Internasional

Seorang Ibu Palestina di AS Berjuang Selamatkan Vila, Cegah Israel Hancurkan Tempat Tinggalnya

Seorang ibu Palestina, Sanaa Shalaby berjuang selamatkan vila dua lantai  di Tepi Barat.

Editor: M Nur Pakar
AP
Sanaa Shalaby memperlihatkan foto keluarga besarnya saat berada di villa yang akan dihancurkan Israel di Tepi Barat, Palestina. 

Seorang pejabat Israel mengatakan badan keamanan percaya pembongkaran rumah adalah pencegah yang efektif.

Pejabat itu menolak mengomentari kasus Shalaby, tetapi mengatakan semua orang diberitahu sebelumnya dan diberi hak untuk menentang pembongkaran di pengadilan.

Seseorang dalam situasi Sanaa akan memiliki "kasus hukum yang baik" jika akunnya diverifikasi secara independen, kata pejabat itu.

"Ada checks and balances yang jelas," kata pejabat itu.

“Kami menggunakannya hanya ketika kami merasa perlu, dan hanya karena kami memahami bahwa ini adalah pencegah yang efektif.”

Pejabat itu berbicara dengan syarat anonim untuk membahas prosedur keamanan.

HaMoked, sebuah kelompok hak asasi Israel yang telah mewakili puluhan keluarga yang berusaha menghentikan pembongkaran.

Saat ini mewakili Sanaa dan mengatakan petisi seperti itu jarang berhasil.

Dari 83 kasus yang dibawa sejak 2014, hanya 10 pembongkaran yang dicegah, katanya.

Dalam kasus yang tersisa, rumah sebagian atau seluruhnya dihancurkan, atau apartemen di gedung bertingkat ditutup secara permanen.

Jessica Montell, direktur eksekutif kelompok tersebut, mengatakan dari perspektif hukum pertanyaan apakah itu berfungsi sebagai pencegah tidak relevan.

“Anda tidak secara kolektif menghukum orang yang tidak bersalah hanya karena mereka terkait dengan penjahat dengan harapan itu akan menghalangi penjahat di masa depan," ujarnya.

"Ini adalah kebijakan ilegal dan tidak bermoral terlepas dari efektivitasnya,” katanya.

Militer Israel menyiapkan laporan tentang penghancuran rumah sebagai hukuman pada tahun 2004 yang menyebabkan moratorium praktik pada tahun berikutnya, menurut HaMoked.

Hal itu berdasarkan presentasi Power Point dari laporan rahasia pada tahun 2008 melalui petisi pengadilan.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved