Rektor USK Ajak Semua Pihak Beri Perhatian Konkret untuk Riset

Rektor Universitas Syiah Kuala (USK), Prof Dr Ir Samsul Rizal MEng IPU, mengajak semua pihak untuk lebih memberikan perhatian konkret

Editor: bakri
For Serambinews.com
Prof Dr Ir Samsul Rizal MEng 

BANDA ACEH - Rektor Universitas Syiah Kuala (USK), Prof Dr Ir Samsul Rizal MEng IPU, mengajak semua pihak untuk lebih memberikan perhatian konkret terhadap dunia penelitian (riset), terutama menyangkut pendanaan. Prof Samsul Rizal berpandangan, penelitian yang tayang di jurnal saja tidak cukup tanpa ada inovasi.

"Hari-hari terakhir, jurnal kita memang lebih banyak dari Malaysia dan Singapura, tapi inovasi kita masih kalah," ungkap Rektor USK saat menjadi satu dari sembilan narasumber pada talkshow 17 Agustus via zoom meeting, Selasa (17/8/201). Talkshow yang mengangkat tema "Gotong Royong untuk Inovasi Indonesia" dilaksanakan oleh Universitas Balikpapan.

Menurut Prof Samsul, inovasi adalah kunci bagi Indonesia untuk menjadi negara maju. Agar Indonesia menjadi negara yang inovatif, sambungnya, hal utama yang mesti dilakukan adalah peningkatan alokasi dana riset. "Setidaknya, dua persen dari GDP (gross domestic products). Meskipun tidak mudah, tapi kita percaya pelan-pelan pasti bisa," ucapnya.

Rektor juga menilai, pentingnya memperkuat kolaborasi riset dengan negara-negara inovatif, memumbuhkan pusat-pusat studi riset, hingga mengembangkan kurikulum berbasis riset di tingkat SMA dan perguruan tinggi. "Idealnya, setiap universitas punya keleluasaan untuk mengembangkan kurikulum sendiri yang dianggap penting tanpa harus semuanya terpaku pada satu acuan," ungkap Rektor.

Dengan begitu, Prof Samsul Rizal percaya, Indonesia bisa lebih cepat menjadi negara maju dan sejahtera. Inovasi tak akan tumbuh bila tanpa dukungan terutama di sektor penelitian. Salah satu hal yang paling krusial saat ini, menurut Rektor, adalah adanya jarak antara universitas dengan kalangan swasta. Belum terkoneksi dengan baik kedua elemen tersebut, tambah Prof Samsul, merupakan PR (pekerjaan rumah-red) sekaligus tantangan bersama yang harus segera direkatkan.

Terakhir, Rektor USK mengingatkan bahwa tanpa inovasi, Indonesia akan sulit memanen atau memanfaatkan momentum bonus demografi yang sudah di depan mata. "Kalau sampai tahun 2035 kita tidak bisa memanfaatkan bonus demografi, maka kita tidak akan pernah masuk ke negara maju," tutup Prof Samsul Rizal seperti disampaikan Koordinator Humas USK, Ferizal Hasan SE, dalam siaran pers kepada Serambi, Rabu (18/8/2021).

Narasumber lain yang hadir pada acara itu seperti Ketua Persatuan Insinyur Indonesia (PII), Dr Ir Heru Dewanto ST MSc(Eng) IPU ASEAN Eng, Rektor Universitas Gajah Mada Yogyakarta sekaligus Ketua Forum Rektor Indonesia (FRI), Prof Ir Panut Mulyono MEng DEng IPU ASEAN Eng, serta Rektor Universitas Sriwijaya, Prof Dr Ir H Anis Saggaff MSCE IPU. (jal)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved