Berita Pidie

Ini Strategi Dinas Kesehatan Pidie Turunkan Angka Kematian Ibu Hamil dan Bayi

Dinas Kesehatan atau Dinkes Pidie memiliki stategi jitu untuk menurunkan angka kematian ibu hamil dan bayi.

Penulis: Muhammad Nazar | Editor: Mursal Ismail
For Serambinews.com
Kepala Dinas Kesehatan Pidie, dr Arika Husnayanti Aboebakar SpOG (K) 

Dinas Kesehatan atau Dinkes Pidie memiliki stategi jitu untuk menurunkan angka kematian ibu hamil dan bayi.

Laporan Muhammad Nazar I Pidie

SERAMBINEWS.COM, SIGLI - Kematian ibu hamil di Pidie masih tergolong relatif tinggi. 

Namun, Dinas Kesehatan atau Dinkes Pidie memiliki stategi jitu untuk menurunkan angka kematian ibu hamil dan bayi.

Antara lain dengan melibatkan dinas lintas sektor, muspika, dan masyarakat.

"Angka kematian ibu hamil dan bayi masih menempati angka tertinggi di Pidie," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pidie, dr Arika Husnayanti Aboebakar SpOG (K) kepada Serambinews.com, Sabtu (7/8/2021).

Ia menyebutkan, untuk tahun 2020 jumlah ibu hamil meninggal 15 orang dan pada Juni 2021 meninggal 7 orang. Sementara angka kematian bayi 2020 sebanyak 118 orang dan 2021 sebanyak 61 orang. 

Sedangkan kematian bayi setelah lahir tahun 2020 sebanyak 82 orang dan Juni 2021 sebanyak 31 orang. 

Baca juga: Dokter di RSUD Sigli Terpapar Covid-19, Dinkes Pidie Imbau Warga Patuhi Protokol Kesehatan

"Rata-rata ibu hamil yang meninggal itu berusia 35 tahun," sebutnya.

Ia menjelaskan, penyebab tinggi kematian ibu hamil di Pidie, salah satunya kurang capaian saat ibu hamil memeriksa kehamilan ke puskesmas dan rumah sakit.

Menurutnya, untuk menekan angka kematian ibu hamil dan bayi, Dinkes Pidie melakukan gerakan solidoritas kesehatan puskesmas bertajuk "Gerakan Solidaritas Peuremeun" mulai Agustus 2021. 

Gerakan itu dengan cara promotif dan preventif. Selain itu, juga melakukan peningkatan kualitas mutu pelayanan dengan memberikan edukasi kesehatan untuk dokter, perawat, bidan dan masyarakat.

"Kita juga harus melibatkan lintas sektor mulai dari Pemkab, camat bersama muspika. Jangan sampai ada ibu hamil yang berisiko, camat tidak mengetahuinya," jelas Ketua IDI Pidie.

Baca juga: Dinkes Pidie Serahkan Ambulans untuk Puskesmas Glumpang Baro dan Glumpang Tiga, Ini Pesan Sekda

Kabid Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinkes Pidie, Saifuddin Yacob SKM, kepada Serambinews.com, Jumat (6/8/2021) menyebutkan, angka kematian ibu hamil dan bayi tinggi di Pidie terungkap karena aktifnya pelaporan dari puskesmas.

Ia menjelaskan, untuk menurunkan angka kematian ibu hamil dan bayi, aparatur gampong harus berperan aktif dengan menganggarkan dana 10 persen bersumber dari APBG.

"Saat ini, memang masih adanya gampong yang belum memplotkan 10 persen pagu APBG untuk penanganan kesehatan masyarakat. 

Kita mendorong mereka untuk lebih proaktif memplotkan dana 10 persen untuk menekan angka kematian ibu hamil dan bayi," pungkasnya. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved