Internasional
Mesir Kirim Peralatan dan Bahan Bangunan ke Jalur Gaza, Rekonstruksi Segera Dimulai
Pemerintah Mesir mengirim konvoi insinyur dan bahan bangunan ke Jalur Gaza, Palestina pada Jumat (4/6/2021).
SERAMBINEWS.COM, KAIRO - Pemerintah Mesir mengirim konvoi insinyur dan bahan bangunan ke Jalur Gaza, Palestina pada Jumat (4/6/2021).
Setelah keluarnya perintah Presiden Abdel Fattah El-Sisi untuk memulai rekonstruksi di Jalur Gaza.
Jalur Gaza hancur lebuh dibombardir jet tempur Israel, televisi pemerintah Mesir melaporkan pada Jumat (4/6/2021)/
Rekaman yang ditayangkan di televisi pemerintah menunjukkan puluhan buldoser, derek dan truk mengibarkan bendera Mesir.
Mereka berkonvoi di sepanjang perbatasan untuk mulai menyeberang ke Jalur Gaza.
Perang 11 hari antara Israel dan Hamas, penguasa Islam Palestina di Gaza, meletus pada 10 Mei 2021.
Lebih dari 250 warga Palestina tewas dalam ratusan serangan udara Israel.
Baca juga: Presiden Mesir Perintahkan Percepatan Pembangunan Kembali Jalur Gaza
Sedangkan serangan 4.000 roket Hamas banyak yang dicegat, menewaskan 13 warga Israel.
Mesir memainkan peran utama dalam menengahi gencatan senjata antara kedua belah pihak.
Mesir telah mengatakan mengalokasikan 500 juta dolar AS untuk mendanai pembangunan kembali daerah-daerah yang hancur di Jalur Gaza.
Sementara, Mesir dituduh berusaha menggunakan momentum itu untuk merebut kembali peran regionalnya dan meningkatkan hubungan dengan pemerintahan Joe Biden.
Kepala intelijen Mesir Abbas Kamel melakukan kunjungan yang dipublikasikan ke Israel, Tepi Barat dan Gaza untuk pembicaraan tentang gencatan senjata dan rekonstruksi.
Dia bertemu dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Menteri Pertahanan Benny Gantz, Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan pemimpin Hamas di Gaza, Yahya Sinwar.
Kembali di Kairo, Menteri Luar Negeri Sameh Shoukry menjamu mitranya dari Israel, Gabi Ashkenazi, untuk sebuah pembicaraan.
Kunjungan pertama seorang menteri luar negeri Israel ke Kairo sejak 2008.
Orang Mesir juga memilih untuk menjadikan kunjungan itu sebagai profil publik utama.
Mesir selaras dengan pemerintahan Biden tentang perlunya memulai rekonstruksi Gaza sesegera mungkin.
Namun Israel telah mengatakan tidak akan membiarkan rekonstruksi dimulai tanpa kemajuan dalam pengembalian mayat tentara Israel dan pembebasan warga Israel yang ditahan di Gaza.
Baca juga: Menlu Israel Kunjungi Mesir, Bahas Gencatan Senjata Permanen di Jalur Gaza
Kamel sedang mencoba untuk memulai proses yang akan mencakup kemajuan pada kedua masalah secara paralel untuk melunakkan posisi Israel.
Keretakan antara Hamas dan Otoritas Palestina menimbulkan masalah lain.
Mesir dan AS sama-sama menginginkan PA terlibat dalam upaya rekonstruksi.
Tetapi Hamas menolak gagasan itu dan ingin membentuk badan non-pemerintah untuk menangani rekonstruksi.
“Kami memiliki peluang strategis," kata Yahya Sinwar, Kepala Politi Hamas pada Senin (31/5/2021).
"Orang Mesir mengatakan kepada kami, mereka ingin mengubah Gaza menjadi Dubai di pantai Mediterania," kata Sinwar.
Rekonstruksi Jalur Gaza memberi Mesir peluang diplomatik dan ekonomi.
Mesir ingin perusahaan Mesir bertanggung jawab atas proses rekonstruksi, kata pejabat Israel.
Baca juga: Mesir akan Bangun Kembali Perumahan yang Hancur di Gaza
Mesir mengusulkan rencana pembangunan senilai 500 juta dolar AS, sebagian besar dari Arab Saudi dan UEA.
Itu akan memungkinkan perusahaan Mesir untuk mendapatkan keuntungan.
Pemerintah Mesir juga memantau rekonstruksi Jalur Gaza.
Para pejabat Israel mengatakan Mesir juga mempertimbangkan menutup perbatasannya dengan Jalur Gaza.
Tetapi, membuka yang baru di Rafah dengan sistem pemantauan yang lebih baik untuk mencegah masuknya barang-barang penggunaan ganda yang dapat memiliki manfaat militer bagi Hamas.
Salah satu faktor yang mempersulit mencapai keputusan tentang rekonstruksi saat ini,. ketidakpastian politik di Israel, kata sumber-sumber Israel dan Mesir.(*)