Breaking News

Internasional

Aktivis Belarusia Tusuk Leher Dirinya, Saat Menjalani Persidangan

eorang aktivis politik Belarusia menusuk leher dirinya sendiri di pada hari pertama persidangannya. Dia dilarikan ke rumah sakit, kata sebuah

Editor: M Nur Pakar
AFP/Sergei SUPINSKY
Aktivis Belarusia di Ukraina memegang bendera merah putih nasional Belarus dan plakat remaja Belarusia yang dipenjara dalam aksi demo di Lapangan Kemerdekaan Kiev untuk menandai Hari Anak Internasional pada Selasa (1/6/2021) 

SERAMBINEWS.COM, MOSKOW - Seorang aktivis politik Belarusia menusuk leher dirinya sendiri di pada hari pertama persidangannya.

Dia dilarikan ke rumah sakit, kata sebuah kelompok hak asasi manusia.

Viasna, sebuah kelompok hak asasi independen yang memantau persidangan Stepan Latypov, mengatakan aktivis itu mencoba bunuh diri menyusul tekanan selama penahanan.

Ribuan aktivis oposisi dan pengunjuk rasa telah ditangkap dan diadili.

Dilansir Reuters, Rabu (2/6/2021), pasukan keamanan melakukan tindakan keras terhadap demonstrasi anti-pemerintah yang meletus tahun lalu.

Baca juga: Turki Tindak Keras Demonstran, 999 Orang Dijatuhi Hukuman 13.370 Bulan Penjara

Latypov (41) ditahan pada September 2020 dan diadili di ibu kota Minsk pada Selasa (1/6/2021) atas berbagai tuduhan.

Terutama tuduhan menciptakan simbol protes dan menentang penegakan hukum.

Viasna mengatakan dia muncul di pengadilan dengan memar, setelah ayahnya diinterogasi.

Latypov naik ke bangku dan menikam lehernya sendiri dengan apa yang tampak seperti pena.

"Stepan membiru dan berbaring di bangku, ambulans dipanggil," kata Viasna.

Tidak sadar, dia dibawa keluar dari ruang sidang dan dirawat di rumah sakit," tambahnya.

Baca juga: Demonstran Pro-Palestina dan Israel Bentrok di Montreal, PM Kanada Sebut Retorika Tercela

Kementerian Kesehatan Belarusia mengatakan Latypov sadar kembali dan hidupnya tidak dalam bahaya.

"Semua tindakan medis yang diperlukan telah diambil," kata kementerian itu di akun Telegramnya.

"Pasien dalam kondisi stabil, tidak ada bahaya kematian," tambahnya.

Latypov telah memberi tahu ayahnya, dia mendapat tekanan selama penahanan, kata Viasna,.

Dia bersama dengan kelompok lain menyatakan Latypop sebagai tahanan politik tahun lalu.

Politisi oposisi terkemuka Andrei Sannikov mengatakan itu adalah tindakan putus asa dan demonstrasi lain dari sifat pembunuhan rezim Presiden Alexander Lukashenko.

Belarus dicengkeram demonstrasi berbulan-bulan yang meletus setelah pemilihan presiden yang disengketakan Agustus 2020.

Dimana Lukashenko mengklaim masa jabatan keenam.

Baca juga: Pengadilan Sudan Hukum Mati Seorang Perwira, Terbukti Membunuh Demonstran pada 2019

Pasukan keamanan menindak keras, menahan dan memenjarakan ribuan demonstran.

Bahkan, mendorong para pemimpin oposisi ke pengasingan.

Beberapa orang tewas dalam kerusuhan tersebut.

Aktivis politik Belarusia lainnya, Vitold Ashurok yang berusia 50 tahun, meninggal di penjara di timur negara itu bulan lalu, dilaporkan karena serangan jantung.

Belarus telah menghadapi kecaman global.

Setelah pemerintah Lukashenko memerintahkan pengalihan penerbangan Eropa di atas wilayah udaranya pada 23 Mei.

Kemudian, menangkap pembangkang Roman Protasevich yang ada di dalamnya.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved