Berita Banda Aceh

Realisasi Pembiayaan KUR di Aceh 3 Terendah di Sumatera, Ini Perbandingan dengan Daerah Lain

Sesuai data itu, realisasi pembiayaam KUR di Aceh hingga Mei 2021 masih sekitar Rp 727,7 miliar dari jatah diberikan pemerintah pusat Rp 1,4 triliun.

Penulis: Herianto | Editor: Mursal Ismail
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi uang 

Sesuai data itu, realisasi pembiayaam KUR di Aceh hingga Mei 2021 masih sekitar Rp 727,7 miliar dari jatah diberikan pemerintah pusat Rp 1,4 triliun. 

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Realisasi pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Aceh hingga Mei 2021 ternyata ketiga terendah di Pulau Sumatera

Ketua Komisi II DPRA, Irpannusir SAg, mengungkapkan hal ini kepada Serambinews.com, Rabu (16/6/2021), sesuai data yang diterima pihak DPRA dari pusat. 

Sesuai data itu, realisasi pembiayaam KUR di Aceh hingga Mei 2021 masih sekitar Rp 727,7 miliar dari jatah diberikan pemerintah pusat Rp 1,4 triliun. 

"Untuk Pulau Sumatera, Aceh menduduki peringkat ketiga terendah setelah Kepulauan Riau baru Rp 417,3 miliar dan Kepulauan Bangka Belitung baru Rp 528,3 miliar,” kata Irpannusir

Irpannusir pun membandingkan pembiayaan KUR di Aceh dengan daerah lain di Sumatera, misalnya dengan provinsi tetangga, yaitu Sumatera Utara atau Sumut.

Irpannusir menyebutkan realisasi KUR di Sumut hingga Mei 2021 sudah mencapai Rp 4,1 triliun, Sumatera Barat Rp 2,9 trilliun, Riau Rp 2,5 trilliun. 

Ketua Komisi II DPRA, Irpannusir SE, SAg, MIKom
Ketua Komisi II DPRA, Irpannusir SE, SAg, MIKom (hand over dokumen pribadi)

Baca juga: Sekda: Lanjutan RUPS Bank Aceh Syariah Tunggu Gubernur Sehat, Bustami Hamzah Masih Jabat Komut

Baca juga: Ganjar Potensial Jadi Ketum PDIP, Megawati Dilema Usung Puan atau Ganjar di Pilpres 2024

Baca juga: Warga Yaman Tuntut Milisi Houthi Akhiri Pengepungan Kota Taiz Tanpa Syarat

Padahal, kata Irpannusir, tujuan pemerintah pusat memaksimalkan penyaluran KUR saat masa pandemi Covid- 19 ini untuk membantu usaha mikro, kecil dan menegah (UMKM) serta koperasi.

Artinya agar mereka bisa mendapat pinjaman tambahan modal dengan bunga rendah, yaitu hanya enam persen per tahun. 

Irpannusir menyebutkan KUR itu ada beberapa jenis. Antara lain, KUR jenis super mikro, plafon pinjamannya hingga Rp 10 juta dengan bunga pinjaman sebesar 6 persen per tahun.

Kemudian KUR jenis mikro, plafon pinjmannya Rp 10 – Rp 50 juta, bunganya tetap sebesar 6 persen per tahun.

Selanjutnya, KUR jenis kecil, plafon pinjamannya dari Rp 50 Juta – Rp 500 juta, bunganya tetap sebesar 6 persen per tahun.

Keempat KUR Khusus, yang disalurkan dengan sistem kluster.

Plafon pinjamannya Rp 50 – Rp 500 juta dan bunganya tetap sebesar 6 persen/tahun.

Tujuan lain, pemerintah mengalokasikan dana KUR ini, sebut Irpannusir, adalah untuk percepatan pemulihan ekonomi nasional (PEN).

UMKM yang terdampak akibat pandemi covid 19, untuk penambahan modalnya, bisa mengajukan permohonan KUR ke bank penyalurannya, yaitu BRI, BNI dan Mandiri.

Namun, kata Irpannusir, berhubung di Aceh tak ada lagi bank konvensional, maka pinjaman KUR ini melalui Bank Syariah Indonesia (BSI).

"Jadi, UMKM dan koperasi yang membutuhkan tambahan modal usaha bisa mengajukannya ke BSI," kata Irpannusir.

Irpannusir juga meminta dinas teknis terkait di kabupaten/kota maupun provinsi, membantu UMKM dan koperasi, serta kelompok tani, perikanan memfasilitasi pengajuan permohonan KUR ini.

Dinas teknis terkait dimaksud Irpannusir, seperti Disperindagkop dan UMKM, Dinas Pertanian dan Perkebunan, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Peternakan, dan lainnya

"Informasi yang kami peroleh dari Dinas Koperasi dan UKM Aceh, ada beberapa koperasi kopi di Aceh Tengah, Bener Meriah, Aceh Utara, dan Aceh Timur, karena ada yang memfasilitasinya, mereka mudah dapat KUR.

Begitu juga pinjaman murah lainnya yang diperuntukan untuk pemulihan ekonomi nasional (PEN). Misalnya dari Lembaga Pengelo Dana Bergulir (LPDB) Pusat.

Ada beberapa koperasi kopi di Aceh Tengah dan Bener Meriah mendapat bantuan dana pinjaman lunak dari LPDB.

Misalnya Koperasi Baburrayan sudah menandatangani komitmen pinjaman dengan LPDB senilai Rp 10 miliar, Koperasi Arinagata Rp 1,25 miliar dan Koperasi Kokowa Gayo Rp 1 miliar," sebut Irpannusir.

Sedangkan kepada pihak BSI di Aceh, Irpannusir meminta agar proses migrasi rekening BRI, BNI dan Mandiri Syariah ke BSI bisa dilakukan semaksimal mungkin.

Dengan demikian kuota KUR senilai Rp 1,4 trilliun untuk Aceh bisa terus disalur kepada UMKM, koperasi, dan kelompok tani di Aceh. 

Bahkan, harus ditargetkan bisa tercapai 100 persen sebelum akhir 2021, sehingga bisa mendapat kuota tambahan dari pemerintah pusat.

Sisa pembiaayaan KUR di Aceh akan dilakukan akhir September

Dikonfirmasi Serambinews.com secara terpisah, Deputi Bisnis Bank Syariah Indonesia (BSI) Wilayah Aceh, Saiful, mengakui kuota awal dana KUR 2021 yang diberikan untuk Aceh melalui BRI sekitar Rp 1,4 trilliun.

Dari jumlah itu, hingga akhir bulan Mei 2021, yang sudah tersalur Rp 700 miliar lebih atau sudah di atas 50 persen. 

Sisanya diperkirakan pada akhir September 2021 mendatang, setelah kegiatan migrasi rekening bank BRI Syariah, BNI Syariah, dan Mandiri Syariah ke BSI selesai seluruhnya, sehingga nantinya terserap 100 persen.

“Setelah seluruhnya terserap pada akhir bulan September mendatang, BSI Aceh  akan meminta tambahan kuota dana KUR kembali ke pusat,” ujar Saiful.

Hingga kini ini, kata Saiful, persentasi pemindahan nomor rekening ketiga bank tersebut ke BSI sudah mencapai 86 persen, dari 1,2 juta rekening yang akan dimigrasi atau dipindahkan ke BSI.

“Pada akhir bulan ini, tahapan migrasi rekening itu Insya Allah akan tuntas dan pelayanan keuangan syariah di BSI, bulan depan sudah berjalan normal. 

Termasuk pelayanan permohonan dan penyaluran KUR kepada sasarannya semakin cepat dilakukan,” ujar Deputi Bisnis BSI Aceh itu. (*)     


Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved