Demam Massal, Warga Takut ke RS

Demam massal terjadi di Kabupaten Aceh Singkil. Banyak warga yang mengeluhkan sakit kepala, flu, meriang, lemas

Editor: hasyim
SERAMBI/DEDE ROSADI
Warga Gosong Telaga Barat, Kecamatan Singkil Utara, Kabupaten Aceh Singkil, mengoleskan kunyit ke keningnya untuk mengobati demam, Minggu (8/8/2021). 

* Khawatir Divonis Covid-19

SINGKIL - Demam massal terjadi di Kabupaten Aceh Singkil. Banyak warga yang mengeluhkan sakit kepala, flu, meriang, lemas, nyeri otot dan kehilangan nafsu makan. Bahkan ada satu keluarga semuanya mengalami demam, dari anak-anak hingga orangtua.

"Kami sekeluarga demam. Aku pertama, disusul istri dan anak tergeletak semua," kata Mama Jamadan, warga Gosong Telaga Barat, Kecamatan Singkil Utara, kepada Serambi, Minggu (8/8/2021).

Menurut Jamadan, selama mengalami demam, nafsu makannya jauh berkurang. "Makan tidak selera, makanya lemas nih," ujarnya lagi.

Demam juga banyak dialami penduduk di Kecamatan Singkil. Di sana, umumnya keluhan yang dialami warga adalah kepala berdenyut serta suhu badan yang tinggi. "Di kampung kami banyak sekali yang demam, sakit kepala," kata Vetor, penduduk Teluk Ambun, Kecamatan Singkil.

Meski sakit, warga mengaku takut berobat ke puskesmas dan rumah sakit. Alasannya karena khawatir setelah diperiksa dinyatakan positif terpapar Coronavirus Disease (Covid-19), sehingga memilih mengkonsumsi obat yang dijual bebas di warung.

                                                                                                            Obat alternatif

Selain itu, warga juga lebih memilih menggunakan gunakan obat alternatif, seperti menggunakan kunyit yang dioleskan ke kening. Pengobatan alternatif tersebut dipercaya dapat menyembuhkan sakit kepala yang berdenyut.

Caranya kunyit dipotong lalu dilembutkan bagian ujungnya menggunakan pisau. Selanjutnya dioleskan ke kening. Ada juga yang seluruh mukanya diolesi parutan kunyit. "Pakai kunyit supaya hilang panasnya," kata Safnil, warga Gosong Telaga Barat, Singkil Utara, yang sekeluarga mengalami demam. Selain obat alternatif, Safnil mengaku berobat ke dokter.

Lain lagi dengan Wati, yang alami gangguan kesehatan berupa flu dan batuk. Ia memilih perbanyak konsumsi buah-buahan dan air hangat. Wati enggan berobat ke Puskesmas dan rumah sakit walau gratis, lantaran khawatir terpapar Corona menyusul meningkatnya kasus di Kabupaten itu.

Informasi yang diperoleh Serambi, musim demam massal terjadi dua pekan lalu hampir di semua kecamatan di kabupaten tersebut. Puncaknya terjadi pada pekan ini. Demam terjadi setelah hujan yang turun tiga hari berturut-turut dan kemudian berganti menjadi panas terik.

Warga mengaku mengalami demam selama tiga hari dan kemudian berangsur pulih. Sayangnya, terkadang dalam satu keluarga demam menyerang secara bergantian. "Pertama istri, setelah sembuh giliran saya," ujar Sarif warga Daerah Aliran Sungai.

                                                                                                Musim pancaroba

Untuk diketahui, Kabupaten Aceh Singkil saat ini memang sedang memasuki musim pancaroba. Karena itu cuaca bisa seketika berubah dari panas ke hujan atau pun sebaliknya. Peralihan musim ini disinyalir berdampak pada gangguan kesehatan masyarakat.

Terkait hal itu, sebelumnya Plt Kepala Dinas Kesehatan Aceh Singkil, Nruman meminta warga mengurangi aktivitas di luar rumah pada musim pancaroba ini. "Dalam menghadapi cuaca yang tidak menentu saat ini, diharapkan kepada masyarakat kurangi aktivitas luar rumah," kata Nruamn.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved