Harga Sawit

Harga Sawit di Aceh Tamiang Tembus Level Tertinggi

Dia mengatakan kenaikan ini merupakan efek hukum dagang karena permintaan kelapa sawit tidak sebanding dengan kecukupan TBS.

Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS/RAHMAD WIGUNA
Sebuah alat berat melakukan pembersihan lahan untuk penanaman ulang (replanting) kelapa sawit di Aceh Tamiang, Minggu (22/8/2021). Tingginya permintaan CPO mendongkrak harga jual hingga menembus Rp 2.220 per kilogram. 

Laporan Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang

SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG – Harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Aceh Tamiang mencapai level tertinggi pada Minggu (22/8/2021).

Kenaikan harga ini berpengaruh meningkatkan gairah perekonomian masyarakat di masa pandemi Covid-19.

Berdasarkan informasi dari sejumlah petani kelapa sawit, harga TBS yang sebelumnya Rp 2.170 per kilogram merangkak naik menjadi Rp 2.220 pada Minggu (22/8/2021) sore.

“Ini yang tertinggi, biasanya kita menjual di bawah Rp 2 ribu,” kata Asra, pemilik kebun kelapa sawit di Seruway, Aceh Tamiang.

Asra mengungkapkan kenaikan harga ini sangat membantu dirinya karena sebagian pohonnya sedang mengalami trek.

“Sebagian sedang trek, dengan naiknya harga jadi tertutupi,” ungkapnya.

Rinto Waris, supplier TBS kelapa sawit menjelaskan tren kenaikan harga ini sudah terjadi sejak tiga bulan lalu. Menurutnya dalam periode itu, harga TBS di Aceh Tamiang tidak pernah berada Rp 2 ribu.

“Ya, tiga bulan terakhir harganya selalu di atas Rp 2 ribu,” kata Rianto.

Dia mengatakan kenaikan ini merupakan efek hukum dagang karena permintaan kelapa sawit tidak sebanding dengan kecukupan TBS.

Baca juga: Wulan Guritno Ambil Hikmah Setelah Pilih Bercerai, Menyesal Pisah dari Adilla Dimitri?

Baca juga: Alhamdulillah, Akhirnya Saipul Jamil akan Bebas, Keluarga Mulai Berbenah Sambut Kepulangannya

“Selama ini luar negeri menahan pembelian CPO karena pandemi Covid, ternyata pandemi berkepanjangan sehingga terjadi permintaan secara bersamaan,” jelasnya.

Di sisi lain kebutuhan CPO dalam negeri juga sedang tinggi-tingginya untuk kepentingan program biosolar.

“Biosolar kita menuju B40, ini juga menjadikan permintaan CPO tinggi sehingga memengaruhi harga,” lanjutnya.

Sebelumnya Bupati Aceh Tamiang, Mursil beberapa kali mengungkapkan apresiasinya terhadap pelaku perkebunan kelapa sawit karena telah menjadi salah satu penopang perekonomian daerah.

Dia mengaku bersyukur karena sebagian besar masyarakat Aceh Tamiang memiliki kebun kelapa sawit, sehingga tidak terlalu terpengaruh dengan kondisi ekonomi nasional yang sedang terpuruk akibat wabah Covid-19.

“Alhamdulillah harga sawit kita sedang bagus-bagusnya dan yang terpenting ini terjadi di masa pandemi Covid-19, sehingga sangat membantu masyarakat kita,” kata Mursil.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved