Internasional
Kisah Warga Jeddah Sambut Jamaah Haji Tempo Dulu, Datang dengan Kapal Layar
Selama berabad-abad, haji telah menjadi pengalaman sekali seumur hidup bagi jutaan Muslim yang melakukan perjalanan ke Kota Suci Mekkah, Arab Saudi.
SERAMBINEWS.COM JEDDAH - Selama berabad-abad, haji telah menjadi pengalaman sekali seumur hidup bagi jutaan Muslim yang melakukan perjalanan ke Kota Suci Mekkah, Arab Saudi.
Di hari-hari berlalu perjalanan sering kali sulit.
Para jamaah haji tempo dulu yang lelah tiba di Jeddah dengan kapal layar bersandar di pelabuhan pertama mereka.
Tetapi, akan segera menemukan kenyamanan dan persahabatan berkat keramahan penduduk kota Jeddah yang terkenal.
Kota pelabuhan di pantai Laut Merah itu telah dikaitkan erat dengan haji dan umrah selama lebih dari 1.300 tahun.
Pada tahun 674, Khalifah Usman bin Affan, seorang sahabat Nabi, menetapkan kota itu sebagai pintu gerbang bagi para peziarah yang bepergian ke Mekkah dan Madinah.
Sehingga, terus melayani tujuan mulia ini sejak itu.
Belakangan di bawah pengawasan hati-hati Kerajaan Arab Saudi, yang bekerja tanpa lelah untuk memfasilitasi pergerakan, akomodasi dan kenyamanan para jamaah dalam perjalanan mereka ke Mekkah.
Berjarak 68 km di sebelah timur Jeddah, dan Madinah, 370 km ke utara.
Pintu gerbang ke dua kota paling suci dalam Islam ini telah menyediakan makanan dan penginapan dari generasi tempo dulu sampai zaman moden ini.
Muslim dari seluruh penjuru duia dalam perjalanan untuk melakukan ziarah suci.
Tetapi kota ini menawarkan lebih dari sekadar tempat tinggal dan makanan.
Peziarah secara tradisional disambut dengan tampilan keramahan, solidaritas, dan persahabatan yang sangat menyentuh.
Sebuah tradisi yang membanggakan di antara warga Jeddah yang berlanjut hingga hari ini.

Baca juga: Arab Saudi Izinkan Penggunaan Campuran Vaksin Covid-19
Keluarga di Madinah sering disebut sebagai "Muzawareen" - yang berasal dari kata Arab "zeyara," yang berarti "mengunjungi."