Jika Covid-19 Terbukti Berasal dari Lab Wuhan, WHO Sebut Xi Jinping Bisa Dilengserkan
Presiden China Xi Jinping bisa saja dipaksa mundur dari jabatannya jika para ilmuwan bisa membuktikan Covid-19 berasal dari laboratorium di Wuhan.
SERAMBINEWS.COM - Covid-19 masih menjadi masalah di seluruh dunia.
Setiap hari selalu ada kasus baru di berbagai negara.
WHO sebut Presiden China Xi Jinping bisa dilengserkan jika teori covid-19 berasal dari laboratorium di Wuhan terbukti kebenarannya.
Presiden China Xi Jinping bisa saja dipaksa mundur dari jabatannya jika para ilmuwan bisa membuktikan Covid-19 berasal dari laboratorium di Wuhan.
Sejak wabah virus corona muncul, muncul teori konspirasi bahwa penyakit tersebut berasal dari Institut Virologi Wuhan.
Penasihat Badan Kesehatan Dunia (WHO) Jamie Metzl mengatakan, konsekuensi yang bakal diterima Xi begitu besar jika teori tersebut akhirnya terbukti.
Baca juga: Kasus Covid-19 Aceh Tembus 15.139 Orang dan Angka Kematian 597 Orang
"Di China, jika benar ada bukti (Covid-19 dari lab Wuhan), maka ada potensi Xi Jinping dilengserkan," kata Metzl.
Apabila terdapat buktinya, maka China akan terancam dikucilkan oleh seluruh dunia.
"Akan menjadi pukulan geopolitik yang besar bagi negara itu," jelas Metzl, dikutip dari The Sun Senin (31/5/2021).
Metzl menuturkan, temuan tersebut akan memicu kemarahan banyak orang, keluarga yang kehilangan anak, orangtua, maupun pasangan mereka.
"Tidak hanya akan menjadi kesalahan besar, kejadian itu bakal dipandang sebagai upaya penutupan kejahatan," papar Metzl.
Baca juga: Kabur dari Tahanan, Spesialis Curanmor Ditemukan Tewas di Hutan, Istri Sebut Ada 4 Kejanggalan
Sementara itu, presenter Maajid Nawaz mengatakan, konsekuensi besar bakal dihadapi Beijing apabila teori tersebut terbukti kebenarannya.
"Sebabnya, keseluruhan planet untuk pertama kalinya dalam sejarah terkunci karena wabah ini," beber Nawaz.

Sebelumnya, upaya dinas rahasia Inggris yang memutuskan untuk menyelidiki asal usul virus corona membuat hubungan London dan China memanas.
Ketegangan semakin menguat dengan pernyataan Presiden AS Joe Biden, yang meminta agar investigasi sumber corona berasal dilakukan.
Beijing berulang kali membantah bahwa Institut Virologi Wuhan sebagai sumber corona.
China gusar isu tersebut kembali diangkat dan menyebut investigasi itu layaknya upaya AS menemukan senjata pemusnah massal di Irak.
Baca juga: Alvin Faiz dan Larissa Chou Jalani Sidang Perdana Perceraian, Sukseskah Mediasi? Tak Pakai Pengacara
Sebuah editorial yang diterbitkan surat kabar pemerintah Global Times bahkan menuding pemerintah AS arogan.
Mereka menyebut AS tidak mempunyai otoritas yang lebih besar dari Badan Kesehatan Dunia (WHO).
China juga menuduh AS memainkan permainan politik dengan menjadikan WHO untuk alat kepentingan mereka.
WHO Ungkap Sudah Ada 13 Varian Virus Corona di Wuhan Sejak Desember 2019
Sebelumnya, ilmuwan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menemukan bukti bahwa Covid-19 telah menyebar lebih luas di China pada 2019, ungkap sebuah laporan.
Para ahli telah mendeteksi ada 13 varian di Wuhan pada Desember 2019.
Fakta itu mengindikasikan virus corona menyebar lebih luas dari yang diperkirakan sebelumnya, sebagaimana diberitakan Daily Star, Senin (15/2/2021).
Penyelidik utama WHO Peter Ben Embarek mengatakan kepada CNN, timnya menggunakan sampel genetik parsial dan mengidentifikasi kasus virus corona pada Desember 2019.
"Virus itu beredar luas di Wuhan pada bulan Desember," kata Peter.
Pada awal pandemi ada 174 kasus pertama yang dilaporkan di Wuhan.
Kendati demikian, ilmuwan Denmark itu mengatakan mungkin ada lebih banyak kasus.
Setidaknya sekitar 1.000 orang mungkin telah terinfeksi pada Desember 2019.
Fakta baru soal Laboratorium Wuhan, yang diduga sebagai tempat munculnya virus corona, juga terungkap.
Institusi itu dilaporkan sempat mengajukan paten untuk membuat kandang kelelawar.
Kandang tersebut menampung kelelawar hidup yang akan digunakan untuk keperluan pengujian virus, sebagaimana dilaporkan Daily Star, Minggu (14/2/2021).
Institut Virologi Wuhan (WIV) mengajukan hak paten itu pada Januari 2019, 11 bulan sebelum kemunculan virus corona.
Dalam kandang tersebut, kelelawar harus mampu "tumbuh dan berkembang biak secara sehat dalam kondisi buatan".
Kabar itu berhembus setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pekan lalu menyatakan bahwa kebocoran dari laboratorium "sangat tidak mungkin", yang juga telah ditegaskan oleh China.
Paten berikutnya, yang diajukan Oktober lalu, adalah untuk "metode pengembangbiakan buatan kelelawar liar", menurut Mail on Sunday.
Paten tersebut diduga membahas penularan SARSCoV lintas spesies dari kelelawar ke manusia dan hewan lain.
Dikatakan: "Kelelawar yang terinfeksi virus secara alami atau buatan tidak memiliki gejala klinis yang jelas, dan mekanismenya tidak diketahui."
Sebelumnya, laboratorium tersebut telah berada dalam pengawasan internasional karena diduga telah melakukan eksperimen pada virus korona kelelawar.
Tempat tersebut juga terletak hanya beberapa mil dari tempat kasus Covid pertama dilaporkan pada Desember 2019.
Charles Small, konsultan intelijen sumber terbuka yang menemukan paten, berkata: “Mereka menyebutkan kelelawar menginfeksi dengan virus secara artifisial.
Dia mengatakan WHO harus memberikan laporan lengkap tentang percobaan virus korona kelelawar dan kelelawar lembaga tersebut.
(Tribunnewswiki.com/Putradi Pamungkas)
Artikel ini telah tayang di Tribunnewswiki.com dengan judul WHO Sebut Xi Jinping Bisa Digulingkan Jika Covid-19 Terbukti dari Lab Wuhan, China Dikucilkan Dunia
Baca juga: Alvin Faiz dan Larissa Chou Jalani Sidang Perdana Perceraian, Sukseskah Mediasi? Tak Pakai Pengacara
Baca juga: Tiga Bom Meledak di Ibukota Afghanistan, 10 Orang Tewas