Baku Tembak Pecah di Bandara Kabul, Pentolan Teroris Paling Diburu AS Muncul Bersama Taliban
Insiden tersebut melibatkan orang-orang bersenjata tak dikenal, pasukan negara-negara Barat, dan penjaga Afghanistan
KABUL - Baku tembak dilaporkan pecah di Gerbang Utara Bandara Kabul, Afghanistan, pada Senin (23/8/2021). Insiden tersebut melibatkan orang-orang bersenjata tak dikenal, pasukan negara-negara Barat, dan penjaga Afghanistan. Baku tembak itu meletus ketika ribuan warga Afghanistan dan orang asing memadati bandara, berusaha melarikan diri dari kekuasaan Taliban.
Seperti dilansir Reuters, akibat peristiwa tersebut, seorang penjaga Afghanistan dilaporkan tewas dan tiga lainnya terluka. Militer Jerman, Bundeswehr, melaporkan bahwa baku tembak itu juga melibatkan pasukan AS dan Jerman. Kendati demikian, Bundeswehr tidak merinci apakah penjaga Afghanistan yang tewas itu adalah salah satu milisi Taliban yang dikerahkan untuk menjaga bandara.
Bandara Kabul menjadi kacau sejak Taliban merebut kota tersebut pada 15 Agustus 2021. Negara-negara Barat termasuk AS, mencoba mengevakuasi orang-orangya dan warga Afghanistan yang bekerja untuk mereka. Pada Minggu (22/8/2021), milisi Taliban mencoba membubarkan kerumunan di bandara Kabul, selang sehari setelah tujuh warga Afghanistan tewas dalam bentrokan di gerbang.
Di sisi lain, pasukan asing di Afghanistan belum berusaha untuk memperpanjang tenggat waktu untuk meninggalkan negara tersebut yang disepakati pada 31 Agustus mendatang. Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, bahkan sempat mengatakan, pasukannya mungkin akan tinggal lebih lama di Afghanistan guna mengawasi proses evakuasi yang dianggap sulit dan menyakitkan itu.
Tembakkan suar
Sementara itu, sebuah pesawat militer dilaporkan menembakkan suar (flare) untuk mencegah teroris menembak mereka ketika lepas landas dari Bandara Kabul. Sejumlah negara terus mengintensifkan upaya penyelamatan warganya di Afghanistan, setelah Taliban merebut ibu kota negara itu pada 15 Agustus lalu.
Misi berbahaya ini bahkan mulai memasuki level baru, karena tim penyelamat takut menjadi sasaran rudal ketika mereka berada di Kabul. Karena itu, beberapa negara kini mulai mengembangkan metode penerbangan yang memungkinkan mereka lolos dari serangan. Pesawat militer AS melakukan pendaratan dengan cara diving di bandara yang dikelilingi pemberontak, dengan harapan mengecoh jika ada rudal ditembakkan.
Sementara sebuah video memperlihatkan pesawat Perancis menyebarkan suar ketika mereka lepas landas dari Bandara Kabul. Dilansir The Sun Minggu (22/8/2021), pesawat itu membuat teknologi pencari panas dari rudal untuk mengunci sasaran tak berfungsi. Pihak Taliban diyakini tidak akan mencoba menjatuhkan satu pesawat Barat, karena jika mereka melakukannya akan memicu serangan balasan.
Karena itu, negara Barat khawatir ancaman justru datang dari kelompok yang berafiliasi dengan ISIS, yang diyakini sudah memasuki ibu kota Kabul. Ditakutkan, teroris tersebut akan mencuri rudal pengunci panas dan menembak pesawat berisi ratusan pria, perempuan, dan anak-anak. Kedutaan Besar (Kedubes) AS sudah mewanti-wanti warganya ancaman ISIS mulai signifikan. Mereka dilarang datang sendiri ke bandara tanpa instruksi khusus.
Ada juga laporan yang menyebutkan bahwa sel-sel kelompok yang dinyatakan kalah pada Maret 2019 mulai berkumpul di Kabul, meski sejauh ini tidak ada ancaman kekerasan. Bandara Internasional Hamid Karzai, Kabul, menjadi salah satu lokasi utama warga Afghanistan yang ingin lari dari Taliban. Pasukan AS dan Inggris dikerahkan untuk menjaga perimeter dari ribuan orang yang berusaha menyelamatkan diri.
Teroris paling diburu
Informasi lain, pentolan teroris yang paling diburu AS, Khalil Haqqani, dilaporkan tiba di Kabul untuk membahas pemerintahan baru Taliban. Khalil Haqqani menjanjikan pemerintahan baru bagi Afghanistan, ketika memimpin shalat di masjid ibu kota pada Jumat (20/8/2021).
Diwartakan New York Times, kepada massa, Khalil mengatakan prioritas mereka adalah memulihkan keamanan di Afghanistan. "Jika tidak ada keamanan, maka tentu takkan ada kehidupan. Karena itu, keamanan akan segera kami berikan," janjinya. "Baru setelah itu kami bakal memberi ekonomi, perdagangan, pendidikan bagi pria dan perempuan. Takkan ada diskriminasi," lanjut Khalil.
Khalil Haqqani merupakan salah satu anggota Jaringan Haqqani, kelompok yang bertanggung jawab atas sejumlah aksi teror mematikan. Dilansir The Sun Minggu (22/8/2021), mereka melancarkan serangan yang merenggut nyawa warga sipil, pejabat pemerintah, hingga pasukan asing. Pemerintah AS menetapkan Jaringan Haqqani sebagai kelompok teroris, yang juga mendapatkan sanksi dari PBB. Berdasarkan situs Rewards for Justice, kepala Khalil dihargai 5 juta dolar AS atau sekitar Rp 72 miliar.
Dia merupakan salah satu petinggi Taliban, dan sering menerima perintah dari keponakannya, Pemimpin Jaringan Haqqani, Sirajuddin Haqqani. Selain itu menurut situs Rewards for Justice, Khalil sering bertindak atas nama Al Qaeda, dan sering dikaitkan dengan teroris tersebut. Selain Khalil, pimpinan lain Jaringan Haqqani, Anas Haqqani, dilaporkan juga terlihat di Kabul pada Jumat.