Dampak Pandemi
Wakil Wali Kota: Dampak Pandemi Covid-19 Nyaris Meruntuhkan Perekonomian
Dia menambahkan, diharapkan usaha-usaha seperti ini tidak hanya berhenti sampai di bazar ini saja, akan tetapi ke depan bisa terus berkesinambungan.
Penulis: Zubir | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Zubir I Langsa
SERAMBINEWS.COM, LANGSA - Wakil Wali Kota Langsa, Dr H Marzuki Hamid MM, Senin (16/8/2021) membuka pameran bazar UMKM Kota Langsa yang berlangsung di halaman Kantor Disperindagkop dan UKM Kota Langsa.
Pameran ini dilaksanakan Pengusaha Mikro Kecil Dan Menengah Prima Indonesia Dewan Pengurus Cabang Kota Langsa bersama dengan Disperindagkop dan UKM setempat.
Wakil Wali Kota H Marzuki Hamid mengatakan peran Pengusaha Mikro Kecil dan Menengah Prima Indonesia di tengah Covid-19 dan Disperindagkop sangat diharapkan oleh pelaku usaha dalam meningkatkan pendapatan dan produktivitas mereka.
Marzuki Hamid mengaku salut di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung 1,5 tahun dan nyaris meruntuhkan perekonomian, namun ternyata masih ada harapan kebangkitan yang diembuskan oleh pengurus PMKM Kota Langsa.
Dia menambahkan, diharapkan usaha-usaha seperti ini tidak hanya berhenti sampai di bazar ini saja, akan tetapi ke depan bisa terus berkesinambungan.
Baik melalui kerja sama dengan pemerintah, perbankan, lembaga riset, perguruan tinggi, dan pihak lain terkait lainnya.
Tujuannya untuk pemulihan ekonomi nasional, terutama di sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Karena seperti diketahui bahwa sebagian besar pengusaha di Kota Langsa termasuk dalam kategori UMKM.
Jika mengacu pada hasil survey Bappenas, BPS dan Bank Dunia, maka 82,9 persen pelaku UMKM di Indonesia mengalami pertumbuhan negatif.
Baca juga: Adik Kandung Sekjen DPR RI Dimakamkan di Keuniree, Pidie, Dihadiri Ratusan Pelayat
Baca juga: Setelah Cerai, Dipo Latief Ajukan Praperadilan Kasus Penggelapan,Terlibat Mantan Istrinya, Nikita
Hanya 5,9 persen yang mengalami pertumbuhan positif. Sedangkan sisanya tidak mengalami pertumbuhan alias tetap.
"Angka itu adalah gambaran secara nasional, mudah-mudahan untuk Kota Langsa tidak separah itu," harapnya.
Memang tidak bisa dimenafikan, timpal Wakil Wali Kota, banyaknya pelaku UMKM di Kota Langsa yang mengeluh.
Seperti modal kerja yang tergerus, penurunan omzet penjualan, distribusi terhambat, kesulitan bahan baku, penurunan produksi, hingga pemutusan hubungan kerja (PHK).
Menurutnya, Pemerintah telah memberikan stimulus melalui program PEN UMKM tahun 2020 sebesar Rp 112,84 triliun dan tahun 2021 sebesar Rp 121,90 triliun.
Nmun dampaknya belum begitu nampak karena programnya sedang berjalan.
Memang secara nasional ada peningkatan 0,76 juta pelaku UMKM baru dan terserapnya 4,55 juta buruh informal tapi belum mendapatkan angka yang pasti untuk Kota Langsa.
Gelontoran dana PEN UMKM itu akan efektif manakala pelaku UMKM juga bisa beradaptasi dengan era baru di masa pandemi Covid-19 ini.(*)