Tanjung Mas, Kerajaan Tua yang Menarik Perhatian Kemendikbud

Pada abad ke-16 atau sekitar 400 tahun silam, di Kabupaten Aceh Singkil, terdapat kerajaan bernama Tanjung Mas

Editor: hasyim
Foto kiriman Wanhar
Kaum milenial bersama para tetua kampung berfoto di kompleks makam Ali Al Fansuri, di Desa Tanjung Mas, Simpang Kanan, Aceh Singkil, Minggu (27/6/2021). 

Pada abad ke-16 atau sekitar 400 tahun silam,  di Kabupaten Aceh Singkil, terdapat kerajaan bernama Tanjung Mas. Kerajaan itu berada di tepi sungai Lae Cinendang. Tanjung Mas kini menjadi nama sebuah desa di wilayah Kecamatan Simpang Kanan. Sebagai bekas kerajaan,  Tanjung Mas memiliki warisan sejarah dan budaya. Atas dasar itulah Tanjung Mas masuk dalam program Desa Pemajuan Kebudayaan. Program ini menjadi prioritas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Di Indonesia sendiri terdapat 350 desa menjadi sasaran program Desa Pemajuan Kebudayaan. Tujuannya untuk mengaktifkan ekosistem pemajuan kebudayaan masyarakat di desa. Dengan mengenali dan menarasikan potensi budaya desa,  sehingga dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat.

"Program ini dilaksanakan untuk menggali potensi budaya yang dimiliki desa dari sudut pandang masyarakat, pemerintah desa atau komunitas desa itu sendiri sebagai pemilik kebudayaannya," kata Wanhar Lingga, Pendamping Desa Kebudayaan Tanjung Mas, Minggu (27/6/2021) seusai melihat kuburan ayahanda Syekh Abdurrauf di Tanjung Mas bersama pendamping desa, dan Abdul Berutu Setianto, Pengurus Rumah Milenial.

Menurut Wanhar setelah melakukan tahap temukenali, ternyata Desa Tanjung Mas memiliki potensi yang sangat luar biasa untuk dikembangkan. Antara lain, di Tanjung Mas terdapat masjid tertua di Kabupaten Aceh Singkil, yang dibangun tahun 1844. "Diperkirakan lebih tua dari masjid Baiturrahim Pasar Singkil, sehingga berpeluang menjadi cagar budaya," ujarnya.

Selanjutnya di Tanjung Mas terdapat makam Ali Al-Fansuri, ayah Syekh Abdurrauf Al-Singkily Mufti Agung Kesultanan Aceh Darussalam semasa Sultanah Syafiatuddin Tajul Alam (1050-1086 H atau 1641-1675 M).

Di Tanjung Mas, juga terdapat kuburan tua di sekitar Ukhuk Datakh. Kuburan tua itu diperkirakan merupakan tempat lahir Syekh Abdurrauf, penulis terjemahan pertama Alquran  dalam bahasa Melayu.

Ukhuk Datakh dari makam Ali Al Fansuri arah ke hilir sungai jaraknya kira-kira 300 meter. Kemudian terdapat kuburan Aminuddin bin Ali al-Fansuri, sauadara laki-laki dari Syekh Abdurrauf. Sabirin Malau, Kepala Desa Tanjung Mas, menyambut baik program Desa Pemajuan Kebudayaan. "Kami mendukung program ini," kata Sabirin.(de)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved