mau tahu tentang Islam dengan sebuah alternatif narasi baru yang selama dua tiga abad telah ditenggelamkan oleh ketidaktahuan dan bahkan mungkin kebohongan pemahaman barat.(*)

*) PENULIS adalah Sosiolog, Guru Besar Universitas Syiah Kuala.
KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.