Berita Banda Aceh
Harga Emas di Banda Aceh Masih Stabil, Penjualan Turun Drastis
Harga emas di Banda Aceh masih stabil berada di angka Rp 2.800.000/mayam belum termasuk ongkos pembuatan
Penulis: Mawaddatul Husna | Editor: Muhammad Hadi
Laporan Mawaddatul Husna | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Harga emas di Banda Aceh masih stabil berada di angka Rp 2.800.000/mayam belum termasuk ongkos pembuatan.
Bertahannya harga emas di posisi tersebut akibat mata uang dolar terhadap rupiah menguat.
“Kalau tidak sudah di angka Rp 2.900.000-an. Selain pengaruh nilai tukar dolar terhadap rupiah juga dipengaruhi oleh harga emas dunia,” kata Pedagang Emas di Jalan Tgk Chik Pante Kulu, Banda Aceh, Murizal kepada Serambinews.com, Selasa (8/6/2021).
Baca juga: Harga Emas Hari ini Turun, Berikut Rincian Harga Emas Per Gram Senin 7 Juni 2021
Dikatakan, emas dunia ada kenaikan karena dipengaruhi dari faktor bitcoin yang mulai agak ditinggalkan oleh pelaku pasar.
Jadi para investor lebih memilih aset dan nilai lindung uangnya dalam bentuk emas fisik.
“Memang emas dari zaman dulu tetap yang terbaik untuk melindungi nilai terhadap inflasi.
Apabila menyimpan uang cash semakin lama nilai uangnya makin mengecil terhadap barang-barang lainnya. Harga barang naik, tapi nilai uang makin mengecil,” kata Murizal.
Baca juga: Ketua MS Jantho Lantik Panitera Muda Jinayat
Sebab itu, dikatakan Murizal, negara-negara yang kaya pasti cadangan devisa tetap menyimpan emas sekian ribu ton untuk melindungi perekonomian negara-negara yang kaya, seperti Amerika Serikat, Inggris, Jerman dan negara lainnya di Eropa.
“Kalau Asia, negara Cina yang banyak sekali menyimpan cadangan devisa emasnya.
Jadi dengan cadangan emasnya banyak perekonomian negara tersebut tidak mudah goyang dalam arti kata tetap stabil saja biarpun dihantam dengan kejadian wabah Covid-19, ” sebutnya.
Baca juga: Sebelum Meninggal Dunia, Santri Asal Aceh Tamiang Sempat Bercerita Penganiayaan dan Ingin Pindah
Sementara itu, Murizal menambahkan terkait dengan penjualan emas khususnya di Pasar Atjeh saat ini menurun drastis sekitar 70 persen lebih.
Adapun yang beli rata-rata untuk emas mahar, yang jual kebanyakan untuk biaya kebutuhan sehari-hari, biaya pendidikan.
“Susahnya perekonomian di Aceh khususnya menyebabkan pelaku usaha terasa sepi penjualan, yang jual emaspun rata-rata alasannya untuk bayar hutang dan resepsi acara pesta pernikahan,” kata Murizal. (*)
Baca juga: KKB Memaksa Masuk Ke Ilaga Papua Sambil Tembak Aparat, Kontak Senjata Berlangsung Hampir 2 Jam