Virus Corona

Ilmuan Temukan Virus Corona juga Sebabkan Pembekuan Sel Darah Merah, Tubuh Sulit Angkut Oksigen

Para ilmuwan dari Max Planck Center for Physics and Medicine di Jerman menganalisis sampel darah pasien yang terinfeksi Covid-19.

Editor: Ansari Hasyim
Republic World
Varian Delta Virus Corona Lebih Berbahaya, Banyak Menyerang Orang Berusia Muda 

SERAMBINEWS.COM - ilmuwan Jerman telah menemukan bahwa virus SARS-CoV-2 mengubah konsistensi sel darah merah dan putih.

Hal ini membuat transportasi oksigen menjadi sulit, dan nutrisi dalam tubuh mengalami kesulitan,demikian dilansir Daily Mail, pada Jumat (2/7/21).

Para ilmuwan dari Max Planck Center for Physics and Medicine di Jerman menganalisis sampel darah pasien yang terinfeksi Covid-19.

Kemudian ia membandingkannya dengan sampel darah sukarelawan sehat.

Secara khusus, para ilmuwan telah memeriksa berbagai mancam sampel darah dari para sukarelawan.

Lebih dari 4 juta sel darah, diambil dari 17 pasien yang saat ini terinfeksi Covid-19 (usia 41 hingga 87 tahun).

Kemudian 14 pasien yang telah terinfeksi tetapi sembuh dari Covid-19 (usia 41 hingga 87 tahun).

Aduh, Kasus Positif Corona di Pidie Capai 1.276 Orang, Dinkes Kejar Target Vaksinasi 70 Persen Warga

Lalu 14 (27 hingga 76) dan 24 subjek sehat (usia 26 hingga 81 tahun) dan kemudian dibandingkan.

Mereka mengukur bentuk sel darah putih dan sel darah merah menggunakan kamera mikroskopis dan menganalisis data di komputer.

Sel darah merah, yang mengangkut oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh, ditemukan bervariasi dalam ukuran dan bentuk pada kelompok pasien Covid-19.

Para ilmuwan berpikir ini dapat menyebabkan pembekuan darah.

Inggris Segera Cabut Masker, Masyarakat Harus Biasakan Hidup Berdampingan dengan Virus Corona

Sehingga oksigen tidak mudah dibawa ke seluruh tubuh.

Selain itu, para peneliti juga menemukan bahwa ukuran dan bentuk sel darah putih komponen penting dari sistem kekebalan pada pasien Covid-19 juga berubah.

Kombinasi yang berubah dari sel darah putih dan trombosit mengarah ke "sindrom Covid-19 yang berkepanjangan,"

Di mana orang yang terinfeksi Covid-19 memiliki setidaknya satu gejala dan bertahan selama lebih dari sebulan, kata mereka.

Studi yang diterbitkan dalam jurnal Biophysical pada bulan Juni, muncul setelah angka resmi menunjukkan hampir 1 juta orang di Inggris memiliki "sindrom Covid-19 yang berkepanjangan".

Sekitar 385.000 pasien masih memiliki gejala yang menetap sejak musim panas lalu.

Sekitar dua pertiga orang dengan "sindrom Covid-19 berkepanjangan" mengatakan mereka memiliki kemampuan terbatas untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

Gejalanya meliputi, kegagalan organ, kelelahan, sesak napas, rambut rontok.

Kelelahan adalah gejala yang paling umum di 535.000 orang, diikuti oleh sesak napas di 397.000 dan nyeri otot di 309.000.

Studi sebelumnya memperkirakan bahwa hingga 2 juta orang di Inggris memiliki "sindrom Covid-19 yang berkepanjangan".

Sementara itu gejala umum Covid-19 yang diketahui selama ini adalah sesak napas hingga beberapa gejala seperti flu dan demam, disertai matinya inda perasa dan pencium.

Namun, baru-baru ini, peneliti temukan bahwa virus SARS-CoV-2 dapat mempengaruhi sel darah menjai hal baru sehingga sedapat mungkin manusia harus menghindarinya.(*)

Berita ini sudah tayan di Intisari-online.com dengan judul Ilmuwan Temukan Bahaya Baru Jika Terinfeksi Covid-19, Ternyata Tak Hanya Menyebabkan Sesak Napas Virus Ini Juga Bisa Mempengaruhi Darah Manusia Hingga Menyebabkan Hal Ini

BERITA TERKAIT LAINNYA

Baca juga: Suami Bunuh Istri Saat Tidur dengan Bayinya, Pelaku Emosi Korban Minta Cerai Ingin Kembali ke Mantan

Baca juga: Ombudsman Terima 246 Pengaduan, Mayoritas Persoalan Agraria dan Pertanahan

Baca juga: Tiga Kasat Lantas Jajaran Polda Aceh Terima Piagam Penghargaan

Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved