Singapura Baru-baru Ini Mengamankan Mata-mata China, Ini Sosoknya, Bagaimana Dengan Indonesia?
Yeo diketahui sudah menjadi bagian dari mata-mata China sejak tahun 2015 silam. Yeo akhirnya diamankan oleh pihak berwajib di SIngapura.
SERAMBINEWS.COM - Sebuah kabar mengejutkan datang dari negara yang cukup dekat dengan Indonesia, bahkan hanya berbatas selat kecil dengan salah satu wilayah di Indonesia.
Negara tersebut tak lain adalah Singapura, yang berbatasan dengan Kepulauan Batam.
Meski memiliki wilayah yang tak begitu besar, Singapura memang dikenal sebagai salah satu negara maju saat ini.
Namun ternyata hal itu tak membuat Singapura terbebas dari gangguan luar negeri.
Terbukti Kementerian Keamanan Dalam Negeri (ISD) Singapura baru-baru ini mengungkapkan ada seorang warga yang ditahan.
Bahkan sosok tersebut diketahui bukan sosok sembarangan.
Baca juga: Siap-siap! Vaksinasi Covid-19 Dosis II Kembali Digelar Kamis dan Jumat, Ini Sasaran Pesertanya
Baca juga: Tanda-tanda Perang Makin Terlihat, AS Kirim Kapal Induk USS Ronald Reagan ke Laut China Selatan
Ia ternyata adalah seorang mata-mata yang diduga merupakan anggota intelijen China yang ditugaskan di Singapura.
Namanya tak lain adalah Dickson Yeo.
Yeo diketahui sudah menjadi bagian dari mata-mata China sejak tahun 2015 silam.
Namun baru pada tanggal 30 Desember 2020 lalu, Yeo akhirnya diamankan oleh pihak berwajib di SIngapura.
Diketahui ternyata Yeo pernah dideportasi dari Amerika Serikat (AS) bahkan ia sempat dipenjara selama 14 bulan di sana.
Kasusnya pun tak jauh beda, Yeo diduga menjadi mata-mata bayaran oleh suatu negara asing.
Baca juga: Rian Dibunuh di Hotel dan Dibakar, Korban Sempat Dijemput 2 Pria, Ibu Histeris Lihat Peti Jenazah
Baca juga: Sosok Ratius Murib Pemasok Senjata dan Amunisi untuk KKB Papua, Raup Keuntungan Rp1,39 Miliar
"Hasil investigasi ISD menemukan bahwa Yeo bekerja untuk inteiljen sebuah negara asing, menjalankan berbagai tugas yang diserahkan padanya lewat supervisor asingnya dengan imbalan keuntungan moneter," ujar ISD, dilansir Strait Times.
ISD juga menyatakan bahwa Yeo sepenuhnya sadar bahwa orang asing yang memberinya tugas, bekerja untuk intelijen negara asing.
Dia juga disebut sempat membuat sebuah perusahaan di Singapura untuk jadi kamuflase dari kegiatan intelijennya, disamping pernah mencoba merekrut orang seperti yang dilakukan supervisornya.
Investigasi terhadap Yeo tetap berlangsung sejauh ini. Penahanan pun masih dilakukan untuk keperluan penyelidikan.
Awalnya, Yeo direkrut agen intelijen China saat melakukan perjalanan ke Beijing pada 2015 silam.
Perekrut Yeo mengklaim dirinya bekerja untuk organisasi peneliti atau think tank.
Saat itu, Yeo adalah mahasiswa program doktor di Lee Kuan Yew School of Public Policy Universitas Nasional Singapura.
Dalam dokumen saat ditangkap otoritas AS, Yeo ditawari uang untuk analisis dan informasi di wilayah Asia Tenggara, sebelum diminta melakukan hal yang sama pada AS.
Diketahui bahwa Yeo sampai berusaha untuk menjadi salah satu mahasiswa di Universitas George Washington agar penyamarannya sempurna.
Baca juga: Fakta Baru Pria Bunuh Istri dan Anak Lalu Bacok Imam Masjid, Pelaku Ngaku Belajar Ilmu Hitam
Yeo pun akhirnya berhasil dan mampu tinggal di Washington selama Januari sampai Juli 2019.
Sepak terjang Yeo berakhir saat jejak petualangannya di AS berakhir dan dirinya mencoba untuk kabur dari Negeri Paman Sam.
Namun ia ketahuan oleh FBI saat mencoba kembali ke negaranya lewat New York 2019 silam.
Tanggapi hal ini, Pemerintah China membantah pernah merekrut Yeo untuk menjadi mata-mata mereka.
China justru menuduh bahwa itu adalah upaya AS untuk menekan dan memojokkan Negeri Tirai Bambu.
"Saya tidak mengetahui persis kejadian sebenarnya. Tapi yang ingin saya katakan adalah lembaga penegak hukum Amerika Serikat baru-baru ini terus menuduh China melakukan penyusupan dan memata-matai, dengan tujuan untuk menekan dan memojokkan China," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin, Juli 2020 lalu. Baca berikutnya. (*)
Artikel ini telah tayang di Sosok.id dengan judul Berbatasan Langsung dengan Kepulauan Batam, China Disebut-sebut Sudah Kirimkan Mata-matanya di Negara Tetangga, Bagaimana Dengan Indonesia? Ini Sosoknya!
Baca juga: Siap-siap! Vaksinasi Covid-19 Dosis II Kembali Digelar Kamis dan Jumat, Ini Sasaran Pesertanya
Baca juga: Tanda-tanda Perang Makin Terlihat, AS Kirim Kapal Induk USS Ronald Reagan ke Laut China Selatan
Baca juga: Cara Mendapatkan BLT UMKM Rp 1,2 Juta Tahap 2, Siapkan Syarat Ini