Internasional
Iran Bekukan Pertukaran Tahanan dengan Barat, Seorang Warga Inggris-Iran Batal Bebas
Ketegangan yang meningkat di kawasan Teluk terjadi saat Inggris menyerukan pembebasan Nazanin Zaghari-Ratcliffe
SERAMBINEWS.COM, TEHERAN - Ketegangan yang meningkat di kawasan Teluk terjadi saat Inggris menyerukan pembebasan Nazanin Zaghari-Ratcliffe
Kantor berita Iran, Rabu (4/9/2021) melaporkan pembicaraan tentang pembebasan Nazanin Zaghari-Ratcliffe dan warga Inggris- Iran lainnya telah dibekukan.
Setelah Teheran mengatakan telah mengabaikan kesepakatan Pertukaran Tahanan dengan Barat.
Seorang pejabat Iran yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada kantor berita pro-rezim Nour tidak ada lagi insentif untuk melanjutkan negosiasi pertukaran tahanan AS dan Iran.
Badan tersebut mengklaim Iran juga telah membekukan proses pembebasan Nyonya Zaghari-Ratcliffe, seorang ibu Inggris-Iran yang telah ditahan sejak 2016.
Baca juga: Israel Siap Hadapi Sendiri Iran, Kapal Tanker Negaranya Diserang di Lepas Pantai Oman
Dia mengklaim Iran telah membatalkan pembicaraan karena Inggris telah mendorong pembebasan aktivis lingkungan Morad Tahbaz, berkewarganegaraan Inggris dan Amerika.
Negosiator Inggris diyakini telah memberi tahu rekan-rekan Iran mereka bahwa akan menolak kesepakatan apapun.
Jika tidak termasuk pembebasan Nyonya Zaghari Ratcliffe , Tuan Tahbaz, dan Anousheh Ashoori, seorang pengusaha London.
Seorang juru bicara Pemerintah Inggris mengatakan:
"Penahanan sewenang-wenang Iran terhadap warga negara ganda kami tidak dapat diterima."
"Kami mendesak pihak berwenang Iran untuk membebaskan para tahanan tanpa penundaan lebih lanjut."
Baca juga: Suami Nazanin Zaghari-Ratcliffe yang Dipenjara di Iran Putus Asa, Tidak Ada Harapan dari Pemerinah
Richard Ratcliffe, suami Nyonya Zaghari-Ratcliffe, mengatakan telah berbicara dengan Raab pada Selasa (3/8/2021) dan menerima jaminan tidak ingin meninggalkan siapapun.
“Apa yang dikatakan Menteri Luar Negeri kepada saya, mereka merasa menjadi lebih dekat daripada sebelumnya, tetapi mereka belum sampai di sana,” kata Ratcliffe.
"Dan mereka perlu menunggu untuk melihat bagaimana pemerintahan baru Iran mulai menjabat, dan melihat bagaimana beberapa bulan ke depan," tambahnya.
Peningkatan itu terjadi setelah seorang pemimpin baru Iran, Ebrahim Raisi, seorang hakim ultra-konservatif yang terpilih sebagai presiden pada Juni, dilantik oleh Ayatollah Ali Khamenei.
Pemimpin tertinggi negara itu melantik raisi dalam sebuah upacara di Teheran pada Selasa (3/8/2021) pagi.
Raisi dikenal sebagai seorang garis keras yang menentang kebijakan presiden reformis Hassan Rouhani untuk menjangkau Barat.
Baca juga: Iran Catat Rekor Baru, Kasus Virus Corona Sehari 37.189 Orang, Lockdown Segera Dipertimbangkan
Kemenangan pemilihannya pada Juni 2021 menimbulkan kekhawatiran meningkatnya ketegangan di Timur Tengah.
Dia telah diberi sanksi oleh Amerika Serikat atas dugaan perannya dalam pembantaian ratusan tersangka militan di penjara-penjara Iran pada 1980-an.(*)