Kodim Aceh Timur

Babinsa Kodim Aceh Timur Ajarkan Ilmu Budi Daya Maggot ke Warga Batee Puteh Langsa Lama

Maggot merupakan jenis belatung yang bisa mengurai sampah organik. Bahkan maggot dewasa bisa dijadikan pakan ternak... 

Penulis: Zubir | Editor: Eddy Fitriadi
Foto MC Kodim 0104/Atim
Babinsa Kodim 0104/Atim, Serda Amran dan Koptu Rejeki Fajar mengajarkan pemuda di Gampong Batee Puteh cara membudi daya manggot atau belatung, Selasa (24/8/2021). 

Laporan Zubir | Langsa

SERAMBINEWS.COM, LANGSA - Mendengar kata belatung, banyak orang merasa risih dan tidak nyaman. Apalagi bila melihat belatung dalam jumlah banyak, pada umumnya muncul perasaan jijik.

Namun siapa sangka, belatung ternyata punya banyak manfaat. Karena selain berguna bagi lingkungan, belatung juga dapat bernilai ekonomis.

Jenis belatung yang dimaksud adalah "Maggot" atau belatung Black Soldier Fly (BSF/lalat tentara hitam), kini tengah populer di Indonesia.

Maggot merupakan jenis belatung yang bisa mengurai sampah organik. Bahkan maggot dewasa bisa dijadikan pakan ternak. 

Proses penguraian sampah organik dapat dilakukan oleh belatung berwarna cokelat kehitaman ini. Sekitar 10.000 maggot dapat menguraikan satu kilogram sampah organik.

Maggot juga menjadi makanan kesukaan beberapa hewan ternak seperti ayam, bebek, unggas, ikan, bahkan  burung.

Untuk itu, Kodim 0104/Aceh Timur melalui Babinsanya menunjukkan kepedulian terhadap masyarakat dalam cara mengurangi sampah-sampah rumah tangga.

Babinsa Kodim 0104/Atim, Serda Amran dan Koptu Rejeki Fajar, menularkan pengetahuannya tentang budi daya Maggot Black Soldier Fly (BSF) atau Lalat Tentara Hitam untuk warga di Gampong Batee Puteh, Kecamatan Langsa Lama, Selasa (24/8/2021).

Kegiatan ini diikuti oleh 10 peserta, karena untuk menghindari kerumunan di masa Pandemi Covid-19. Pelaksanaannya juga tetap menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker dan menjaga jarak.

Serda Amran menjelaskan, pelatihan ini merupakan salah satu upaya untuk mengurangi sampah organik yang berasal dari rumah tangga.

Kepada para peserta, Babinsa ini menguraikan bahwa untuk tahap persiapan pembudidayaan maggot adalah pembuatan kandang maggot yang meliputi kandang budi daya dan kandang kawin.

Bahan pembuatan kandang maggot adalah kayu atau bambu, lalu ditata dan dihias sedemikian rupa. 

"Setelah kandang selesai dibangun, larva-larva maggot ditempatkan di kandang budi daya,” terangnya.

Menurut Amran, makanan maggot adalah sampah organik atau sampah dapur yang didapatkan dari rumah-rumah warga di seputaran budi daya Maggot.

Kemudian seluruh sampah yang dikumpulkan dicacah hingga halus untuk mempermudah maggot mencerna makanannya.

Selama fase maggot, makanan harus disediakan setiap hari. Pada fase pertumbuhannya, larva akan berubah menjadi pupa. 

Pupa ini dikumpulkan dan diletakkan pada kandang kawin yang telah disediakan hingga pupa menetas menjadi lalat BSF yang kemudian akan kawin dan bertelur.

Telur-telur lalat dikumpulkan di kandang budi daya hingga menetas menjadi Maggot dan kemudian diproses seperti tahap awal pembudidayaan.

Dijelaskannya, pembudidayaan maggot diharapkan dapat berkembang menjadi sebuah usaha yang kemudian akan dikelola oleh pemuda-pemuda di Gampong Batee Puteh ini di kemudian hari.

Karena selain mendapatkan ilmu baru mengenai pembudidayaan Maggot, pemuda-pemuda Gampong Batee Puteh dapat belajar untuk mengelola sebuah kewirausahaan dengan lebih baik.

"Selain budi daya maggot, masyarakat juga bisa belajar tentang budi daya ikan lele dengan sistem Bioflok yang akan diajarkan oleh Sertu Darlianto di lokasi peternakan ini," tutupnya.(*)
 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved