Internasional

AS Kutuk China, Vaksin Covid-19 Jadi Alat Senjata Memaksa Sebuah Negara Patuhi Keinginannya

Amerika Serikat mengutuk keras taktik China untuk menekan negara-negara di seluruh Dunia yang menerima bantuan Vaksin Covid-19.

Editor: M Nur Pakar
Anadolu Agency
Presiden Amerika Serikat Joe Biden 

SERAMBINEWS.COM, WASHINGTON - Amerika Serikat mengutuk keras taktik China untuk menekan negara-negara di seluruh Dunia yang menerima bantuan Vaksin Covid-19.

China menghubungkan vaksin dengan pengobatan yang menguntungkan oleh Ukraina.

Dilansir AP, Jumat (30/7/2021), pemerintahan AS, Joe Biden mengatakan mengetahui laporan taktik tekanan Beijing terhadap negara-negara penerima bantuan dari China.

"Kami mengutuk laporan RRT yang menggunakan vaksin sebagai alat pemaksaan di seluruh dunia, termasuk di Ukraina," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS.

Dia merujuk pada China dengan inisial nama resminya, Republik Rakyat China.

Baca juga: China Peringatkan Inggris, Sekelompok Kapal Induk dan Perang Mendekati Laut China Selatan

"Vaksin penyelamat nyawa tidak boleh digunakan sebagai alat tekanan politik," katanya.

"Kami mengutuk keras segala upaya untuk mengikat penyediaan vaksin dengan kondisi atau bantuan politik atau ekonomi," tambahnya.

"Sebaliknya, Amerika Serikat bangga baru saja mengirimkan 2 juta dosis Moderna vaksin ke Ukraina, tanpa pamrih," tambah juru bicara itu.

Evelyn Farkas, yang merupakan wakil asisten menteri pertahanan AS untuk Rusia, Ukraina dan Eurasia dari 2012 hingga 2015, mengatakan Ukraina tidak naif tentang China.

Meskipun ada ketidakpuasan dengan Washington atas pipa gas Nord Stream 2 Rusia.

"Saya tidak berpikir mereka ingin meningkatkan ketegangan apapun yang ada di tingkat resmi saat ini," ujarnya.

Baca juga: PBB Perpanjang Embargo Senjata ke Republik Afrika Tengah, Tolak Seruan China

"Itu tidak masuk akal bagi Ukraina." tambahnya.

"Dalam jangka panjang, dalam jangka menengah dan jangka pendek, mereka tahu bahwa kepentingan mereka terletak pada Amerika Serikat," kata Farkas.

Oleg Nikolenko, juru bicara kementerian luar negeri Ukraina, mengatakan Ukraina tetap berkomitmen untuk masa depan trans-Atlantik.

Dia menambahkan, itu tidak berarti akan secara artifisial menahan kemajuan dalam hubungan bilateral dengan negara atau wilayah tertentu.

"Kepentingan nasional Ukraina akan selalu menjadi prioritas utama kami, di mana pun negara yang kami minati berada," tegas Nikolenko.(*)

Baca juga: Diplomat dan Media China Kecam Reuters Jelek Pampang Foto Peraih Medali Emas Meringis

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved