Breaking News

Luar Negeri

Korban Tewas Banjir Bandang di Jerman-Belgia Bertambah 93 Orang, Ribuan Orang Hilang

Sekitar 1.300 orang masih dilaporkan hilang, meskipun pihak berwenang mengatakan upaya untuk penyelamatan dapat terhambat oleh jalan dan koneksi telep

Editor: Faisal Zamzami
AFP/CHRISTOF STACHE
Dampak banjir besar di Jerman 

SERAMBINEWS.COM, BERLIN - Puluhan orang masih hilang saat banjir bandang melanda Jerman barat dan bagian lain Eropa.

Korban tewas akibat banjir bandang di beberapa daerah Jerman barat telah bertambah menjadi 93 orang, mendorong total korban tewas melewati 100 orang saat ratusan orang masih belum ditemukan.

Pihak berwenang di negara bagian Rhineland-Palatinate, Jerman mengatakan jumlah orang yang tewas termasuk 9 orang yang tinggal di fasilitas untuk penyandang disabilitas.

Di negara tetangga North Rhine-Westphalia, pejabat negara bagian menyebutkan jumlah korban tewas mencapai puluhan, dan memperingatkan angkanya bisa meningkat lebih jauh.

Sekitar 1.300 orang masih dilaporkan hilang, meskipun pihak berwenang mengatakan upaya untuk penyelamatan dapat terhambat oleh jalan dan koneksi telepon yang terganggu.

Kanselir Jerman Angela Merkel, dalam kunjungan ke Washington DC, mengungkapkan terkejut terhadap dampak banjir, dengan mengatakan "Saya berduka untuk mereka yang kehilangan nyawa dalam bencana ini".

Dia mengatakan jumlah korban tewas kemungkinan akan bertambah lagi.

“Jumlahnya masih belum kami ketahui. Tapi, itu akan banyak,” ucapnya saat berada di Gedung Putih.

Melansir Al Jazeera pada Kamis (15/7/2021), Markel mengatakan saat bencana itu terjadi "ditandai dengan ketakutan, putus asa, penderitaan, dan ratus ribu orang tiba-tiba menghadapi bencana".

"Hati saya untuk semua orang yang dalam bencana ini, kehilangan orang yang mereka cintai, atau yang masih mengkhawatirkan nasib orang yang masih hilang," ujarnya.

Di antara desa-desa Jerman yang paling parah terkena dampak banjir bandang adalah Schuld, di mana beberapa rumah ambruk dan puluhan orang masih belum ditemukan.

Operasi penyelamatan korban banjir bandang terhambat oleh jalan yang diblokir serta pemadaman telepon dan internet di seluruh Eifel, wilayah gunung berapi yang berbukit-bukit dan lembah-lembah kecil.

Beberapa desa hancur karena terdiri dari rumah bata dan kayu tua yang tidak dapat menahan aliran air yang tiba-tiba, membawa puing-puing pohon dan lainnya saat menyembur melalui jalan-jalan sempit.

Karl-Heinz Grimm, putra dari warga Schuld yang datang membantu, mengatakan bahwa dia tidak pernah melihat Sungai Ahr yang kecil meluap sebegitu parahnya.

"Malam ini, (sungai) itu seperti murka," ucap Heinz Grimm. Puluhan orang harus diselamatkan dari atap rumah mereka dengan perahu karet dan helikopter.

Ratusan tentara dikerahkan untuk membantu upaya penyelamatan.

"Ada orang tewas, ada orang hilang, banyak yang masih dalam bahaya," kata gubernur negara bagian Rhineland-Palatinate, Malu Dreyer, kepada parlemen regional.

“Kami belum pernah melihat bencana seperti itu. Ini benar-benar menghancurkan,” ucap Dreyer.

Pihak berwenang di daerah Rhine-Sieg di selatan Cologne, Jerman memerintahkan evakuasi beberapa desa di bawah waduk Steinbach di tengah kekhawatiran bendungan bisa jebol.

Di Belgia

Di Belgia, Sungai Vesdre meluap dan mengalirkan air ke jalan-jalan Pepinster, dekat Liege.

Operasi penyelamatan oleh petugas pemadam kebakaran gagal ketika sebuah perahu kecil terbalik dan 3 orang tua menghilang.

“Menyedihkan, banjir dengan cepat menghanyutkan,” kata Wali kota Philippe Godin. "Aku takut mereka mati," imbuh Godin. 

Dalam penghitungan sementara, jumlah korban tewas di Belgia telah meningkat menjadi 12, dengan 5 orang masih menghilang, menurut laporan otoritas dan media lokal pada Jumat (16/7/2021) pagi waktu setempat.

Di Verviers, kantor kejaksaan mengatakan beberapa mayat telah ditemukan, tetapi tidak dapat mengkonfirmasi laporan media lokal bahwa 4 orang tewas di sana.

Jalan raya utama tergenang di bagian selatan dan timur Belgia, operasional kereta api juga terpaksa dihentikan.

Di Liege, sebuah kota berpenduduk 200.000, Sungai Meuse meluap pada Kamis (15/7/2021) dan wali kota meminta orang-orang yang tinggal di dekatnya untuk pindah ke tempat yang lebih tinggi.

Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen berjanji untuk membantu.

"Pikiran saya bersama keluarga para korban banjir yang menghancurkan di Belgia, Jerman, Luksemburg, dan Belanda, di mana mereka kehilangan rumah," ujar Ursula von der Leyen di Twitter. 

Tingkat kerusakan sepenuhnya masih belum jelas, dengan banyak desa terputus oleh banjir dan tanah longsor yang membuat jalan tidak dapat dilalui.

Video di media sosial menunjukkan mobil-mobil melayang di jalan-jalan dan rumah-rumah sebagian runtuh. Banyak dari korban tewas baru ditemukan setelah banjir surut.

Di Belanda

Di Belanda, Raja Willem-Alexander dan Ratu Maxima mengunjungi kota Valkenburg di Belanda yang dilanda banjir bandang pada Kamis (15/7/2021) malam waktu setempat, untuk mendukung penduduk dan layanan darurat.

Banjir mengubah jalan utama menjadi semburan air cokelat, membanjiri rumah dan bangunan bisnis.

Pemerintah Belanda mengirim sekitar 70 tentara ke provinsi selatan Limburg Rabu malam untuk membantu evakuasi dan pengisian karung pasir.

Ribuan orang di lingkungan kota Maastricht dan desa-desa lain di sepanjang Sungai Maas diperintahkan untuk mengungsi di tengah ancaman banjir, dan pusat-pusat bantuan didirikan untuk menampung mereka.

Maas adalah nama Belanda untuk Sungai Meuse.

Baca juga: Personel Polres Gayo Lues Bersama TNI Bagikan Sembako Kepada Masyarakat

Baca juga: Isu Skandal Seks Oknum DPRK Bener Meriah Heboh di Medsos, Ini Kata Ketua DPRK

Baca juga: Satpol PP Aceh Besar Tata Lapak Pedagang Buah Kawasan Pasar Lambaro, Warga Berterima Kasih

Kompas.com dengan judul "Jumlah Korban Tewas Banjir Bandang di Eropa Akan Lampaui 100 Orang"

BACA BERITA BANJIR BANDANG LAINNYA

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved