2 Orang Kelompok MIT Pimpinan Qatar Tewas dalam Kontak Tembak dengan Satgas Madago Raya
Kontak tembak terjadi di Dusun 6 Tokasa, Desa Tanalanto, Kecamatan Torue, Kabupaten Parigi Moutong (Parimo).
SERAMBINEWS.COM, PARIGI MOUTONG - Dua orang kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) tewas saat kontak tembak dengan Satgas Mandago Raya, Minggu (11/7/2021).
Kontak tembak terjadi di Dusun 6 Tokasa, Desa Tanalanto, Kecamatan Torue, Kabupaten Parigi Moutong (Parimo).
Komandan Korem (Danrem) 132 Tadulako dan juga Wakil Penanggungjawab Komando Operasi Madago Raya Brigjen TNI Farid Makruf memastikan, kelompok MIT yang tewas merupakan pimpinan Qatar.
"Kelompoknya Qatar, cuma kami belum bisa mengindentifikasi siapa yang tertembak itu" katanya.
"Kami sekarang sedang melakukan evakuasi jenazah tapi masih kesulitan dengan medan yang rapat dan cuaca," kata Danrem Farid saat dihubungi Kompas.com, Minggu.
Untuk diketahui, kelompok MIT Poso saat ini terbagi dua kelompok.
Satu kelompok pimpinan Ali Kalora dan satu kelompok lainnya Qatar alias Anas, alias Farel.
Dari 9 kelompok MIT yang diburu, 4 di antaranya merupakan warga Poso.
Mereka adalah Ali Kalora, Suhardin alias Hasan Pranata, Ahmad Gazali alias Ahmad Panjang dan Rukli.
Sementara lima orang lainnya yakni, Farel alias Anas alias Qatar, Abu Alim alias Ambo, Nae alias Galuh, Askas alias Jadi alias Pak Guru berasal dari Nusa Tenggara Barat (NTB).
Sedangkan Jaka Ramadan alias Ikrima alias Rama berasal dari Banten.
Kontak tembak yang terjadi sekitar pukul 03.00 Wita itu menewaskan dua kelompok MIT pimpinan Qatar.
Dengan demikian, saat ini kelompok MIT pimpinan Qatar tersisa 3 orang.
Penyergapan dilakukan saat adanya laporan warga yang kehilangan bahan makanan dan ternaknya.
Hingga akhirnya kontak tembak itu pun terjadi.
Baca juga: Satgas Madago Raya Baku Tembak Dengan Kelompok MIT Poso, Satu Anggota Brimob Gugur
Baca juga: Khairul Anak Santoso Teroris MIT Tewas Ledakkan Tubuh Sendiri, Ini Perannya di Kelompok Ali Kalora
Satgas Madago Raya Temukan Pondok yang Diduga Tempat Persembunyian Kelompok MIT
Sebelumnya, Satuan Tugas Operasi Madago Raya menemukan sebuah pondok di atas pegunungan Manggalapi, Kampung Sri Rejeki, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.
Pondok itu diduga tempat persembuyian kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Qatar.
Pondok itu ditemukan setelah kontak tembak yang terjadi antara Satgas Madago Raya dan Kelompok MIT pada 22 Juni 2021.
Petugas menemukan pondok itu saat mengejar para DPO itu.
Setelah penemuan pondok tersebut, Kapolda Sulteng Irjen Abdul Rakhman Baso dan Danrem 132 Tadulako Brigjen Farid Makruf memimpin langsung Satgas Madago Raya untuk memeriksa pondok itu.
"Saat kami melakukan pengecekan di pondok tersebut, kelompok MIT pimpinan Katar ini telah melarikan diri. Sejumlah barang bukti kami amankan." kata Danrem Farid Makruf saat dihubungi Kompas.com, Minggu (27/6/2021).
Saat Satgas Madago Raya melakukan penggeledahan di dalam pondok, ditemukan sejumlah barang yang diduga milik kelompok MIT.
Dugaan pondok itu merupakan tempat persembunyian kelompok MIT diperkuat dengan temuan barang bukti seperti pakaian, selimut, ransel, hammock, dan perlengkapan lain.
Farid mengatakan, kelompok MIT telah pecah menjadi dua kubu saat ini.
Saat kontak tembak pada 22 Juni, kelompok tersebut dipimpin Qatar.
Sementara Ali Kalora belum diketahui keberadaan dan pergerakannya.
Namun, Farid mengatakan, berdasarkan data intelijen, Ali Kalora sedang mnderita sakit.
"Data intelijen, Ali katanya sedang sakit. Ali dan sejumlah pendukungnya mengaku sudah ingin menyerahkan diri.
Namun kelompok Katar mengancam akan meneror keluarga Ali," kata Farid.
Untuk mempercepat penangkapan kelompok tersebut, Farid mengimbau masyarakat tak memberikan bantuan apa pun kepada mereka.
Kelompok MIT Poso Pecah
Kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di Poso, Sulawesi Tengah, disebut sudah terpecah kepemimpinannya.
Selain ada kelompok yang dipimpin Ali Kalora, kini ada pula kelompok yang dipimpin seseorang bernama Qatar alias Anas alias Farel.
Komandan Komando Daerah Resor Militer 132 Tadaluko Brigjen TNI Farid Makruf mengatakan, kelompok Ali Kalora kini hanya terdiri dari empat orang.
Mereka adalah Ali Kalora, Suhardin alias Hasan Pranata, Ahmad Gazali alias Ahmad Panjang dan Rukli.
Sedangkan kelompok MIT pimpinan Qatar terdiri dari Abu Alim alias Ambo, Nae alias Galuh, Askas alias Jadi alias Pak Guru, dan Jaka aka Ramadan alias Ikrima alias Rama.
Menurut Farid, kelompok yang dipimpin Ali Kalora sudah terindikasi akan menyerah.
Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu.
Daftarkan email Niat itu disebut muncul setelah Ali Kalora, Ahmad Gazali, dan Rukli terluka usai kontak senjata dengan anggota Satuan Tugas Madago Raya pada 22 Maret 2021.
"Mereka itu sebenarnya sudah mau turun kampung dan mau menyerah. Jadi yang mau menyerah itu Ali Kalora, Rukli, Suhardin alias Hasan Pranata dan Ahmad Gazali alias Ahmad Panjang," kata Farid yang juga Wakil Penanggung Jawab Komando Operasi Madago Raya di Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (21/5/2021).
Namun, kata Farid, rencana Ali Kalora untuk menyerahkan diri ke Satgas Madago Raya dihalangi Qatar.
"Dua bulan lalu, ketika Ali Kalora menyatakan akan menyerah, Qatar yang justru menghalangi keinginannya," sebut Farid.
Qatar bergabung dengan kelompok teroris ini saat Santoso alias Abu Wardah memimpin kelompok teroris ini.
Santoso kemudian tewas ditembak personel satgas yang kala itu sandinya bernama Operasi Tinombala pada 18 Juli 2016.
Pimpinan Qatar Qatar terpantau aktif dalam tadrib asykari atau pelatihan milisi yang digelar Santoso.
Laki-laki yang juga masuk di daftar pencarian orang oleh Satgas Madago Raya, diduga terlibat dalam dua peristiwa pembunuhan warga sipil di Poso baru-baru ini.
Baca juga: Ratusan Warga Palestina Terluka Ditembak Pasukan Israel di Tepi Barat
Baca juga: Daftar Harga Vaksin Berbayar di Kimia Farma, Daftar Lewat Link Ini
Baca juga: INNA LILLAHI - Anggota Majelis Hakim yang Vonis Habib Rizieq Shihab 4 Tahun Penjara Meninggal Dunia
Kompas.com dengan judul "Kontak Tembak dengan Satgas Madago Raya, 2 Kelompok MIT Pimpinan Qatar Tewas"