Lifestyle
Hati-hati! 5 Bidang Pekerjaan Ini Bisa Akibatkan Gangguan Pendengaran, Berikut Cara Mencegahnya
Banyak profesi yang dapat mengganggu pendengaran karena terus-menerus terpapar suara keras. Apa saja? Simak ulasan dan cara pencegahannya berikut ini.
Penulis: Firdha Ustin | Editor: Safriadi Syahbuddin
SERAMBINEWS.COM - Waspada mulai dari sekarang, lima bidang pekerjaan ini bisa akibatkan gangguan pendengaran, termasuk pekerjaan menjadi anggota kru penerbangan hingga petani.
Tanpa disadari, dalam kehidupan kita sehari-hari ternyata ada beberapa bidang pekerjaan yang dapat mengakibatkan gangguan pendengaran.
Apa saja? Simak ulasan artikel di bawah ini.
Pendegaran
Pendengaran adalah salah satu indera yang paling halus pada makhluk hidup.
Tak hanya itu, pendegaran diperlukan untuk kelangsungan hidup dan perkembangan kita.
Lalu, benarkah kebisingan yang dihasilkan dalam berbagai aktivitas kerja dikaitkan dengan kerusakan pendengaran?
Gangguan pendengaran adalah akibat dari penuaan dan paparan suara berintensitas tinggi.
Melansir dari sebuh penelitian terkait kebisingan, disebutkan kondisi ini merupakan cedera kerja paling umum di Amerika Serikat dengan lebih dari 22 juta pekerja terpapar setiap tahun.
Baca juga: Ilmuwan Inggris Peringatkan Covid-19 Bisa Sebabkan Gangguan Pendengaran
Tingkat keparahan kerusakan tergantung pada intensitas kebisingan di mana orang tersebut terpapar, yang dihitung dalam desibel.
Secara umum, percakapan normal dapat menghasilkan 60 desibel.
Institut Nasional untuk Keselamatan dan Kesehatan Kerja (NIOSH) menetapkan batas kebisingan yang sehat untuk pendengaran manusia sebesar 85 desibel.
Nah, jika pekerjaan yang terus-menerus mengekspos orang ke tingkat di atas 85 desibel maka dapat mengakibatkan gangguan pendengaran.
Tanpa disadari, ternyata beberapa bidang pekerjaan sering menjadi sumber utama kebisingan yang keras dan terus menerus pada orang dewasa.
Kebanyakan orang beradaptasi dengan suara intensitas ringan hingga sedang yang merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari.
Lalu tanpa disadari, ternyata beberapa bidang pekerjaan sering menjadi sumber utama kebisingan yang keras dan terus menerus pada orang dewasa.
Oleh karena itu, tidak jarang ditemukan pekerja yang semakin kehilangan pendengarannya bahkan menjadi tuli.
Melansir dari laman Step to Health, Senin (5/7/2021), berikut ini lima bidang pekerjaan bisa akibatkan gangguan pendengaran:
Baca juga: Jangan Panik! Begini Panduan Jika Serangga Masuk ke Telinga Anak, Nomor 2 Banyak yang Mengabaikan
1. Pandai Besi

Pandai besi adalah salah satu profesi yang paling terkait dengan gangguan pendengaran bertahap.
Alat logam yang digunakan selama penempaan dan pengecoran menghasilkan suara melebihi 100 desibel.
Suara-suara ini umum untuk pandai besi dan biasanya tidak diperhatikan.
NIOSH memperkirakan bahwa 86% pekerja besi secara teratur terpapar pada tingkat yang berbahaya bagi aparatus koklea.
Dalam hal ini, risiko gangguan pendengaran yang terkait dengan pengerjaan besi sangat tinggi dan meningkatkan kebutuhan akan tindakan pencegahan untuk diterapkan selama latihan.
2. Anggota kru penerbangan

Bandara dan jalan raya utama memusatkan beberapa tingkat kebisingan tertinggi, dengan intensitas yang sering melebihi 80 desibel.
Anggota awak pesawat terpapar kebisingan lebih dari 130 desibel selama lepas landas, yang ditentukan oleh kondisi tekanan di dalam pesawat.
Efek kebisingan pada personel penerbangan terutama menyebabkan kerusakan struktural membran timpani dan perubahan neurosensori organ koklea.
Baca juga: Begini Cara Mengeluarkan Air dari Telinga Secara Alami, Ikuti 5 Tips Ini
3. Musisi

Penurunan ketajaman pendengaran dan ketulian adalah bahaya pekerjaan yang paling umum pada musisi.
Oleh karena itu, musisi adalah profesi yang sangat terkait dengan gangguan pendengaran.
Spesialis memperkirakan bahwa 30% hingga 50% artis menderita gangguan pendengaran.
Namun, tingkat keparahan dan perkembangan kondisi tersebut terkait dengan genre musik, jenis instrumen, dan ruang di mana mereka tampil.
Secara umum, konser dan acara musik mengeluarkan suara antara 100 dan 115 desibel selama lebih dari tiga jam.
Namun, sedikitnya 10 hingga 20 menit paparan tingkat kebisingan ini meningkatkan risiko kehilangan pendengaran permanen.
Selain itu, prevalensi lebih tinggi pada musisi yang tidak menggunakan perlindungan yang memadai.
4. Petani dan peternakan

Meski kelihatannya tak mungkin, namun profesi ini juga menyebabkan masalah pendengaran.
Peternakan dan kegiatan pertanian adalah salah satu profesi yang paling terkait dengan gangguan pendengaran.
Misalnya, alat yang digunakan oleh personel pertanian mengeluarkan suara yang melebihi batas fisiologis dan antara 90 dan 110 desibel.
Demikian pula, para pekerja ini juga bekerja dengan beban kebisinganyang tinggi dari ternak.
Studi menunjukkan bahwa sapi dapat mengeluarkan suara dengan intensitas lebih dari 88 desibel selama pemerahan.
Selain itu, babi bisa mencapai 130 desibel saat memekik.
Baca juga: Kebiasaan Sepele Sering Kita Lakukan Dapat Berujung Fatal, Seperti Telinga Bocah Ini Ditumbuhi Jamur
5. Pekerja konstruksi
Alat dan mesin yang digunakan selama konstruksi merupakan sumber kebisingan yang sangat berbahaya bagi kesehatan pendengaran masyarakat.
NIOSH menyatakan bahwa 73% pekerja konstruksi berisiko mengalami gangguan pendengaran dan tuli.
Bentuk utama kebisingan di lingkungan ini adalah suara logam dan listrik dengan intensitas tinggi.
Bor pneumatik menghasilkan 120 desibel kebisingan dan jackhammers menghasilkan hingga 115 desibel.
Selain itu, para ahli memperkirakan bahwa peralatan yang lebih tua dan kurang berteknologi maju, semakin tinggi intensitas kebisingannya.
Bagaimana mencegah gangguan pendengaran saat bekerja?
Tujuan utama dalam pencegahan gangguan pendengaran akibat kerja adalah untuk mengurangi intensitas dan waktu paparan kebisingan kerja.
Dalam hal ini, spesialis merekomendasikan terus menerus menggunakan penutup telinga atau earphone yang dirancang untuk mengurangi hingga 30 desibel kebisingan ambient.
Demikian pula, NIOSH merekomendasikan panduan berikut untuk mengurangi kebisingan di area kerja:
- Gunakan alat dan peralatan kerja yang tenang (tidak menimbulkan suara atau sedikit suara).
- Saat memilih alat kerja apa pun, spesialis harus memverifikasi bahwa alat tersebut memiliki sistem peredam suara yang terintegrasi.
- Merawat alat : Disarankan untuk melumasi dan membersihkan roda gigi peralatan secara terus menerus untuk menghindari kebisingan akibat gesekan atau keausan.
- Isolasi sumber kebisingan di ruang tertutup : Mesin penghasil kebisingan bertenaga tinggi harus ditempatkan di ruangan terpisah dengan teknologi insulasi suara.
- Tempatkan penghalang di pintu dan jendela untuk menghindari kebisingan.
- Terakhir, kunjungan rutin ke dokter sangat penting. Melalui otoskopi dan pemeriksaan fisik, spesialis akan dapat mengidentifikasi apakah ada perubahan pendengaran dan menerapkan perawatan yang tepat.
- Selain itu, profesional kesehatan dapat menawarkan tindakan pencegahan lain yang berlaku untuk karakteristik setiap orang. (Serambinews.com/Firdha Ustin)
Baca juga berita lainnya
Baca juga: Viral Pasangan Nyanyikan Lagu Welcome To Indonesia Sebut Covid-19 Tidak Berbahaya, Kini Minta Maaf
Baca juga: Hari Keempat MTQ Lhokseumawe Masuki, Ini Peserta dan Jenis Lomba yang akan Tampil Bertanding
Baca juga: Sepekan Dibuka, Belum Ada Pelamar CPNS di Nagan Raya