Berita Aceh Tamiang
Menjadi Tumpuan Ekonomi Warga, Mursil Ingatkan Pengelola Patuhi Protkes
Perhatian khusus terhadap warung kopi, karena sektor ini merupakan salah satu tumpuan ekonomi masyarakat dan rawan terjadi kerumunan.
Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: Taufik Hidayat
Laporan Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang
SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG – Bupati Aceh Tamiang Mursil secara khusus mendatangi sejumlah warung kopi di Karangbaru dan Kota Kualasimpang untuk memastikan terlaksananya protokol kesehatan.
Kunjungan ini mulai rutin dilakukan dalam sepekan terakhir, menyusul terjadinya lonjakan kasus Covid-19 di tingkat nasional.
“Alhamdulillah untuk Aceh Tamiang tidak ada lonjakan kasus, ini patut disyukuri karena aktivitas perekonomian masyarakat masih bisa berjalan baik,” kata Mursil ketika meninjau salah satu warung di Karangbaru, Minggu (1/8/2021).
Mursil mengaku sengaja menaruh perhatian khusus terhadap warung kopi karena sektor ini merupakan salah satu tumpuan ekonomi masyarakat dan rawan terjadi kerumunan.
Dia mengingatkan pengelola warung kopi tetap menegakkan protokol kesehatan dan menganjurkan melayani transaksi bungkus (take away).
Dikhawatirkan bila semangat menjaga protkes ini kendur, potensi ledakan kasus Covid-19 sangat terbuka dan akan berimbas terhadap kehidupan social.
Baca juga: Pembalap Wanita Sepeda BMX Inggris Raih Medali Emas Olimpiade Tokyo, Walau DIbawah Panas Terik
Baca juga: Mahasiswi Asal Aceh Barat Lumpuh Usai Divaksin Covid-19, Begini Kondisinya Saat Ini
Baca juga: PPKM Darurat, Rizky & Lesti Tertunda Nikah, Diisukan Sudah Nikah Siri, Begini Respons Orang Terdekat
“Kita lihat banyak daerah yang membatasi aktivitas karena lonjakan kasus, warung-warung tutup. Kita jangan sampai begitu, makanya harus sama-sama dijaga biar yang berjualan tetap enak, yang bekerja juga tetap enak,” ungkapnya.
Dalam kesempatan itu Mursil juga meninjau ke Rantau yang berbatasan langsung dengan Desa Salahaji, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.
Daerah perbatasan ini memang sering luput dari perhatian karena bukan akses utama yang menghubungkan Aceh dan Sumatera Utara.
Setiap harinya, masyarakat dari dua daerah ini secara bebas hilir mudik untuk kepentingan perkebunan yang menjadi mata pencaharian utama di wilayah itu.
“Sejauh ini masih terkendali, tapi tetap harus diperhatikan karena penanganan Covid-19 ini harus menyeluruh,” kata Mursil.(*)