44 Persen Sampel Positif Covid-19
Kepala Balai Litbangkes Aceh Kemenkes RI, Dr Fahmi Ichwansyah SKp MPH mengatakan, sepanjang Januari 2021 hingga 15 Juni 2021
* Hasil Pengujian di Lab Balitbangkes Aceh
BANDA ACEH - Kepala Balai Litbangkes Aceh Kemenkes RI, Dr Fahmi Ichwansyah SKp MPH mengatakan, sepanjang Januari 2021 hingga 15 Juni 2021, pihaknya sudah memeriksa 7.641 sampel Covid-19 yang dikirim oleh kabupaten/kota di Aceh. Dari jumlah sampel yang diperiksa tersebut, 44,4 persen di antaranya positif Covid-19.
“Bila dihitung per Januari 2021 sampai dengan 15 Juni 2021, ada sebanyak 44,4% sampel yang positif dari total 7.641 sampel yang diuji,” kata Fahmi Ichwansyah kepada Serambi, Minggu (20/6/2021).
Di sisi lain, Fahmi juga memaparkan bahwa Laboratorium Balai Litbangkes Aceh Kemenkes RI hingga 15 Juni 2021 telah memeriksa sampel swab yang berasal dari kabupaten/kota di Aceh sebanyak 16.873 sampel sejak pertama kali lab ini dilaunching oleh Gubernur Aceh Ir Nova Iriansyah MT pada 16 April 2020.
Dikatakan, pemeriksaan sampel di laboratorium Litbangkes Aceh dilakukan setiap hari, kecuali hari minggu. Petugas laboratorium mulai bekerja pukul 08.00 WIB sampai menjelang Magrib dan bahkan bisa sampai malam hari tergantung dengan jumlah sampel yang diperiksa. Biasanya semakin banyak sampel swab yang diperiksa, maka waktu yang dibutuhkan juga akan makin panjang.
Dikatakan, pemeriksaan Covid-19 di Balai Litbangkes Aceh menggunakan alat RT-PCR merk Roche Light Cycler LC480 dan BioRad CFX96. Kedua alat ini telah direkomendasikan oleh WHO dan Kementerian Kesehatan RI.
Demikian juga dengan standar operasional prosedur pemeriksaan mengikuti pedoman WHO dan Kementerian Kesehatan di bawah arahan laboratorium rujukan nasional di Pusat Litbang Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan Badan Litbangkes Kemenkes RI.
Selama ini pemeriksaan Covid-19 menggunakan RT-PCR hanya untuk melihat positif atau negatif saja. Di sisi lain, ada fakta menunjukkan bahwa virus SarCov-2 sebagai penyebab Covid-19 bermutasi cepat dengan tingkat infeksius yang lebih berbahaya.
Mutasi inilah yang harus diidentifikasi secepatnya melalui Surveilance Genom Sequensing dengan menggunakan alat sequensing. Fahmi mengakui bahwa Balai Litbangkes Aceh sudah memiliki alat Seq Studio Genetic Analyser ABI yaitu alat yang bisa mendeteksi mutasi SarCov-2 dengan metoda Sanger.
“Namun untuk operasional kami masih menunggu pengiriman reagen dari Laboratorium Rujukan Nasional. Kita berharap mutasi SarCov-2 di Aceh dapat segera diketahui untuk antisipasi penyebaran varian of concen. Balai Litbangkes Aceh termasuk salah satu dari 17 laboratorium jejaring surveillans genom SarCov-2 di Indonesia,” kata Fahmi.
Fahmi mengakui bahwa pihaknya rata-rata memeriksa sekira 200 sampel per hari. Saat ditanya apakah saat ini pihaknya mengalami kekurangan bahan untuk pengujian, Fahmi menyebutkan bahwa sejauh ini belum ada masalah.“Alhamdulillah persediaan kita sekarang cukup untuk 2 bulan dengan perkiraan pemeriksaan per hari sekitar 200 sampel. Namun ada juga beberapa bahan yang sudah menipis seperti ethanol absolut, tapi kebutuhan ini akan segera terpenuhi,” katanya.
11 Laboratorium Lakukan Pengujian
Terkait persentase positif Covid-19 sangat tinggi dari sampel yang diuji, Fahmi menyebutkan bahwa laboratorium Litbangkes Aceh memeriksa sesuai dengan jumlah sampel yang dikirim oleh kabupaten/kota. “Sekarang kita punya 10 laboratorium milik pemerintah dan 1 milik swasta, tentunya sampel didistribusikan ke laboratorium-laboratorium tersebut oleh posko Covid-19,” tandas Fahmi. Itu sebab, kata Fahmi, persentase positif Covid-19 tersebut yang diuji di laboratorium yang dipimpinnya belum bisa menggambarkan kondisi Aceh secara keseluruhan. Di sisi lain, Fahmi memaparkan bahwa di Sumatera hanya ada 2 laboratorium yang mampu melakukan genom sequencing, yakni laboratorium Balitbangkes Aceh dan laboratorium Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.(sak)