Warga Tangse Nyaris Tewas Diseruduk Gajah
M Daud Tengku Ahmad Sulaiman (55) warga Gampong Layan, Kecamatan Tangse, Pidie nyaris berujung maut, setelah diseruduk gajah jantan di Gle Genteng
SIGLI- M Daud Tengku Ahmad Sulaiman (55) warga Gampong Layan, Kecamatan Tangse, Pidie nyaris berujung maut, setelah diseruduk gajah jantan di Gle Genteng Gampong Blang Pandak, Tangse. Peristiwa naas itu terjadi, Sabtu (22/5).
Peristiwa naas itu terjadi saat M Daud bersama Marzuki menghalau satwa dilindungi itu yang telah merusak kebunnya di dekat kawasan Gunung Halimun. Ia masih beruntung, hanya satu kali diseruduk, dua ekor gajah jantan itu kabur. Gajah tersebut dipercaya oleh warga, merupakan gajah yang dilepas dari Conservation Response Unit (CRU) Mane, karena tempat itu bubar akibat tak ada dana operasional.
M Daud Tengku Ahmad Sulaiman, yang ditemui Serambi, kemarin menjelaskan, insiden dirinya diseruduk dua ekor gajah di kebunnya di Gle Genteng, berawal saat ia bersama rekannya Marzuki pergi ke kebunnya. Lokasi kebun itu berjarak dua jam perjalanan dengan sepeda motor dari Gampong Layan, dengan kondisi jalan rusak dan mendaki.
Ia menceritakan, sesampai di kebun, ia dan Marzuki sempat berbicara dengan dua ekor gajah jantan. Meminta supaya satwa dilindungi itu supaya kembali ke hutan dan tidak mengganggu kebun mereka.
"Wahai binatang yang baik, kembalilah ke dalam hutan belantara. Kami ini kan orang kecil, sayangilah kami," ucap M Daud saat memulai menghalau gajah.
Saat itu, lanjut M Daud, keduanya berjalan dengan sangat hati-hati untuk menghalau dua gajah jantan. Sasaat kemudian, gajah pun lari dan bersembunyi. Sehingga ia kehilangan jejak dua ekor gajah itu.
Kemudian, keduanya pun beristirahat, naas, ternyata M Daud dan Marzuki bersembunyi di dekat persembunyian dua ekor gajah. Secara mengejutkan, satu ekor gajah bergerak ke arah keduanya dan menyeruduk M Daud.
"Belum selesai saya bertanya sama Marzuki kemana perginya dua ekor gajah, tiba-tiba dengan gerak cepat satu ekor gajah keluar menyeruduk saya hingga terpental," cerita M Daud yang sesekali tersenyum.
Setelah menyeruduk, katanya, gajah tersebut masih tidak beranjak dari depan M Daud. Lalu ia pun berteriak meminta tolong, sehingga gajah itu kembali masuk ke hutan.
"Saat itu penglihatan saya pun sudah gelap. Marzuki bersama warga lain menolong saya cepat-cepat untuk menjauh dari lokasi gajah, gajah itupun tidak kembali lagi," jelasnya.
Menurut M Daud, dirinya diseruduk dengan dahi gajah, sehingga tubuhnya pun terpental. "Jika diseruduk dengan gading, saya telah meninggal karena gajah sangat dekat dengan saya. Gerakan gajah sangat cepat kalah kita," pungkasnya.
Sebelumnya, tak ada kekhawatiran dalam diri meski letak kebun di kawasan pegunungan. Baginya, hidupnya sudah menyatu kondisi alam di hutan. Sebab, M Daud telah lama berkebun di kawasan hutan.
Di kebun seluas sekitar 2 hektare lebih itu, M Daud menanam cabai, durian, kopi panah atau liberika, pinang dan palawija. Kebun itu telah dirawat tiga tahun, yang sebagian tanaman telah dipanen. Kecuali, kopi liberika yang baru mengeluarkan bunga. Di kawasan Gle Genteng itu sekitar sembilan petani bercocok tanam yang dekat dengan Gunung Halimun.
Secara terpisah, dr Ihsan SpOT, Rabu (26/5) mengatakan, kondisi M Daud, korban amukan gajah yang dirawat di RSUD Tgk Chik Di Tiro telah membaik. Pasien telah dilakukan operasi bedah tulang pada bahu kanan yang keluar. Katanya, tulang bahu M Daud tidak patah dan saat ini sudah ditangani.
Ia mengatakan, dokter telah melakukan dislokasi bahu kanan, dengan melaksanakan tindakan reduksi tertutup pada dislokasi bahu kanan. Sementara waktu immobilisasi lengan yang cidera saat ini masih digantung dengan perban, hal itu agar tidak digerakkan secara berlebihan, hingga bahu kanan itu pulih secara sempurna. "Pasien bernama M Daud sudah bisa pulang, sehingga nantinya dilakukan rawat jalan," pungkasnya. (naz)