Berita Aceh Besar
Korban Tanah Bergerak di Aceh Besar Dapat Bantuan Rumah, Tahap Pertama Sepuluh Unit
Untuk tahap pertama, kata Haizir, pembangunan difokuskan untuk 10 unit rumah. Sedangkan 8 rumah sisanya akan menyusul.
Penulis: Subur Dani | Editor: Nurul Hayati
Untuk tahap pertama, kata Haizir, pembangunan difokuskan untuk 10 unit rumah. Sedangkan 8 rumah sisanya akan menyusul.
Laporan Subur Dani | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Gubernur Aceh, Nova Iriansyah melakukan peletakan batu pertama pembangunan 18 rumah untuk korban bencana tanah bergerak di Lam Kleng, Kuta Cot Glie, Aceh Besar, Sabtu (3/7/2021).
Peletakan batu pertama itu dilakukan Gubernur didampingi Bupati Aceh Besar Mawardi Ali, Direktur Utama PT Bank Aceh Syariah Haizir Sulaiman dan Ketua Yayasan Cet Langet Edi Fadhil.
Selain itu juga hadir Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Aceh Mawardi, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Aceh Ilyas, Kepala Dinas Sosial Yusrizal, Kadis ESDM Mahdinur, Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Aceh Muhammad Iswanto, Juru Bicara Pemerintah Aceh Muhammad MTA, Camat Kuta Cot Glie Imam Munandar, serta tokoh masyarakat dan TNI Polri.
Dalam sambutannya, gubernur mengucapkan syukur atas pembangunan rumah bantuan bagi korban tanah bergerak di desa itu.
Pembangunan rumah itu, kata gubernur, dilakukan menggunakan bantuan dana Corporate Social Responsibility (CSR) PT Bank Aceh Syariah yang pembangunannya dikoordinir oleh Yayasan Cet Langet.
"Alhamdulillah, atas izin Allah, dan berkat kerjasama para pihak terkait, maka pada hari ini kita melakukan peletakan batu pertama pembangunan 18 unit rumah bantuan untuk saudara-saudara kita para korban bencana tanah bergerak di Desa Lamkleng, Kecamatan Kuta Cot Glie," ujar Nova.
Baca juga: Ippemindra Salurkan Paket Sembako bagi Korban Tanah Bergerak Lamkleng
Ia menjelaskan, setiap warga terdampak memperoleh bantuan rumah type 36 masing-masing senilai Rp 78 juta, yang biaya pembangunannya bersumber dari dana CSR Bank Aceh Syariah melalui program Bank Aceh Peduli.
Salah satu alasan pembangunan rumah ini menggunakan dana CSR Bank Aceh, lanjut Gubernur, karena jika harus menunggu dana dari APBA, itu akan membutuhkan waktu yang lama, setidaknya hingga tahun 2022 nanti.
"Kondisi ini tidak memungkinkan bagi saudara-saudara kita yang baru tertimpa musibah, karena kita tidak menginginkan para korban terlalu lama tinggal di tenda pengungsian, sebab akan berpengaruh terhadap kondisi fisik dan psikis mereka," ujar gubernur.
Gubernur juga menceritakan, hari-hari ketika pertama kali bencana itu terjadi di Gampong Lam Kleng, dirinya langsung mengunjungi desa itu untuk melihat langsung kondisi kerusakan.
"Setelah meninjau lokasi ini di awal-awal bencana, saya berinisiatif untuk segera membantu pembangunan rumah bagi warga Lamkleng yang terdampak," ujar gubernur.
Gubernur mengaku, saat itu dirinya segera meminta Pemerintah Kabupaten Aceh Besar untuk mencari dan menyiapkan lahan relokasi, agar pembangunan rumah dapat segera dilakukan.
Baca juga: Pembangunan Jembatan Panca & Lamsie akan Lanjut, 15 Rumah Korban Tanah Bergerak Dibangun Bank Aceh
"Seiring dengan itu, Pemerintah Aceh juga mengupayakan skema bantuan melalui dana CSR. Alhamdulillah, PT Bank Aceh Syariah menyambut baik dan bersedia membantu," ujar Gubernur.